Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kota Ternate dan Gunung Gamalama: Kosmologi Kota Tua nan Magis

26 Agustus 2020   23:09 Diperbarui: 27 Agustus 2020   12:26 1963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Ternate dan G. Gamalama, dilihat dari arah laut menuju Sofifi. Sumber: Dokpri

Hasil penelitian, menunjukkan antara gunung dan kedaton tidak ada areal pemisah yang digunakan sebagai aktivitas bermukim, hal ini menjadi penanda, bahwa antara gunung dan kedaton terjaga hubungan langsung, yang menjadi simbol bahwa gunung merupakan bagian dari simbol kosmos yang tak terpisahkan dengan kedaton.

Gunung Gamalama: Simbol Kosmos Dunia Suci

Kota Ternate dan G. Gamalama, dilihat dari arah laut menuju Sofifi. Sumber: Dokpri
Kota Ternate dan G. Gamalama, dilihat dari arah laut menuju Sofifi. Sumber: Dokpri

Gunung di sebelah barat, adalah simbol dunia gaib, sedangkan kota di sebelah timur, adalah simbol dunia manusia atau kota, yang melambangkan aktivitas duniawi manusia dan ditengah-tengahnya terdapat kedaton, sebagai pusat orientasi, pusat keramat kerajaan (negara) yang menjadi penghubung antara dunia gaib (gunung) dan dunia manusia (kota).

Melalui arah laut di sebelah timur kedaton, merupakan arah datangnya manusia dari berbagai penjuru dunia, yang membawa rezeki sekaligus berbagai cobaan, oleh karena itu di sebelah timur ditempatkan pelabuhan sultan.

Untuk menuju kedaton, tempat sultan bertahta dihubungkan melalui Jembatan Sultan yang diujungnya terdapat bundaran sehingga disebut Ujung Bundaran (Bululu Madehe).

Dengan konsep tersebut, orang Ternate memaknai alam semesta dalam kosmologi nilai-nilai adat di ruang interaksi sosial mereka dengan alam seperti gunung misalnya dianggap sebagai representasi sifat dan simbol Ibu (perempuan). 

Logika dan asumsi ini memandang bahwa layaknya seorang Ibu memiliki kodrat untuk melahirkan, sehingga terjadinya erupsi dipahami sebagai prosesi yang menyerupai tuntutan kodrat tersebut.

Sifat dan naluri keibuan lainnya adalah kasih sayang yang tidak ada batasnya, menciptakan rasa aman yang dalam serta merta memiliki naluri alamiah sebagai sumber kesuburan sehingga meskipun terjadinya bencana akan turut membuat tanaman menjadi subur. 

Terkecuali adanya ketidakselarasan atau melanggar keseimbangan alam maka diyakini akan melahirkan bencana dan merugikan bagi manusia itu sendiri.

Bagi orang Ternate, gunung dimaknai sebagai dunia suci karena menurut kepercayaan setempat Gunung Gamalama, dianggap sebagai tempat singgasana mahluk gaib dan tempat bersemayamnya para leluhur orang Ternate. Aktivitas gunung Gamalama yang berkelanjutan juga memunculkan adanya tradisi Kololi Kie, yang kini digelar rutin oleh masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun