Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masjid Kuno di Pulau Haruku, Simbol Agama Merawat Kearifan Budaya Lokal

19 Juli 2020   06:10 Diperbarui: 26 Februari 2022   11:46 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Kuno Hatuhahamarima, Pulau Haruku, Sumber: Balai Arkeologi Maluku/Wuri Handoko

Pada suatu ketika, penduduk Hulaliu, beralih menjadi penganut Kristen Katolik, namun persaudaraan dengan keempat negeri saudaranya itu tetap bertahan. Oleh karena itu didirikanlah Masjid Kuno, sebagai simbol Islam, sekaligus simbol persaudaraan kelima negeri. Simbol ikatan adat dan tradisi Kerajaan Hatuhaha, meskipun Hulaliu sudah beralih menjadi penganut agama Kristen.

Dalam edisi Kompasiana sebelumnya, saya pernah menyebut, ada sebuah masjid kuno di Pulau Haruku, menjadi simbol persaudaraan Islam dan Kristen atau Salam dan Sarani di Maluku. Masjid inilah yang saya maksud. Masjid yang sangat populer di kalangan masyarakat Maluku. Tapi tampaknya, belum cukup dikenal di Indonesia.

Rancang Bangun Masjid Kuno

Masjid Kuno di Desa Rohomoni, Pulau Haruku, bagian dinding maupun atap masih dinding kayu dan atap rumbia. Keseluruhan bangunan tanpa menggunakan paku melainkan pasak, dan ikatan tali ijuk atau dalam istilah lokal disebut gamuttu. 

Bangunan terdiri dari tiga bagian yakni ruang utama, ruang tambahan, dan serambi masjid. Ruang utama atau badan masjid merupakan simbol persekutuan empat negeri Islam, yakni Pelauw, Kabauw, Kailolo, dan Rohomoni sendiri. Sementara itu bangunan tambahan atau masyarakat sebut bangunan masjid yang lebih kecil sebagai simbol dari masyarakat Negeri Hulaliu yang sejak masa Portugis telah menganut agama Kristen.

Antara bangunan yang lebih besar dengan bangunan yang lebih kecil dihubungkan dengan ruangan semacam koridor, yang tampak sebagai sambungan antar bangunan masjid. Di bagian depan bangunan yang lebih kecil, disambungkan lagi dengan serambi atau beranda masjid.

Bangunan masjid yang lebih besar memiliki atap bersusun tiga, sedangkan bangunan yang lebih kecil, memiliki atap bersusun dua. Pada atap yang paling tinggi terdapat tiang alif, yang merupakan tiang Alif baru sebagai pengganti tiang alif lama yang sudah rusak.

Di serambi terdapat tempayan air yang terletak di bagian kanan dan kiri pintu serambi. Pada bangunan masjid terdapat berbagai macam ornamen, terutama motif flora yang menghiasi sebagian besar badan masjid, ventilasi diantara setiap susun atap dan panil-panil pintu masjid dan tiang masjid bagian luar.

Selain motif hias flora, juga tampak motif hias fauna yakni di panil pintu masjid dan tiang serambi masjid yang yang punya makna tertentu. Bangunan masjid, yakni ruang utama masjid yang besar berbentuk bujur sangkar berukuran 20 M2,  sedangkang ruang masjid yang lebih kecil dan bersambung dengan beranda seluruhnya berukuran 11 M x 5 M.

Bangunan masjid, dikelilingi oleh tembok keliling, terutama yang maih tersisa yakni di bagian depan mihrab masjid atau bagian sebelah barat masjid, dengan pintu gerbangnya di sebelah kanan arah masuk pintu gerbang. Dalam ruangan masjid, bangunan ditopang oleh empat tiang utama (soko guru) dan lantai bangunan masih berupa lantai tanah.

Simbol Islam Merawat Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun