Jafar Hatala, nama kakek itu. Menurutnya kampung lama Ujir (Situs Uifana) adalah kampung ketiga, dan setelah perang dunia II, kampung tersebut ditinggalkan dan masyarakat menempati kampung baru yang sekarang mereka tempati.Â
Baiklah, mungkin bangunan itu memang bentang Belanda, dan setelah ditinggalkan Belanda, leluhur orang Ujir, menggunakannya sebagai masjid, segera setelah Belanda hengkang.Â
Namun selain itu, tampak sisa-sisa reruntuhan dinding batu, mengelilingi area yang cukup luas. Sepertinya renruntuhan dinding batu itu dulunya merupakan pagar kampung.Â
Dinding susunan batu, yang mengelilingi kampung yang terbilang luas masa itu. Penduduk menyebut pagar kampung terbuat dari susunan batu itu dengan sebutan lutur. Juga masih terlihat dua buah sumur (parigi) yang dindingnya terbuat dari susunan batu, masih tampak tersusun rapi.  Tampak di bagian lain, reruntuhan tembok, yang kemungkinan bekas  pintu gerbang kampung, yang dekat dengan bibir sungai.Â
Pemukiman di wilayah situs menunjukkan pemukiman sudah tertata dan teratur dengan pembagian pola keruangan tertentu. Data di lapangan pemukiman sudah memanfaatkan dinding-dinding susunan batu yang tertata rapi dan berkuran cukup besar dan luas.
Dinding batu adalah susunan batu karang, yang sebagian menunjukkan proses pemangkasan membentuk persegi. Struktur bangunan ini dianggap sebagai bagunan yang paling menonjol dibanding temuan lainnya.Â
Ini adalah bangunan batu persegi berukuran besar dengan pintu dan jendela melengkung, yang tersusun dari batu, dengan teknologi perekat atau plester kapur. Jendela melengkung yang awalnya struktur kemudian telah isi dengan batu-batu karang. Ambang besi di jendela melengkung terdapat piring yang dilekatkan di bagian atas jendela, yang menunjukkan piring cina merupakan bagian dari ornamen bangunan tersebut.Â
Penduduk desa setempat menyebut bangunan ini sebagai mesjid atau masjid dan menurut penduduk, memperkirakan bahwa bangunan ini merupakan struktur yang paling belakangan didirikan dibanding struktur lainnya di area situs pemukiman lama.Â
Tampaknya digunakan sebagai masjid adalah penggunaan kembali struktur yang sebelumnya sudah ada, dan mungkin lebih kompleks dari bangunan yang tampak sekarang ini. Warga setempat boleh saja mengatakan jika bangunan adalah Benteng Portugis, namun struktur bangunan pada umumnya tampak sebagai bangunan non Eropa.Â