Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh belahan dunia dan menjadi salah satu faktor risiko utama risiko kardiovaskuler . Hipertensi atau yang sering kita kenal dengan darah tinggi perlu mendapatkan perhatian tinggi oleh setiap individu . Hal ini disebabkan karena hipertensi dapat menyerang seorang tanpa adanya gejala dalam tubuh kita .Hipertensi merupakan suatu peningkatan darah sistolik atau diastolik yang tidak normal di mana tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg.
Menurut data WHO (2018), di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap penyakit hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2021 (Pratama, 2016). Diperkirakan setiap tahun ada 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi. 333 juta dari 972 juta pengidap hipertensi berada di negara maju dan sisanya berada di negara berkembang salah satunya Indonesia (Pratama, 2016).
Gejala hipertensi
Umumnya ,banyak orang yang mengalami hipertensi tidak menunjukkan gejala khusus. Akan tetapi ada beberapa gejala yang muncul antara lain:
- Sakit kepala
- Jantung berdebar debar
- Mudah lelah
- Gelisah
- Penglihatan kabur
Jenis hipertensi dan penyebabnya
Hipertensi terbagi menjadi 2 yaitu sebagai berikut
- Hipertensi Primer
Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah peningkatan tekanan darah yang belum bisa diketahui secara pasti penyebabnya .Hipertensi primer merupakan golongan hipertensi paling umum karena sekitar 90% di antara seluruh kasus hipertensi termasuk hipertensi primer. Kebanyakan dari penderitanya mengalami hipertensi primer saat menginjak usia paruh baya mulai dari 40 tahun.
Meski pemicu hipertensi belum di ketahui secara pasti , ada beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi primer yaitu:
 Obesitas
Faktor genetik
Gaya hidup
Kurang asupan kalium
- Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder dapat terjadi akibat kondisi medis tertentu. Salah satu penyakit yang berkaitan erat dengan hipertensi sekunder adalah penyakit ginjal. Hipertensi sekunder tergolong jarang terjadi dan hanya diderita 5-10% penderita hipertensi.
Ada beberapa kondisi atau penyakit lainnya yang bisa menyebabkan seseorang mengidap hipertensi sekunder, yaitu:
- Penyakit ginjal
- Fungsi kelenjar tiroid abnormal
- Kelenjar adrenal yang bermasalah
- Kelenjar paratiroid yang terlalu aktif
Cara Pencegahan
- Olahraga teratur setidaknya minimal 30 menit setiap hari (senam ,aerobik ,jalan)
- Menghindari kebiasaan merokok serta paparan terhadap asap rokok (perokok pasif)
- Menjaga berat badan ideal dengan menjalani gaya hidup sehat dan mengatur pola makan
- Konsumsi buah buahan  segar ,ikan ,sayuran serta minyak olive juga disarankan
- Menghindari konsumsi alkohol
Dengan memahami dan membaca definisi, gejala, jenis, dan cara pencegahan Hipertensi, diharapkan seluruh  masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan serta mengambil langkah pencegahan dengan memastikan kecukupan asupan gizi dan nutrisi untuk diri sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitar. Selalu praktikkan perilaku hidup bersih dan sehat, dan segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat jika ada gejala anemia untuk mendapatkan penanganan yang cepat dan akurat dari tenaga kesehatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI