Mohon tunggu...
Wuri Annisa Nurfadlilah
Wuri Annisa Nurfadlilah Mohon Tunggu... Administrasi - Candidate for master degree in early childhood education at Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta

Penuntut Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengembangan Model Seni Kolase Kreasi (Selasi) Berbasis Pendekatan STEAM pada Anak Usia Dini

12 Juni 2024   00:24 Diperbarui: 12 Juni 2024   00:55 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengembangan seni kontemporer merupakan suatu inovasi yang sangat dibutuhkan dalam era digital ini. Dimana banyak inovasi dari mulai model pembelajaran hingga pendekatan dalam suatu pembelajaran, salah satunya yaitu pendekatan berbasis STEAM yang pernah penulis sampaikan di blog sebelumnya. Untuk pengembangannya sendiri penulis menggunakan model SELASI ( Seni Kolase Kreasi ) yang menggunakan pendekatan STEAM  (Sains, Technology, Engineering, Art, dan Mathematic). Misalnya melalui pembelajaran STEAM dengan media kolase, masing-masing anak menempel dan memasangkan beberapa manik-manik dengan gambar kue tanpa bantuan dari pendidik. Anak yang yang memiliki rasa ingin tahu, secara aktif memasang dan menempel manik-manik sesuai dengan kreativitas imajinasi anak yang beragam. Hasil dari menempel manik-manik menjadi bentuk kue dari berbagai macam warna manik-manik dan kain flanel merupakan sebagian hal yang bernilai estetika. Maka dari itu secara tidak langsung anak telah terstimulus dalam mengembangkan kemampuan kreativitas anak. Berikut ada bahan dan langkah-langkah yang perlu disiapkan untuk penerapan model selasi :

A. Alat dan Bahan :

1. LCD Proyektor

2. Gambar Pola Kue

3. Gunting

4. Lem

5. Kain Flanel dan Manik-manik

6. Mangkok kecil

B. Langkah-langkah :

  • Awal pembelajaran, pendidik mengajak anak-anak untuk berdoa awal pembelajaran bersama dan dilanjutkan absensi melalui berhitung atau bernyanyi bersama untuk mengetahui jumlah anak yang hadir pada hari ini.
  • Dilanjutkan pada inti pembelajaran, pendidik menjelaskan materi dari tema dan sub tema kegiatan hari ini, yaitu dengan tema lingkungan sosial dan tema pasar. Pendidik menggunakan LCD proyektor untuk menampilkan beberapa kegiatan yang ada dipasar, dalam proses pemutaran video pendidik mencoba memancing ketertarikan kepada anak anak. Dengan menjelaskan bahwa dipasar terjadi jual beli, dengan tujuan anak mampu berpikir kritis terkait barang atau benda apa yang bisa dibeli ketika dipasar. Anak sudah mampu menyebutkan beberapa macam benda atau barang yang bisa dibeli, seperti sayur, ayam, ikan, burung, jajan snack dan sebagainya.
  • Diwaktu bersamaan guru juga menggunting berbagai gambar kue yang telah di print out, ketika anak menyebutkan berbagai benda yang bisa dibeli dipasar. Karna dalam pembelajaran kelas ini berbasis sentra, jadi anak tertarik terhadap gambar apa yang digunting oleh pendidik.
  • Setelah itu, pendidik mencoba menanyakan kepada anak terkait gambar kue yang dipegang. Cara tersebut dipakai sebagai upaya agar anak dapat fokus dalam materi yang ingin disampaikan, kemudian dilanjutkan anak-anak dipancing untuk menyebutkan kue kesukaan mereka baik dari warna, rasa maupun tempat mereka beli.
  • Disela kegiatan tersebut, pendidik juga akan membagikan alat dan bahan yang akan digunakan anak untuk berkreasi sesuai kreatifitasnya masing-masing. Anak dibagikan gambar kue, kolase berupa manik-manik dan lem. Anak dibebaskan untuk berkreasi dalam menentukan warna serta tata letak manik-manik yang ditempel pada gambar kue.
  • Setelah selesai ditempel anak, pendidik memberikan gunting kepada anak guna memotong gambar kue yang telah dibuat. Serta menyiapkan kerta putih berbentuk persegi panjang sesuai dengan bentuk tangan anak, dan diakhiri untuk menembelka gambar kue yang telah dipotong tadi ditengah kertas yang telah disiapkan membentuk gelang.

Pengembangan model seni kolase berbasis steam memberikan kesempatan bagi pendidik untuk menggabungkan keahlian dalam seni visual dengan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam hal ini, seniman dapat menggunakan elemen-elemen dari dunia STEAM seperti diagram, grafik, atau bahkan bagian-bagian lainnya untuk menciptakan karya seni yang unik dan berbeda. Model seni kolase berbasis steam juga memberikan ruang bagi eksperimen dan inovasi. 

Pendidik dapat menggabungkan elemen-elemen seni tradisional dengan teknologi canggih seperti augmented reality atau untuk menciptakan pengalaman yang lebih interaktif dan mendalam untuk anak. Melalui pengembangan model seni kolase berbasis steam, seniman dapat mengungkapkan ide-ide mereka dengan cara yang unik dan menarik, sambil menggabungkan keahlian dalam seni dengan pengetahuan dan pemahaman tentang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan demikian, seni kolase berbasis steam membuka peluang baru bagi eksplorasi kreatif dan kolaborasi antara seniman dan ilmuwan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun