Mohon tunggu...
WULIDATUL IMROAH
WULIDATUL IMROAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lala_cishlist18616

Orang Yang Kuat Adalah Orang Yang Mampu bertahan Jatuh Bangkit Lagi, Gagal Berjuang Lagi Sampai Bisa mencapai "The Affection Between Love and Understanding"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Santri Berdikari sebagai Perwujudan Santri Siaga Jiwa Raga

20 Oktober 2021   03:39 Diperbarui: 20 Oktober 2021   16:50 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjaga agar tetap sehat dan tidak terkena penyakit adalah lebih baik daripada mengobati, untuk itu diupayakan agar tetap sehat, karena menjaga kesehatan sewaktu sehat adalah lebih baik daripada meminum obat saat sakit. Sedangkan Semangat kemandirian telah diajarkan oleh panutan yang paling utama, Nabi besar Muhammad SAW yang dalam sabda-sabdanya, mengunggulkan muslim yang giat bekerja, tidak pantang menyerah, dan terus optimis pada usahanya, dan mengajarkan umatnya agar tak terjerumus pada sikap bergantung pada orang lain. 

Mandiri tidak berarti tidak membutuhkan orang lain, hanya saja melatih diri untuk terbiasa tidak berharap pada makhluk. Sebab bila harapan tak terwujud maka kecewa yang akan terwujud, padahal bergantung pada makhluk juga tak dibenarkan. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya seorang santri dalam jiwa berdikari antara lain, 1) mengatur pola makan dan minum, 2) menjaga keseimbangan antara beraktivitas dan istirahat, 3) melakukan olahraga untuk mempertinggi kesehatan yang positif, daya tahan, tenaga otot, keseimbangan emosional, efisiensi dari fungsi-rungsi alat tubuh, dan daya ekspresif serta daya kreatif, 4) melaksanakan anjuran menjaga kebersihan dan kesucian, baik lahiriah maupun batiniah, 5) mencoba menyeselesaikan sendiri berbagai persoalan yang terjadi, 6) siap sedia untuk mampu bertanggung jawab terhadap urusan pribadi, 7) berusaha untuk mencari penghasilan yang dihalalkan, 8) merencanakan masa depan dengan baik dan tertata, 9) belajar untuk menerima kritik dari orang lain dan bersabar.

Berjiwa berdikari merupakan salah satu upaya dalam perwujudan santri siaga jiwa raga. Menurut Menteri Agama, K.H Yaqut Cholil Qoumas, yang dimaksud dengan santri siaga jiwa raga adalah sikap santri Indonesia yang diharapkan agar selalu siap siaga menyerahkan jiwa dan raga untuk membela tanah air, mempertahankan persatuan Indonesia, dan mewujudkan perdamaian dunia. 

Siaga jiwa raga merupakan komitmen seumur hidup seorang santri untuk membela tanah air yang lahir dari sifat santun yaitu halus dan baik budinya, rendah hati atau tawadhu' yang berarti kesabaran dan jauh dari kesombongan, pengalaman yaitu sesuatu yang pernah dialami, baik dijalani, dirasai, dan ditanggung, serta tempaan santri selama di pesantren maupun kehidupan di luar pesantren. 

Dengan adanya kondisi negara Indonesia yang masih di tempa pandemi Corona Virus Desease (Covid19) saat ini, peranan santri melalui jiwa berdikari sebagai perwujudan makna siaga jiwa raga menjadi sangat penting di mana santri tetap disiplin dan tidak boleh lengah dalam melaksanakan protokol kesehatan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, mengurangi mobilitas. 

Sedangkan sebagai tambahannya adalah doa, karena doa seorang santri atau seseorang yang sholeh besar kemungkinan mustajab atau cepat terkabul. Sebagaimana Hadits Riwayat Malik dari Abu Hurairah, yang dalam riwayat tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Ketika anak Adam meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya". 

Dilansir dalam laman kemenag.go.id. bahwa menjadi seorang santri tidak boleh lengah untuk menjaga kesucian hati dan akhlaknya, selalu berpegang teguh pada akidah, nilai, dan ajaran agama Islam serta tradisi luhur bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, santri tidak akan pernah bisa memberikan celah pada masuknya ancaman ideologi negara yang dapat merusak pemikiran dan komitmen terhadap persatuan dan kesatuan Indonesia.

Gema Untuk Santri Siaga Jiwa Raga 2021:

Sajak yang koyak, lepas dari paragraf

Lalu lalang, tak sedap dipandang

Uluran menyumbat aliran-aliran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun