Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Pada Senja di Pucuk Daun

18 September 2020   22:54 Diperbarui: 18 September 2020   23:16 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit berwarna jingga. Menggantung di pucuk daun
Diantara ilalang gersang. Dan waktu yang terus berembun
Di bukit pohon kasturi dan puncak dahan yang mulai rapuh
Pada  senja yang temaram. Di pantai sauh mulai berlabuh
Jelaga malam menyambut lelaki dalam kesendirian sunyi
Merayap ratap kepergian sang kekasih duka tak terperi

Senjamu di pucuk daun. Melagukan merdu mensiasati rintih
Jiwa laksana karang menyembunyikan ombak berbuih
Pada riak gelombang menjelang malam bersembunyi
Tatkala menderu angin menyisir pasir digenggam ilusi
Teduh, tenang, kau bertahan dalam rindu ditinggal pergi

Senjamu dihempas badai samsara. Berharap sauh mengantar ke muara
Saat langit kembali jingga. Menjelang pagi dibuai rampak warna
Bayang kekasih datang merupa. Lelaki menari-nari di tepi telaga
Jiwa yang berlupa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun