Mohon tunggu...
Wulan Puspita
Wulan Puspita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Universitas Jember 2018

mahasiswi yang sedang berkuliah di Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

KKN Unej Bantu Tingkatkan Literasi Anak Melalui Kebiasaan Gemar Membaca

16 September 2021   13:40 Diperbarui: 16 September 2021   13:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa daerah di desa Tegalgede, Kabupaten Jember masih dijumpai banyak anak di kelas dua SD yang belum mampu memahami dasar-dasar membaca dan apabila tidak segera diatasi akan berdampak pada kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan, anak yang memasuki usia 6 sampai 7 tahun pada umumnya sudah mahir dalam membaca (Fadli,2021). Kondisi ini akan diperburuk apabila orang tua tidak peduli dengan aktivitas belajar anak. Kesibukan kedua orang tua bekerja membuat mereka tidak lagi mempunyai waktu untuk mengajari atau mendidik anaknya melalui buku akademik maupun non-akademik. Menurut Purwanto et al. (2020), keadaan sekolah online ini menyebabkan anak kelas 1-3 masih membutuhkan dampingan orang tua untuk pembelajaran di rumah. Hal tersebut, menjadi salah satu faktor mengapa sebagian besar anak SD kelas 2 di desa Tegalgede belum bisa membaca lantaran sekolah online dan kurangnya pendampingan.  Orang tua dari murid beranggapan bahwa mendidik anak sangatlah sulit sehingga putus asa dalam mengajarinya. Rasa khawatir dengan kemampuan anak tentu saja menjadi beban pikiran namun orang tua lebih memilih pasrah dengan kondisi tersebut. Jika orang tua belum memahami peranan penting untuk mendukung anaknya maka anak tersebut akan mengalami ketertinggalan dalam pelajaran. Alasan utama yang biasa diutarakan orang tua adalah perbedaan jaman semasa sekolah yang menghambatnya untuk mengajari anak. Jika orang tua tidak paham akan cara mendidik anak maka anak akan menjadi korban dari keteledoran orang tua. Dengan demikian kerjasama dan dukungan orang tua sangat dibutuhkan demi keberhasilan anak.

Dengan permasalahan tersebut, penulis melalui kegiatan KKN “Back to Village” yang diselenggarakan oleh Universitas Jember akan mendampingi anak-anak untuk meningkatkan kemampuan literasi dan mensosialisasi orang tua mengenai metode belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan anak. KKN merupakan suatu bentuk pengabdian kepada masyarakat sebagaimana tertera pada tri dharma perguruan tinggi. Melalui program KKN ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman, meningkatkan keterampilan maupun kemampuan, melatih kedisiplinan dan tanggung jawab dalam menjalankan program  kerja.

Pelaksanaan kegiatan dan Hasil pencapaian

Secara sederhana teknik pelaksanaan kegiatan KKN BTV III dengan Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19 dibagi menjadi tiga tahapan yaitu:

  • Tahap Perencanaan

Pada tahapan perencanaan ini penulis melakukan observasi diminggu pertama untuk mencari permasalahan literasi yang terjadi di sekitar tempat tinggal. Data permasalahan tersebut didapatkan melalui wawancara yang dilakukan secara langsung dari orang tua sasaran. Melalui wawancara tersebut, penulis memperoleh permasalahan bahwa orang tua dari anak kelas 2 kewalahan dalam mengajari anaknya membaca. Kemudian melakukan wawancara secara langsung dengan anak-anak untuk mengetahui karakteristik anak dan kemampuan membacanya. Selanjutnya, menyusun perencanaan program kerja selama KKN untuk mengatasi permasalahan tersebut. perencanaan dimulai dari menyiapkan materi, metode belajar yang menyenangkan dan menyiapkan bahan-bahan untuk menunjang kebutuhan mengajar. Pelaksaan program kerja akan dilakukan pertemuan seminggu 4 kali secara langsung setiap hari sabtu, minggu, senin, dan selasa. Berikutnya menyiapkan jadwal secara terperinci mengenai kapan program dilaksanakan dan bagaimana urutan kegiatan program kerja yang telah disesuaikan dengan situasi atau waktu dari pelaksana maupun sasaran.  Setelah itu, penulis menjelaskan rincian program kerja kepada orang tua sasaran.

  • Tahap Pelaksanaan

pada tahap pelaksanaan adalah tahap merealisasikan program kerja yang disesuaikan dengan jadwal yang telah dirancang secara rinci di minggu pertama. Tahap pelaksanaan dilakukan pada minggu kedua sampai minggu keempat. Program kerja untuk meningkatkan literasi anak maka diperlukan pendampingan untuk menyempurnakan kemampuan membaca anak. Dalam mencapai program kerja tersebut maka diadakan beberapa sosialisasi, pelatihan, permainan edukatif, pendampingan dan monitoring untuk mendorong kemampuan membaca anak. Program kerja selanjutnya ditujukan untuk orang tua sasaran dengan melakukan sosialisasi peran penting orang tua dan menunjukan keberhasilan membaca anak menggunakan metode belajar yang disukai anak-anak. Berikut rincian kegiatan KKN disetiap minggunya:

 Minggu kedua:

  • Pertemuan pertama diminggu kedua, penulis mendampingi anak-anak untuk mengeja huruf yang terdapat di dongeng anak dengan tujuan mengasah kemampuannya dalam mengingat huruf abjad. Glenn dalam Susanto (2011) berpendapat bahwa dalam mengajarkan anak membaca harus dimulai dengan pengenalan huruf, suku kata, mengenal kata dan kalimat. Media pembelajaran yang dipakai adalah dongeng anak pada aplikasi membaca “riri story” yang terdapat banyak animasi bergeraknya. Melalui pengajaran yang sederhana ini anak-anak menjadi tidak terasa sedang belajar karena banyak nya animasi yang tersedia di dongeng tersebut sehingga anak-anak lebih  hafal huruf abjad karena metode belajar yang tidak menengangkan. Dengan memilih dongeng anak tersebut, budaya literasi anak semakin tumbuh dengan dibuktikan dari meminta dibacakan dongeng yang lebih banyak.
  • pertemuan kedua pada minggu kedua, penulis melakukan pelatihan dalam melatih nalar anak melalui soal perkalian. Tujuan diadakan pelatihan tersebut supaya anak-anak tidak merasa bosan setelah kemarin berlatih mengeja huruf. Pemecahan soal perkalian ini menggunakan sistem logika dengan pensil sehingga jika 2X2 maka pensil tersebut disusun sesuai soalnya. Saat soal perkalian tersebut lebih dari 5 maka digunakan metode perkalian dengan jari. Hasil pencapaian yang dirasakan anak-anak adalah mereka mengetahui konsep dasar dari perkalian dan menggunakan jari sebagai alat bantu visual dan kinestetik yang membuat mereka belajar perkalian lebih efektif.
  • Pertemuan ketiga pada minggu kedua, penulis memberikan sosialisasi tentang pentingnya gemar membaca. Sosialisasi menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami anak. Materi yang dijelaskan seputar arti dari gemar membaca, manfaat yang didapatkan dari gemar membaca dan cara menumbuhkan rasa gemar membaca. Melalui sosialisasi ini, anak-anak semakin bersemangat belajar setelah mengetahui manfaatnya sehingga rasa gemar membaca dan kemampuan literasi semakin meningkat. Hal tersebut dapat dibuktikan dari semangat anak-anak untuk melanjutkan program kerja yang seharusnya diadakan di pertemuan keempat. Anak-anak merasa tidak sabar untuk berlatih membaca kalimat sederhana tanpa huruf paten atau mati seperti ba,bi,bu,be,bo. Pengajaran ini tidak berlaku sampai dihuruf  B saja namun sampai ke Z.  Media dari pembelajaran tersebut melalui powerpoint. Hasil yang dicapai dari kegiatan ini adalah anak-anak merasa senang belajar melalui Powerpoint karena berbeda dengan cara orang tua dan gurunya mengajar sehingga anak-anak sangat mudah dalam menghafal setiap kalimat.

Minggu ketiga:

  • Pertemuan pertama diminggu ketiga adalah melakukan pelatihan dalam melatih nalar anak menggunakan soal cerita hitung pembagian. Pemecahan soal pembagian ini menggunakan metode pengurangan dengan jari sebagai alat bantu visual dan kinestetik. Hasil pencapaian dalam kegiatan ini adalah anak-anak mengetahui konsep dasar pembagian, memperkuat kemampuan berhitung, dan soal matematika dalam bentuk soal cerita dapat digunakan sebagai alat bantu memecahkan permasalahan.
  • Pertemuan kedua minggu ketiga, penulis memberikan sosialisasi tentang cara pencegahan penularan Covid-19 bagi anak-anak. Pemaparan materi berupa sosialisasi tentang pencegahan penularan virus corona yang dimulai dari pengertian virus corona, bagaimana virus corona dapat menyerang tubuh, macam-macam gejala jika terpapar, apa yang terjadi jika tubuh terpapar dan upaya yang dilakukan jika terkena gejala virus corona. Hasil pencapaian dari kegiatan ini adalah literasi Kesehatan anak meningkat dan membuat anak-anak lebih mengerti lagi tentang virus corona sehingga ketika bermain, belajar, atau berinteraksi dengan orang lain bisa lebih berhati-hati. Adapun jika anak-anak sudah mengerti gejala-gejala jika terpapar virus corona bisa menyadari lebih awal dan mengatasinya dengan baik.
  • Pertemuan ketiga diminggu ketiga, penulis mengadakan permainan edukasi untuk mengetahui sejauh mana target sasaran bisa membaca. Permainan edukatif ini berjumlah lebih banyak dari sebelumnya, memiliki banyak soal seperti mencocokan tulisan dengan gambar dan melatih cara anak menulis kalimat sederhana. Hasil yang dicapai adalah anak-anak terbukti mampu membaca kalimat sederhana dengan lancar dan kemampuan dalam menulis mulai terasah dengan baik.
  • pertemuan keempat diminggu ketiga, penulis mengajarkan konsep dasar huruf paten seperti Mas, Mis, Mus, Mes, Mos yang diajarkan ke anak lebih sering agar terbiasa. Selanjutnya, mulai gabungkan kata sederhana dengan huruf paten seperti musim, masuk, kecil, nakal dan adik. Selanjutnya, penulis mendampingi anak untuk belajar membaca huruf paten melalui permainan edukatif melalui cerita singkat “Harimau dan kuda” yang didapatkan secara secara acak.  Hal ini dilakukan agar anak mengetahui cara membaca huruf paten melalui metode pembelajaran yang berbeda sehingga membuat anak-anak nyaman untuk belajar. Hasil yang dicapai adalah anak-anak mengetahui cara untuk membaca huruf paten dan hampir tergolong mahir. Melalui permainan edukatif ini anak-anak tidak sadar jika kemampuannya semakin terasah.

Minggu keempat:

  • Pertemuan pertama diminggu keempat, penulis melakukan pelatihan dalam memperkuat bacaan anak. Pada pelatihan ini, anak-anak belajar membaca huruf paten yang disertakan dengan beberapa contoh sederhana dan latihan soal. Selanjutnya, materi tentang cara membaca huruf -ng dan -ny yang berada di depan, tengah dan belakang kalimat. Hasil yang dicapai adalah anak-anak menjadi terbiasa dengan membaca huruf paten sebab diminggu ketiga sudah dijelaskan konsep cara membacanya. Sehingga kemampuan membacanya bisa membaik.
  • pada pertemuan kedua diminggu keempat, penulis melaksanakan pelatihan dalam memperkuat kemampuan membaca anak melalui cerita pendek “si kancil, kupu-kupu yang sombong, sang raja rimba dan semut merah dan semut hitam”. Selanjutnya, penulis mengajak anak-anak melihat video animasi agar anak merasa tidak bosan video animasi ini berjudul monyet dan kura-kura, tupai & ikan gabus, ketika aku berbohong, dan domba tanduk patah. Hasil yang dicapai adalah anak-anak semakin terbiasa membaca huruf paten, membaca dongeng sudah menjadi kebiasaan baru bagi anak-anak dan mereka dapat memperkaya kosakata, melatih kemampuannya membaca, menambah pengetahuan dari literatur yang mereka baca dan menstimulasi daya imajinasinya.
  • Pada pertemuan ketiga diminggu keempat adalah monitoring kemampuan membaca dan menulis anak melalui worksheet permainan edukatif. Hasil capaian adalah penulis mengetahui perkembangan kemampuan anak setelah mengikuti pembelajaran selama KKN. worksheet permainan edukatif berupa bacaan kalimat yang terdapat banyak huruf paten, mencocokan gambar dengan tulisan, dan mengisi beberapa kata yang hilang.

Kesimpulan 

Kegiatan KKN Back to Village III yang dilaksanakan secara mandiri oleh penulis di Desa Tegalgede, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember terlaksana dengan cukup baik. Topik yang dipilih adalah program literasi desa pada masa pandemi covid-19 untuk mengatasi permasalahan terlambat membaca dan mensosialisasi orang tua mengenai metode belajar yang efektif untuk meningkatkan kemampuan anak. Dalam program ini penulis melibatkan beberapa orang tua dan anak dibangku kelas 2 SD. Melalui kegiatan KKN memberikan manfaat bagi penulis agar dapat hidup diantara masyarakat dan mengetahui cara untuk menangani masalah yang  masyarakat sedang hadapi. Permasalahan tersebut diharapkan dapat terselesaikan selama 30 hari. Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis melakukan kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, permainan edukatif, pendampingan dan monitoring untuk mendorong kemampuan membaca anak. Sasaran memberikan tanggapan yang positif dan sangat antusias saat mengikuti pendampingan maupun pelatihan di setiap program kerja.  Adanya kegiatan KKN ini capaian yang telah terwujudkan adalah anak-anak menjadi mahir dalam membaca, Budaya literasi semakin meningkat, anak-anak memiliki kemampuan untuk memecahkan permasalahan melalui soal matematika, Memiliki kebiasaan untuk membaca buku akademik maupun non-akademik, orang tua memahami apa yang diinginkan anak-anak dan dapat memahami perannya untuk mendukung perkembangan anak.

 

(Wulan Puspita Arum/ 180110101017/ KKN BTV III/ Kelompok 46/ Tegalgede/ Sumbersari/ Jember/ DPL: Murtaqib, MKEP)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun