Apakah sedemikian lamanya waktu yang dibutuhkan, sejak awal perkembangan di Talaud dari 3500 tahun lalu, ke Gorontalo yang baru mengenal bercocok tanam, 770 tahun lalu, berdasarkan hasil pertanggalan kerangka manusia Oluhuta? Rasanya argumen tersebut, belum bisa digunakan sebagai pegangan.Â
Apakah kerangka Manusia Oluhuta itu juga pendukung budaya kapak beliung di Gorontalo? Artinya manusia pertama yang memperkenalkan budaya bercocok tanam di pesisir Gorontalo?
Tapi mengapa, kronologi kerangka Manusia Olahuta demikian mudanya, hanya di kisaran abad 12 Masehi? Sedangkan masa awal bercocok tanam di wilayah Sulawesi Utara, dari bukti-bukti arkeologi yang ditemukan, berkisar antara 3500-4000 tahun yang lalu.Â
Hanya saja, asosiasi antara temuan kapak beliung dengan kerangka manusia Oluhuta, masih perlu dijelaskan konteks asosiasinya atau keterhubungannya.Â
Jika bicara kapak beliung, gerabah dan temuan lain, maka dalam pengkerangkaan zaman, temuan tersebut membuktikan adanya budaya neolitik, atau dalam skala sosial ekonomi, adalah zaman ketika orang pertama kali mulai mengenal budaya bercocok tanam. Juga adanya kehidupan menetap, mengenal organisasi kelompok dan juga mulai mengenal kepercayaan terhadap Sang Maha Pencipta.Â
Lalu apakah, kerangka manusia Oluhuta itu merupakan manusia petani pertama yang hadir di Daratan Gorontalo? Pertanyaan yang sulit dijawab, mengingat belum ada hasil penanggalan absolut yang terbaru.Â
Namun, bukti-bukti adanya kerangka manusia Oluhuta yang berasosiasi dengan temuan gerabah, kapak beliung dan sebagainya, membuktikan bahwa adanya kehidupan pertanian awal di pesisir Gorontalo yang kemungkinan diperkenankan oleh para penutur Austronesia dalam serangkaian perjalanan migrasinya, yang pertama kali melalui pintu gerbang Kepulauan Talaud.Â
Hanya kepastian pertanggalannya harus diuji kembali, juga tentang Kerangka Manusia Oluhuta, apakah petani awal atau justru para pendukung budaya di masa kemudian pada episode kehidupan sejarah di Gorontalo.Â
Meski demikian, perkembangan kehidupan maritim tampaknya juga berpautan dalam ruang dan waktu. Maksudnya selain kehidupan pertanian, juga mengenal kehidupan melaut.