Mohon tunggu...
wulansaputri
wulansaputri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nama saya baiq wulan saputri, tempat tanggal lahir manngkung 11 agustus 2004, saya mahasiswa semester 5 program studi pendidikan biologi universitas pendidikan mandalika

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pantai Kuta Mandalika: Keanekaragaman Biota Laut di Kawasan Pantai Kuta Mandalika Lombok Tengah

6 Januari 2025   12:40 Diperbarui: 6 Januari 2025   12:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak 

Pantai Kuta Mandalika, yang terletak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu kawasan pesisir yang memiliki keanekaragaman hayati laut yang tinggi sekaligus menjadi destinasi wisata unggulan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kondisi ekosistem pesisir di Pantai Kuta Mandalika, termasuk keanekaragaman biota laut, kualitas air, serta dampak aktivitas manusia, khususnya pariwisata, terhadap lingkungan pesisir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terumbu karang di kawasan ini masih dalam kondisi cukup baik, dengan indeks keanekaragaman hayati tergolong sedang hingga tinggi. Namun, terdapat ancaman dari peningkatan limbah domestik akibat aktivitas pariwisata yang intensif. Selain itu, padang lamun di sekitar perairan Pantai Kuta memiliki peran penting sebagai habitat ikan dan biota laut lainnya, meskipun mulai menunjukkan tanda-tanda degradasi. Rekomendasi dari studi ini meliputi pengelolaan limbah yang lebih baik, edukasi kepada masyarakat dan wisatawan, serta program rehabilitasi ekosistem pesisir. Dengan pendekatan berkelanjutan, Pantai Kuta Mandalika dapat terus mempertahankan keseimbangan antara fungsi ekologisnya dan pengembangan pariwisata.

Kata kunci: Pantai Kuta Mandalika, ekosistem pesisir, keanekaragaman hayati, pariwisata berkelanjutan, konservasi lingkungan.

Pendahuluan

Pantai Kuta Mandalika yang terletak di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, merupakan salah satu kawasan pesisir yang kaya akan keanekaragaman biota laut. Wilayah ini tidak hanya menjadi destinasi pariwisata unggulan, tetapi juga memiliki potensi ekologis yang signifikan, seperti keberadaan terumbu karang, padang lamun, dan berbagai spesies ikan serta invertebrata laut. Ekosistem ini memberikan manfaat ekologis, ekonomi, dan sosial yang penting, baik bagi masyarakat lokal maupun dunia pariwisata (Lestari, 2020).
 

Keanekaragaman biota laut di kawasan Pantai Kuta didukung oleh kondisi geografis dan iklim tropis yang ideal bagi pertumbuhan ekosistem laut, seperti terumbu karang dan lamun. Terumbu karang di kawasan ini berfungsi sebagai habitat penting bagi berbagai spesies ikan dan organisme lainnya, serta menjadi pelindung alami dari abrasi pantai. Selain itu, padang lamun berperan sebagai tempat mencari makan dan berkembang biak bagi biota laut, termasuk spesies yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti ikan, udang, dan kerang1.

Namun, tekanan akibat aktivitas manusia, seperti peningkatan pariwisata, pembangunan infrastruktur, serta pembuangan limbah domestik, telah memberikan dampak signifikan terhadap ekosistem pesisir di kawasan ini. Penurunan kualitas air laut, degradasi terumbu karang, dan hilangnya habitat penting merupakan beberapa permasalahan yang dihadapi2. Oleh karena itu, diperlukan kajian ilmiah yang mendalam untuk memahami kondisi keanekaragaman biota laut di Pantai Kuta Mandalika dan memberikan solusi berkelanjutan untuk pelestariannya (Pratama, 2021).

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi ekosistem laut di kawasan Pantai Kuta Mandalika, mengidentifikasi keanekaragaman biota laut, serta mengevaluasi dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan pesisir. Dengan demikian, hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategis dalam pengelolaan kawasan pesisir yang berkelanjutan.

Pembasahan 

Kawasan Pantai Kuta Mandalika di Lombok Tengah merupakan habitat yang mendukung keanekaragaman biota laut yang sangat beragam. Ekosistem pesisir yang terdiri dari terumbu karang, padang lamun, dan pantai berpasir menciptakan kondisi ideal bagi kehidupan berbagai spesies biota laut. Keanekaragaman ini memberikan kontribusi besar terhadap keseimbangan ekosistem laut dan mendukung mata pencaharian masyarakat pesisir melalui aktivitas perikanan dan pariwisata.

1. Keanekaragaman Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang di Pantai Kuta Mandalika menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan karang, moluska, dan invertebrata lainnya. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kondisi terumbu karang di kawasan ini berada dalam kategori cukup baik, meskipun ada beberapa bagian yang menunjukkan tanda-tanda degradasi akibat sedimentasi dan aktivitas manusia1. Beberapa spesies ikan yang sering ditemukan di kawasan ini adalah Chaetodon spp., Acanthurus spp., dan Lutjanus spp.. Terumbu karang tidak hanya penting sebagai habitat, tetapi juga sebagai pelindung alami pesisir dari abrasi dan gelombang besar.

2. Keanekaragaman Padang Lamun
Padang lamun di perairan Pantai Kuta memiliki fungsi ekologis yang penting, seperti tempat berkembang biak dan mencari makan bagi berbagai spesies biota laut, termasuk ikan ekonomis seperti kerapu dan kakap2. Jenis lamun seperti Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides mendominasi kawasan ini. Namun, aktivitas pembangunan di kawasan Mandalika, termasuk reklamasi, dapat berdampak pada degradasi habitat lamun.

3. Ancaman Terhadap Keanekaragaman Biota Laut
Aktivitas manusia menjadi salah satu ancaman utama bagi keanekaragaman biota laut di Pantai Kuta. Peningkatan limbah domestik dari aktivitas pariwisata, sedimentasi akibat pembangunan infrastruktur, dan kegiatan penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan (seperti penggunaan pukat harimau) telah menyebabkan tekanan pada ekosistem laut3. Selain itu, pariwisata yang tidak terkontrol dapat mengganggu habitat biota laut, khususnya di zona terumbu karang yang sensitif.

4. Upaya Konservasi dan Pengelolaan Berkelanjutan
Konservasi ekosistem laut di Pantai Kuta Mandalika menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Upaya konservasi yang dapat dilakukan meliputi rehabilitasi terumbu karang, pemantauan kualitas air laut, dan pengaturan zonasi kegiatan wisata bahari4. Edukasi kepada masyarakat lokal dan wisatawan juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem pesisir (Yusuf, 2022).

Dengan pendekatan yang holistik, Pantai Kuta Mandalika dapat menjadi contoh kawasan yang berhasil mengelola keseimbangan antara pengembangan pariwisata dan pelestarian lingkungan pesisir.

Kesimpulan

Keanekaragaman biota laut di kawasan Pantai Kuta Mandalika, Lombok Tengah, merupakan salah satu aset ekologis dan ekonomi yang sangat berharga. Ekosistem terumbu karang dan padang lamun di kawasan ini memberikan kontribusi besar bagi kelestarian lingkungan pesisir, mendukung kehidupan berbagai spesies biota laut, serta menunjang mata pencaharian masyarakat lokal melalui perikanan dan pariwisata. Namun, keanekaragaman tersebut menghadapi ancaman serius dari aktivitas manusia, seperti peningkatan limbah domestik, pembangunan infrastruktur, dan eksploitasi sumber daya laut yang tidak ramah lingkungan.

Meskipun masih berada dalam kondisi yang cukup baik, ekosistem laut di Pantai Kuta Mandalika menunjukkan tanda-tanda tekanan ekologis yang memerlukan perhatian serius. Jika tidak dikelola dengan baik, ancaman-ancaman ini dapat berdampak negatif pada keseimbangan ekosistem laut, mengurangi nilai ekonomisnya, dan merusak daya tarik kawasan sebagai destinasi wisata.

Daftar Pustaka

Lestari, A. (2020). "Keanekaragaman Biota Laut   dan Manfaatnya dalam Ekosistem Pesisir Tropis." Jurnal Ekologi Lautan, 12(1), 23-35.

Pratama, G., & Rahmawati, N. (2021). "Dampak Pariwisata terhadap Ekosistem Laut di Kawasan Pesisir Lombok." Marine Conservation Journal, 15(2), 45-58.

Yusuf, H., & Aditya, I. (2022). "Konservasi Terumbu Karang dan Strategi Pengelolaan Berkelanjutan di Kawasan Wisata Mandalika." Tropical Marine Journal, 10(4), 78-89.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun