Kabupaten Minasaha Tenggara (Mitra), memang luar biasa. Saya bisa sebut Mitra, adalah salah satu tanah surga di bumi Minahasa, Nyiur Melambai. Terdiri dari 12 kecamatan, 135 desa dan 9 kelurahan.
Bentang wajah Mitra, yang terdiri hutan, bukit, gunung dan laut, dan juga hamparan ladang pertanian juga sawah. Hal itu semua merupakan perpaduan yang kaya bak lukisan panorama dengan tinta warna yang aduhai menawan dan memanjakan mata.
Gunung Soputan, adalah salah satu ikon yang paling lekat di masyarakat Mitra. Sajian panorama yang lengkap. Saya sambil berkeliling, sambil pula mencatat-catat untuk materi esok harinya di depan para pramuwisata Kabupaten Mitra.
Sambil berkeliling, Pak Jan Manopo, dengan sangat antusias bercerita soal potensi wisata Mitra dengan sangat antusias, seperti seorang tour guide memberikan penjelasan kepada wisatawan.
Kabupaten Mitra, memiliki potensi sumber daya budaya yang unik dan lengkap. Tiga suku sub etnis di Mitra, Posan, Tonawang dan Ponosakan, adalah kekhasan etnis dengan ciri budaya masing-masing yang lekat dengan kesahajaan orang Minahasa.
“Kalau Anda datang ke Sulawesi Utara, tidak lengkap kalau tidak datang ke Minahasa Tenggara”, kata Pak Jan Manopo menirukan ucapan Bupati Minahasa Tenggara, James Sumendap.
Mitra memang tanah yang menjanjikan, kekayaan keunikan budaya dan panorama alamnya, menyatu, berpadu dalam figura yang penuh keindahan buah cipta Sang Maha Penguasa Jagat Raya.
Pertama-tama, kami mulai berkeliling di daerah yang dinamakan Kecamatan Ratahan. Di wilayah Ratahan, kita disuguhi kejernihan Danau Lumpias yang menyegarkan mata, sekaligus menyegarkan jiwa.
Datanglah pada pagi hari, sensasi rasa mentol akan terasa di sekujur badan, saking segarnya, hingga merasuk dalam tulang menembus ke sumsun tulang belakang kita, sejuk dan menyegarkan.
Nama Dodoku Ali, adalah nama seorang panglima atau Kapitan Luat. Kalau sekarang mungkin bisa disebut sebagai Kepala Staf Angkatan Laut, ataupun sekelas Lantamal di wilayah Provinsi.