Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Malam Suci

19 Agustus 2020   20:58 Diperbarui: 30 Agustus 2020   23:58 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: https://muslim.okezone.com/

Malam diantara langit yang mengabarkan tentang akhir atau awal.di penghujungnya. Diantara awan tempat bergelantung mahluk malam ataupun
malaikat. Lalu di bumi dihamparkan aneka rupa sesajian diantara tembang-tembang doa, yang mengalun diantara desiran angin dan debu. Kemudian hadir bulan dan bintang bersamaan menjemput malam.  

Malam keramat dan berkelebat mahluk-mahluk tak terlihat, pada dahan dan ranting pohon di sudut malam, di antara langit dan bumi. Lalu manusia-manusia berpijak di atas tanah mengharap rahmat dan kesucian. Mendengungkan lantunan puji-pujian dan sesajian dalam lingkaran permintaan. Dan mahluk malampun meninggalkan sunyi. 

Makanan terhidang dalam doa dan harapan. Dari taman dan ladang yang ditumbuhkan. Menari-nari pada siang hingga sore untuk menyatukan harapan yang sempat hilang di malam kemarin.

Langit pada malam menjelang pagi yang temaram, sebelum kokok ayam jantan. Disahuti oleh doa dari setiap altar dan mimbar. Dan tembang-tembang para leluhur yang sudah dihangatkan, oleh lantunan syair dan mantra doa.

Makanan terhidang, bubur beras putih dan merah tersaji. Diantara malam kelam dan hari suci. Langit menampakkan cahaya purnama yang terpanggil. Pada malam keramat. Diantara waktu awal dan akhir menjelang pagi. Duduk melingkar para orang tua dalam khidmat pada leluhur yang sunyi dan doa kepada Sang Maha Suci. 

Dan malam keramatpun menjelma malam suci. Diantara obor-obor bercahaya nan terang, dipegang dan diayun ramai-ramai.
Di pelataran....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun