Hari kedua, kami sudah dijadwalkan untuk melihat Pulau Baling-baling, lebih dekat, Lesung batu Desa Oki, yang dijadikan sebagai Monumen Ratu Oki di Desa Kali Oki. Hal yang membuat kami penasaran juga adalah Kubur Keramat di Desa Belang.
Hmm…saya mlongo dibuatnya, saking terpesonanya. Hmmm belum lagi surge bawah lautnya, kata Pak Jan Manopo, yang membuat saya penasaran tak berkesudahan.  Sayang berjuta sayang, saya tidak pandai menyelam, dan tak mungkin menyelam dalam waktu yang terjepit ini.Â
Tidak banyak yang bisa saya ceritakan, tapi hamparan air yang tenang dan biru, dan pasir putihnya, membuat saya terdiam. Untuk apa saya ceritakan, karena bagi saya keindahan akan sangat memuaskan jika saya rasakan sendiri bukan? Selain kawasan pantai, drone yang kami persiapkan juga menangkap areal persawahan, masih di Desa Bentenan.
Sayang kami belum dapat informasi yang banyak tentang Kubur Keramat Belang, dari aspek sejarahnya. Namun lokasinya yang di tempat yang tepat, di atas hamparan pantai biru dengan jejeran kapal-kapal nelayan. Membuat keramat itu jujur menjadi cantik amat.
Hmm… hati belum puas, tapi waktu dua hari ini tidaklah cukup untuk menangkap semua keindahan ini. Yang pasti apa yang saya peroleh dua hari ini, memperkaya pengalaman saya untuk materi pelatihan pemandu wisata esok hari.Â
Dan tentu saja, saya mungkin cukup menayangkan foto-foto dalam materi presentasi saya dan menutupnya dengan ajakan, kepada pramu wisata, untuk mengabarkan ke seluruh penjuru negeri Nusantara dan dunia, bahwa Minahasa Tenggara, adalah tanah surga. Itu saja…
Salam Hormat.... Wuri Handoko
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H