Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pulau Ujir yang Misterius

1 September 2020   00:55 Diperbarui: 12 September 2020   16:17 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungai Ujir. Sumber: Dokpri

Suatu ketika kami menyusuri jejak pemukiman kuno, di sebuah pulau, di bagian barat Kepulauan Aru. Pulau Ujir namanya. Pulau kecil dan terpencil di bagian timur Maluku, di sebuah wilayah kabupaten yang dikenal sebagai Kabupaten Kepulauan Aru. 

Berada tidak begitu jauh dari Dobo Ibukota Kabupaten Kepulauan Aru. Pulau Ujir di sebelah barat daya Kota Dobo, mungkin pulau yang tidak sulit dijangkau. Hanya sekitar 1-2 jam perjalanan speedboat, kita akan sampai di sana. 

Dikelilingi pantai berpasir putih, pulau Ujir yang kecil tampak menjadi lebih menawan. Itu pemandangan pertama yang kita dapat, jika mengelilingi pulau Ujir dari atas speedboat. Dari sini, Pulau Ujir menjadi daya tarik orang untuk berkunjung kesana. 

Rupanya tidak hanya itu, bagi para peneliti, bukan semata-mata untuk melihat pasir putihnya atau indahnya mutiara. Menemukan selubung misteri Pulau Ujir di masa lalu, jauh lebih menarik. 

Dinding-dinding tembok yang sebagian telah runtuh, susunan batu-batu yang tertata rapi adalah sebagian peninggalan masa lalu yang misterius. Siapa gerangan yang membuat tembok ini, dan mengapa membangun tembok di pulau ini. 

Setidaknya pertanyaan sederhana itu yang muncul, meski jawabannya tidak sesederhana itu. Penduduk menyebut kampung lama dengan tembok-tembok misterius itu dengan sebutan Uifana, artinya kampung yang sudah tua. 

Namun tidak ada yang tahu setua apa kampung lama itu. Penelitian  saya dan tim peneliti Balai Arkeologi Maluku beberapa waktu lalu mencoba menyingkap misteri itu.

Berbekal pustaka dan informasi penduduk, kami melakukan survei, mengumpulkan berbagai fragmen keramik China dan pecahan tembikar (sempe) kuno di seluruh areal kampung lama itu. 

Hasilnya, kesimpulan sementara, kampung kuno itu berkembang sejak abad 15 M. Kesimpulan yang masih sangat terbatas tentu saja, karena hanya berdasarkan barang-barang di atas tanah, berupa kumpulan dari kepingan pecahan keramik China, tembikar dan botol-botol kaca peninggalan kolonial.

 Namun jauh sebelum itu, sebelum ada perdagangan keramik, tentu sudah ada pemukiman, karena tidak mungkin ada aktifitas perdagangan, kalau tidak ada aktifitas bermukim sebelumnya. 

Tembok-tembok misterius itu kemungkinan sudah ada sejak sebelum kolonial eropa, tapi mungkin umurnya tidak lebih tua dari keramik-keramik China yang ditemukan, atau mungkin seumur dengan kedatangan kolonial, mengingat tembok-tembok itu berdinding batu yang dilapisi perekat berupa kapur yang dibuat dari kerang yang dibakar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun