Meskipun saya termasuk belakangan mengetahui bahwa Pak Dju adalah juga kompasianer yang aktif menulis tentang arkeologi, namun begitu saya tahu, saya langsung ketularan dan ikut nyemplung ke dalam kawah Kompasiana, kawah candradimukanya para penulis pemula atau belajar menulis gaya jurnalis.Â
Saya baru mengetahui Pak Dju sebagai kompasianer, saat kami menggelar webinar "Membumikan Arkeologi Cara Jurnalis" yang mengundang Ahmad Arif, jurnalis Kompas sebagai narasumber.Â
Di saat itu Pak Dju disebut namanya oleh moderator webinar kami itu. Moderator webinar itu adalah Yadi Mulyadi, arkeolog universitas Hasanuddin, yang belakangan baru saya ketahui sebagai kompasianer juga.Â
Nama yang saya sudah saya sebut sebelumnya, dalam deretan arkeolog yang juga kompasianer. Memang seperti kebetulan, dua kompasianer itu saya pertemukan di forum webinar yang saya gelar itu.Â
Rasanya, setelah waktu berlalu, kejadian waktu itu jadi seperti momen yang lucu. Yadi Mulyadi moderator webinar kami itu, meminta Pak Dju memberi tanggapan atas materi webinar. Dan memperkenalkan Pak Dju sebagai arkeolog yang selama ini sering menulis populer arkeologi di media surat kabar.Â
Yadi juga memperkenalkan Pak Dju sebagai kompasianer. Sementara Yadi Mulyadi menyembunyikan identitasnya, bahwa dia juga kompasianer..hadeuh....hehehe.Â
Rasanya lucu juga, pihak yang menggelar webinar, yaitu saya, diam-diam mendaftar sebagai Kompasianer tanggal 24 Juni 2020, sehari setelah webinar selesai digelar. Tanpa memberi tahu Pak Dju dan juga Pak Yadi Mulyadi...hehehe. Â
Yadi Mulyadi, baru sekitar satu dua bulan ini saya ketahui bahwa beliau juga seorang Kompasianer. Setelah tanpa sengaja saya berselancar menelusuri tulisan-tulisan arkeologi yang berlabel arkeologi.Â
Disitulah saya ketemu arkeolog, yang sudah lama sekali saya kenal. Di Kampus Unhas, Yadi Mulyadi adalah yunior saya, tetapi di Kompasiana, beliau adalah senior saya. Meskipun belakangan tampaknya, belum aktif lagi.Â
Selanjutnya, Churmatin Nasoichah mungkin satu-satunya arkeolog wanita yang juga kompasianer. Setidaknya yang saya ketahui sampai saat ini. Saya mengetahui bahwa yang bersangkutan adalah juga Kompasiana, juga hasil selancar saya menelusuri jejak-jejak arkeologi atau artikel berlabel arkeologi hehehe. Dari profilnya, beliau juga senior saya di Kompasiana.Â
Saya mengenal Churmatin, adalah seorang arkeolog dari Balai Arkeologi Sumatera Utara. Beberapa kali bertemu dalam forum bersama tentang arkeologi, juga saling follow di beberapa akun medsos, walapun tidak akrab-akrab amat, karena beliau yunior saya jauh di instansi arkeologi.Â