Mohon tunggu...
Wurie hadi
Wurie hadi Mohon Tunggu... -

seorang dalam pencarian mencari kesejatian hidup,mengolah setiap pemikirannya lewat tulisan ringan berdasar apa yang dilihat, di dengar, dan dirasakan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Terlepas Kematian Khadafy Sebagai Pahlawan atau Pecundang

21 Oktober 2011   04:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sosok besar itu tercatat dalam sejarah dunia. Sosok besar yang bagi negeri paman Sam dan sekutunya adalah momok yang harus dimusnahkan dari muka bumi. Sosok yang digambarkan sebagai diktator bertangan besi. Penguasa tirani di Libya. Obama senang, Obama bangga, akhirnya musuh itu telah berhasil dilenyapkan. Moammar Khadafy, telah diberitakan meninggal akibat terluka parah saat ditangkap di kota kelahirannya, Sirte, pada Kamis (20/10/2011).

Terlepas kematian Khadafy sebagai seorang pahlawan atau pecundang, namun bagi saya sikap dari Amerika dan sekutunya yang menyatakan senang adalah sebuah kekejaman yang sungguh menjijikan. Mereka senang karena dengan kematian Khadafi, salah satu kepentingan mereka di timur tengah akan tetap berrjalan mulus. Apalagi sebenarnya kalau bukan keserakahan akan emas hitam di Libya yang menjadi incaran utama mereka. Keinginan untuk tetap menguasai kekayaan minyak Libya dengan kualitas terbaik di dunia. Misi busuk yang dikemas dan dibungkus rapi atas nama demokrasi. Atas nama hak azasi manusia, bahkan misi menyelamatkan dunia. Saya seratus persen tidak yakin bahwa tumbangnya rezim Khadafy dan kematiannya benar-benar akan memberikan pencerahan bagi rakyat di negeri itu. Seperti banyak diketahui Libya adalah pemasok minyak ke Eropa. Negara-negara eropa banyak yang tergantung dengan pasokan minyak dari sana. Maka sudah tentu adanya gejolak di Libya antara militan pro Khadafy dan yang kontra akan menimbulkan instabilitas bagi negara Eropa dan Amerika. Langsung ataupun tidak kekisruhan politik dalam negeri Libya akan mempengaruhi pasokan minyak dan harga minyak dunia. Hal itu berarti berimbas pada sektor perekonomian negara-negara Nato dan Amerika. Jadi jangan heran mengapa pertumpahan darah di Timur tengah seakan tak kunjung usai. Setiap kepemimpinan baru akan muncul pula militan-militan yang lahir untuk terus menggulirkan peperangan. Amerika maupun Nato akan serta merta melibatkan diri. Bila perlu mereka yang mengatur segala urusan dalam negeri di negara kaya itu. Jika rakyat mereka rela disetir oleh kepentingan Amerika dan sekutunya, maka iming-iming perdamaian mereka tawarkan. Negara demokrasi yang memberikan rakyat kebebasan berpendapat menjadi doktrin ampuh untuk dicekokkan pada rakyat Libya yang mereka incar kekayaannya.

Benarkah demokrasi yang didewakan oleh Amerika dan sekutunya adalah sebuah system paling ideal untuk semua negara di dunia? Sebuah gambaran akan kebebasan, lepas dari kediktatoran yang mampu menciptakan perdamaian? Lalu jika misi utama mereka adalah perdamaian dunia, apa yang mereka lakukan terhadap bangsa Israel yang nyata-nyata melakukan tindakan kejahatan perang dengan gerakan zionisnya. Gerakan genosida terhadap Palestina. Dimana pemimpin-pemimpin AS dan sekutunya ketika melihat kekejaman bangsa Israel meluncurkan rudal-rudal mereka ke Palestina? Dimana mata dan telinga mereka untuk menyuarakan perdamaian dunia? Dimana hati mereka untuk mengupayakan perdamaian. Saat mayat-mayat bergelimpangan di Gaza, tangis dan jeritan warga Palestina akibat kekejaman rudal Israel.

Sekali lagi saya merasa sungguh bodoh jika harus ikut euforia Obama yang begitu senang dan bangga atas kematian Khadafy.Peringatannya terhadap pemimpin bangsa arab lainnya ( Suriah dan Iran ) benar-benar menunjukkan kepongahan dan kesombongannya. Pernyataan sang presiden negara adidaya itu seakan menyatakan siapapun pemimpin di dunia ini yang tak tunduk dengan Amerika maka tunggulah waktunya akan bernasib sama dengan Khadafy. Sejarah mencatat, tumbangnya pemimpin-pemimpin dunia akibat tak mau tunduk dengan kepentingan AS atau sekutunya selalu bernasib tragis. Masih ingat sosok Saddam Husein bukan?

Jika perdamaian dunia hanya terwujud jika kemauan AS dan sekutunya dituruti, mungkinkah negeri kita juga harus menghamba pada mereka. Negeri dengan sumber daya alam yang luar biasa ini, bak Zamrud katulistiwa, bukan tidak mungkin incaran manis bagi mereka untuk mengeruk keuntungan. Jika emas hitam dari timur tengah telah dikuasai, cukupkah mereka merasa puas? Cukupkah keserakahan para pemimpin barat itu puas sampai disini?Sampai kematian Khadafy yang begitu sulit berkompromi dengan mereka?

Semoga pemimpin bangsaku tetap memilih berdaulat, tak sudi menghamba AS dan sekutunya hanya demi kesejahteraan keluarga dan golongannya. Keserakahan akan kekuasaan dan kekayaan telah membutakan siapa saja darisebuah nilai perdamaian. JIka anda bukan termasuk orang- orang serakah wahai para pemimpin dunia, jika masih ada cinta di hati kalian, ciptakanlah kedamaian yang sesungguhnya tanpa pamrih untuk mengeruk kekayaan milik bangsa lain. Keserakahanlah yang menjelma menjadikan anda manusia-manusia tak berhati. Hanya demi kepentingan kalian berapa banyak telah darah mengucur dan nyawa melayang. Peperangan selalu menyisakan kepedihan bagi yang lain. Anak-anak menjadi yatim, wanita –wanita menjadi janda, dan menyisakan pemuda –pemuda dengan jiwa yang rapuh.

Entah kapan dunia ini akan benar-benar terwujud damai seperti lirik lagu Michael Jakson. Selama Amerika, Nato, dan sekutu mereka dengan politik gandanya, kekeruhan di timur tengah dan bangsa lain yang tak sejalan dengan mereka, mungkin takkan usai hingga kiamat. Mereka yang mau disetir dengan kebijakan Amerika dan sekutunya, tak ubah hanyalah boneka/manekin mainan politik Amerika. Sedangkan mereka yang idealis, tak sudi menghamba pada Amerika dan sekutunya maka pertumpahan darah akan terus digulirkan dengan kemasan yang tampak indah untuk membela hak asasi manusia dan misi perdamaian dunia versi Amerika.

Mungkin lirik lagu sang raja pop ini yang menjadi impian banyak orang hanya akan menjadi lirik lagu saja. Walau saya bukan penggemar Michael Jakcson, saya sangat tersentuh dengan makna liriknya. Para pemimpin umat, cukuplah hari ini darah sang singa gurun itu tumpah. Cukuplah dunia mencatat sejarah kelam ini. Jika di hati kalian masih ada cinta untuk umat manusia. Ada tempat di dalam hati anda , dan saya tahu bahwa itu adalah cinta. Dan tempat ini akan dapat lebih terang daripada esok. Dan jika anda benar-benar mencoba, anda akan menemukan tak perlu menangis. Di tempat ini anda akan merasa tidak ada sakit atau kesedihan. Ada cara untuk sampai kesana. Jika anda cukup peduli untuk hidup. Buatlah sedikit ruang, untuk membuat tempat yang lebih baik. Menyembuhkan duniamenjadi tempat yang lebih baik. Bagi anda dan saya dan seluruh umat manusia.

* Heal the world make it a better place For you and for me and the entire human race

** There are people dying if you care enough for the living Make a better place for you and for me

Make a little space, to make a better place….for you and for me

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun