Jenis terakhir ini, setelah diambil, kemudian ditumbuk, langsung dapat digunakan tanpa diberi campuran pasir atau temper lainnya.Â
Tanah merah - raraendang. Bahan lain yang dipergunakan ialah tanah merah. Jenis tanah ini tidak terdapat di desa Pulutan, dan harus dibeli dari daerah lain.Â
Kegunaan bahan ini sebagai bahan pewarna dan penutup pori-pori dari arah luar, dengan cara dipoleskan pada gerabah. Selain itu untuk mengkilapkan permukaan gerabah, dan untuk menutup pori-pori tanah liat digunakan Damar.Â
Damar dibakar dan setelah dalam bentuk cair an damar yang masih panas dioleskan di permukaan gerabah yang sudah dibakar.Â
Damar dipergunakan sebagai bahan untuk menutup pori-pori, agar tidak tembus air, di samping tujuan lainnya, yaitu untuk memperindah. Cara penggunaannya sama dengan penggunaan tanah merah.Â
Adapun alat perlengkapan, antara lain alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan gerabah seperti Luluwek, bentuk alat ini bulat memanjang (Bahasa Jawa: alu).Â
Terbuat dari kayu, dipergunakan untuk menumbuk tanah liat. Luluwekan Alat ini terbuat dari kayu dan dipergunakan untuk alas/landasan menumbuk tanah liat. Wuwuwuk,Alat ini berbentuk bulat panjang, dipergunakan untuk membuat bentuk dasar gerabah.Â
Pengalas Terbuat dari papan kayu, berbentuk empat persegi panjang. Sesepek dipergunakan sebagai alat pemukul untuk membentuk gerabah dari arah luar dengan teknik tatap landas (paddle).Â
Berbentuk empat persegi panjang. Pada tempat pegangan dibuat lebih kecil. Kekeret Bentuk serta ukurannya sama dengan sesepek, tetapi digunakan khusus untuk membuat k u r e (periuk besar).Â
Wuwungan, bentuk alat sama dengan sesepek, tetapi diberi cap hiasan, yang dapat dipergunakan untuk memberi cap/hiasan pada gerabah.Â
Totootok Alat ini sama dengan batu pemukul, berbentuk lingkaran dengan menggunakan pegangan, serta dibuat dari tanah liat yang dibakar. Alat ini digunakan untuk membuat gerabah dari arah dalam (anvil). Paweruan Alat ini digunakan untuk alas, pada pengerjaan tahap tertentu, dibuat dari bambu yang dianyam.Â