Mohon tunggu...
Wuri Annisa Nurfadlilah
Wuri Annisa Nurfadlilah Mohon Tunggu... Administrasi - Candidate for master degree in early childhood education at Sunan Kalijaga State Islamic University Yogyakarta

Penuntut Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Isu dan Permasalahan Pendidikan Islam Anak Usia Dini

13 Maret 2024   08:17 Diperbarui: 13 Maret 2024   23:52 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suatu pendidikan di Indonesia pasti memiliki tantangan tersendiri, baik isu atau permasalahan pada lembaga maupun diluar lembaga. Hal ini akan berdampak pada kesuksesan suatu lembaga, karna suatu problem akan menjadi penghambat lembaga untuk berkembang dan lebih maju. Berikut beberapa isu dan permasalahan yang pernah saya temukan selama dilapangan, yaitu :

Pertama, problematika lembaga. Salah satu masalah Institusi lembaga PAUD adalah lembaga PAUD dan TK/RA masih belum diakui secara de jure oleh pemerintah seperti lembaga sekolah lainnya karena lembaga PAUD dan TK/RA tidak termasuk sebagai sekolah dasar atau disebut dengan lembaga pendidikan Non Formal sebagaimana dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembaga yang dianggap sekolah dasar adalah tingkat SD/MI saja 

Kedua, problematika sumber daya manusia. Sumber permasalahan manajemen atau manajerial di lembaga PAUD dan TK/RA di Indonesia adalah pada jumlah atau kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola struktural lembaga PAUD dan TK/RA. Jumlah SDM-nya sangat minim, sehingga banyak guru yang merangkap banyak jabatan, seperti selain sebagai guru kelas, dia juga sebagai kepala sekolah, waka kurikulum, pegawai administrasi dan sebagainya. 

Ketiga, problematika tenaga pendidik. Sampai saat ini banyak guru PAUD dan TK/RA di Indonesia masih belum S-1 atau hanya lulusan SMA sederajat, sehingga masalah ini juga akan mempengaruhi terhadap kompetensi guru terutama kompetensi paedagogik dan profesional guru PAUD dan TK/RA di Indonesia. Di jenjang perguruan tinggi S-1 Prodi PAUD, PIAUD atau TK, calon guru atau mahasiswa akan dididik atau diajari tentang bagaimana guru dapat menguasai semua kompetensi pendidik terutama kompetensi paedagogik dan profesional baik secara teoritis maupun praktis. Ketika mahasiswa tersebut lulus dari prodi PAUD, PIAUD atau TK, maka mereka akan menjadi guru yang menguasai kompetensi paedagogik, sosial, kepribadian dan profesional. 

Keempat, problematika kurikulum. Di antara masalah kurikulum yang terjadi adalah mayoritas lembaga PAUD dan TK/RA masih belum mampu menerapkan kurikulum 2013 pada kegiatan pembelajarannya. Para guru masih ada yang kebingungan untuk menerapkannya, ada yang kurang kreatif dan ada yang kurang termotivasi untuk menggunakan kurikukulum 2013 dengan efektif di sekolah. 

Kelima, problematika fasilitas pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran di lembaga PAUD dan TK/RA masih banyak yang cenderung berorientasi pada teacher oriented dan menoton, sehingga anak didiknya cepat bosan atau kurang semangat mengikuti pembelajaran karena gurunya kurang kreatif dalam mengelola pembelajaran dan menghidupkan suasana pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan kontekstual. Selain itu, banyak kegiatan pembelajaran yang hanya terfokus pada pengembangan kognitif saja dan kurang menyentuh pada aspek nilai agama dan moral, fisik motorik kasar dan halus, sosial emosional, seni, dan kemampuan berkomunikasi dan berbahasa.

Keenam problematika  metode pembelajaran. Di dalam teori pembelajaran, terdapat berbagai banyak macam metode atau strategi pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran di lembaga PAUD dan TK/RA, tapi kenyataanya banyak guru yang masih menggunakan metode atau strategi yang sama setiap melaksanakan kegiatan pembelajaran. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa apabila guru menggunakan metode atau strategi pembelajaran yang tidak variatif dan kolaboratif dalam pembelajaran, maka motivasi dah hasil belajar siswa akan mengalami penurunan, karena siswa akan merasa bosan dengan pola strategi yang sama dan selalu digunakan oleh guru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun