Untukmu sobat..
Seorang lelaki muda belia
yang tak kuasa melaju bersama waktu
dan meninggakan dunia fana
bersama harapan yang jauh dari purna
pergi menjadi bayang yang sirna
tepat pada ujung cita mulia
saat kau hendak mengikat janji
melepaskan kesendirianmu
dan menjadi raja semalam
di pelaminan...
Sobat...
tapi waktu telah mengujimu begitu rupa
dalam perjalanan yang melelahkan
tapi kau memilih diam..
dan kau memilih berserah
pada lelah dan kepingan cinta
yang pergi bersama rintik kelam
pada detak waktu yang tak kau tahu
di mana jalan yang jadi penentu
selamat jalan sobat...
kau diam menyembunyikan sakitmu
kau tunjukkan wajah berseri menutupi perih
dan aku tak pernah paham tentang senyummu
menyembunyikan kegelisahan tanpa jejak
Maafkan aku yang tak menjagamu...
Maafkan aku yang tak memperhatikan keluhmu
Tak mendengarkan gelisah dan kesahmu...
Kenapa kegelisahanmu tak kau teriakkan keras-keras
Seperti saat kau marah sama papamu atau adikmu...
Kenapa kau diam, kau pendam
seperti kau jadi penakut pada takutmu
Kenapa....
Maafkan aku yang dalam rupa waktu tak sadar
kau yang masih lemah dalam langkah beratmu
kau pasrah, hanya berjalan mengikuti ketidakpastianmu....
Maafkan aku, yang membiarkanmu maju sendiri
dalam medan pertempuran yang belum sanggup kau menangkan....
Tapi tak apa, kau sudah melampaui setengah pertempuranmu
Kau tetap gagah perkasa dimataku...
Tenanglah disana sobat....
mungkin kau bisa melihat dari kejauhan
bagaimana aku bertarung di medan pertempuranmu....
Kelak, kau akan mendengar sendiri dariku
Bagaimana cara memenangkan pertempuranmu....
Ya...kelak, kita kan bertemu dan berbicara....
Mungkin saat itu kau bisa berteriak
meneriakkan keluh kesahmu yang kau pendam....