Hal ini dibuktikan adanya temuan pemberat jala yang terbuat dari bahan tanah liat. Jenis bahan yang sama untuk bahan pembuat gerabah.Â
Untuk fenomena ini membutuhkan penelitian dan kajian yang lebih mendalam lagi. Hal ini karena proses migrasi Austronesia yang identik dengan kehidupan pertanian dan domestikasi hewan atau memelihara hewan lebih dominan. Sementara kehidupan melaut kemungkinan berkembang setelahnya.Â
Kehidupan petani dan nelayan, di masa awal diperkenalkannya budaya tersebut dapat diidentifikasi melalui berbagai kajian hasil penelitian berdasarkan berbagai artefak yang ditemukan.
Namun penelitian yang lebih mendalam, lalu mengambil sampel data untuk diuji karbon untuk melihat umur peradaban, masih perlu dilakukan.Â
Hal ini karena kemungkinan Kerangka Manusia Oluhuta, bukanlah para migran Austronesia pertama, yang sudah hadir di wilayah Sulawesi Utara, melalui Kepulauan Talaud sejak 3500 tahun yang lalu.Â
Dan kehadirannya di daratan sulawesi bagian utara, termasuk Gorontalo, rasanya tidak mungkin baru ada pada kisaran 770 tahun yang lalu atau pada abad 12 M.Â
Di bagian utara Sulawesi dan Kepulauan Talaud pertanian sudah dikenal sejak 3500 tahun yang lau. Apakah mungkin di wilayah Gorontalo, pertanian baru di kenal 770 tahun yang lalu atau abad 12 M. Rasanya tidak mungkin Gorontalo sebaru itu mengenal budaya bercocok tanam.Â
Lebih memungkinkan jika kerangka Oluhuta adalah pendukung budaya yang berkembang setelahnya, pada kisaran masa sejarah awal dimana berbagai pranata sosial mulai bertumbuh, juga awal munculnya kehidupan sosial budaya berbentuk kerajaan.Â
Namun, hal ini masih perlu diuji kembali melalui berbagai temuan arkeologi, juga penelitian lanjutan yang lebih luas jangkauan datanya.
Sepertinya para arkeolog tidak cukup berhenti pada temuan kerangka Oluhuta semata, sebab ternyata berdasarkan penanggalan karbon, umur kerangka Oluhuta masih tergolong sangat muda, dan belum bisa dijadikan bukti bahwa manusia Oluhuta sebagai petani awal di pesisir Gorontalo itu.Â