Hidup di era kini, terasa sangat cepat dan mudah terutama derasnya arus informasi yang mampu menjangkau siapapun dalam hitungan detik.
Keadaan ini bagaikan pisau bermata dua yang bermakna bisa membawa keuntungan (kesempatan) namun juga diiringi dengan bahaya (ancaman).
Kali ini saya merasa perlu membagikan pengalaman pribadi yang mengungkap taktik dan modus yang menjerat korban di media sosial.
Pengalaman ini menyadarkan saya memberikan pelajaran berharga bagaimana seseorang bisa terjerat dalam skema yang tampak easy money namun sebenarnya jebakan.
Pengalaman Pribadi: Awal Mula Godaan
Suatu siang ketika sedang beristirahat dan membuka pesan di whatsapp, ada no. asing yang  tiba-tiba memperkenalkan diri.
Tertulis pada bio WA untuk menjangkau menuju ke beberapa akun media sosial miliknya, ternyata akun tersebut fiktif.
Entahlah dapat dari mana no. saya, orang tersebut melakukan penawaran kerjasama pekerjaan  freelancer. Lalu mengarahkan untuk masuk ke akun telegram.
Tujuannya untuk menerima "tugas" baru setelah itu mendapat komisi sebesar 15.000 rupiah untuk setiap tugasnya.
Tugas hanya subscribe dan like akun youtube influencer tertentu lalu screnshot dan kirim ke admin, voilaa kemudian uang di transfer.
Total dua kali tugas, saya mendapatkan 30.000 rupiah. Admin akun telegram tersebut meminta screenshot rekening untuk mengetahui apakah sudah masuk.