Oleh karena itu, tujuan inovasi program arkeologi adalah memberikan pemahaman bahwa hasil penelitian arkeologi juga dapat dimanfaatkan atau didayagunakan untuk pengembangan industri kreatif. Dalam hal ini, contoh yang sangat jelas dan dapat dilakukan adalah pendayagunaan obyek cagar budaya Waruga melalui pengembangan industri kreatif batik.Â
Hal ini karena banyaknya dan kayanya ragam hias yang melekat pada Waruga dapat dikembangkan untuk desain motif batik khas yang digali dari budaya khas Minahasa, dengan brand Batik Waruga. Balai Arkeologi Sulawesi Utara kemudian mulai mengkampanyekan kembali manfaat penting hasil penelitian Situs Waruga untuk pengembangan industri kreatif batik.Â
Balai Arkeologi Sulawesi Utara bahkan telah menyusun pedoman pelaksanaan inovasi pendayagunaan hasil penelitian situs cagar budaya Waruga untuk pengembangan industri kreatif Batik. Selain itu, agar berkelanjutan, Balai Arkeologi juga mendorong instansi terkait untuk menumbuhkan komunitas-komunitas kreatif yang lahir dari masyarakat dan generasi muda di sekitar situs Waruga.Â
Selain mengembangkan brand Batik Waruga, diharapkan juga tumbuh industri-industri kreatif lainnya sebagai hasil inovasi pendayagunaan situs cagar budaya Waruga, baik industri seni kriya, arsitektur, desain grafis dan sebagainya. Untuk kalangan siswa, Balai Arkeologi Sulawesi Utara mendorong adanya kelas-kelas inovasi.
Tujuannya memberikan materi sosialisasi hasil penelitian arkeologi, sekaligus memberikan pembekalan dan pengenalan ketrampilan untuk ide kratifitas siswa dalam menumbuhkan industri kreatif, misalnya pembekalan untuk membuat desain motif batik Waruga, selain mengenal nilai-nilai budaya Waruga, juga dapat membuat desain motif batik berdasarkan pengamatan siswa melihat secara langsung ragam hias waruga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H