Mohon tunggu...
Wuri Handoko
Wuri Handoko Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti dan Penikmat Kopi

Arkeolog, Peneliti, Belajar Menulis Fiksi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Dua Lelaki

17 Juli 2020   10:12 Diperbarui: 21 Juli 2020   21:49 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dua lelaki itu, tiba-tiba melemparkan pedangnya masing-masing ke tanah. Serempak, bersamaan, seperti diberi aba-aba sebelumnya. Pandangan mereka terarah kepada penduduk kota yang melingkarinya. Wajah-wajah cemas dan tegang. Serta merta, wajah penduduk kota berubah, saat kedua lelaki itu melemparkan pedangnya ke tanah. Beberapa orang menyeka wajahnya penuh debu, raut muka berseri-seri dan ceria. Wajah cemas dan tegang seketika berubah. Wajah ceria dan penuh semangat.

Tiba-tiba, dari tengah kerumunan, seorang pemuda setengah berlari melangkah maju ke depan lingkaran, sambil berteriak " Hidup Ki Dodjo, Hidup Ki Probo". Setelah teriakan itu, satu persatu penduduk kota yang berkumpul itu, ikut berteriak, "Hidup Ki Dodjo, Hidup Ki Probo". Seketika langit mendung dan menumpahkan hujan ke kota itu. Penduduk kota bersorak sorai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun