Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Manusia Oluhuta, Petani Pertama di Daratan Gorontalo?

5 November 2020   09:05 Diperbarui: 5 November 2020   18:37 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapak beliung yang ditemukan di situs Oluhuta. Foto diambil saat penelitian lapangan. Sumber: Balar Sulut

Hasil Penelitian arkeologi di Situs Olahuta Gorontalo, sekitar beberapa tahun lalu menyentak publik khususnya di Gorontalo. Ditemukannya kerangka manusia yang terkubur di bawah permukaan tanah, dan tersingkap oleh penggalian arkeologi, membuat publik bertanya-tanya. 

Kerangka manusia, yang ditemukan hasil penggalian (ekskavasi) arkeologi di Desa Oluhuta, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bulango, Gorontalo kemudian dikenal sebagai Manusia Olahuta itu pertama kali ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sulawesi Utara. Sayangnya, tidak ada tindaklanjut penelitian maupun kajian dari hasil penelitian arkeologi itu. 

Berdasarkan hasil perhitungan umur atau kronologi absolut, disebutkan bahwa umur kerangka manusia Oluhuta itu sekitar paling tua 770 tahun yang lalu. Jika dihitung sekarang, berarti kerangka manusia Oluhuta adalah manusia yang hidup di abad 12 M, atau sekitar tahun 1300an. Untuk umur seperti itu terhitung sangat muda. 

Saya sendiri, cukup penasaran dengan hasil dating itu. Sebab, sebelum ditemukannya kerangka manusia, di sekitar situs juga ditemukan berbagai alat batu, berupa kapak beliung, yang menjadi indikasi adanya kehidupan zaman neolitik, atau secara sosial ekonomi, adalah masa dmana manusia hidup dengan budaya bercocok tanam untuk pertama kalinya. 

Jika bicara tentang masa awal bercocok tanam atau budaya olah pangan, bukti-bukti arkeologis di wilayah Sulawesi Utara, sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Jadi, bukti manusia Oluhuta, dengan hasil pertanggalan sekitar 770 tahun lalu, tentu sangat muda, ribuan tahun setelah perkembangan awal masa bercocok tanam. 

Temuan ini bisa dihubungkan dengan penutur Austronesia (Austronesian speaker) yang hadir di Sulawesi Utara sejak 4000 tahun yang lalu.

Berdasarkan hasil penelitian arkeologi sebelumnya, diketahui bahwa nenek moyang Austronesia, pertama kali menginjakkan kaki ke wilayah Sulawesi Utara, melalui pintu gerbang Kepulauan Talaud. 

Disebutkan bahwa sekitar 4000 tahun lalu, terjadi migrasi bangsa penutur austronesia, dari Taiwan berdasarkan teori Out Of Taiwan, antara lain melalui Samudera Pasifik. 

Salah satu banner yang menjelaskan kehadiran penutur Austronesia hadir di wilayah Sulawesi Utara pada kisaran 4000 tahun yang lalu. Sumber: Balar Sulut
Salah satu banner yang menjelaskan kehadiran penutur Austronesia hadir di wilayah Sulawesi Utara pada kisaran 4000 tahun yang lalu. Sumber: Balar Sulut
Mereka kemudian ada yang singgah dan menetap di wilayah pulau dan daratan di Sulawesi Utara, maupun di tempat-tempat lain di Kepulauan Sulawesi seperti di Oluhuta, Gorontalo

Memang di ketahui, pintu masuk pertama migran Austronesia itu melalui Kepulauan Talaud. Masa bercocok tanam, yang melahirkan budaya olah pangan, kemungkinan dikenal pertama kali, sejak 3500 tahun yang lalu, ketika orang-orang penutur Austronesia sekitar kurun waktu itu bermigrasi ke Nusantara, melalui pintu Kepulauan Talaud. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun