Pandemi Covid-19 tentunya berdampak terhadap banyak bidang di Indonesia salah satunya terhadap bidang pendidikan. Dengan adanya pembatasan interaksi antara guru dan murid melalui sekolah online tentunya menyebabkan problematika apabila guru dan murid tersebut belum bisa menguasai teknologi. Selama sekolah online ini tidak bisa dipungkiri bahwa kecerdasan anak tentunya terpengaruhi karena pembatasan interaksi tersebut.
Melalui wawancara yang dilakukan didesa Tegalgede banyak orang tua yang mengalami keresahan sebab anaknya yang telah menginjak usia 7 tahun di bangku SD kelas 2 belum bisa membaca.Â
Pada umunya, usia 6-7 tahun adalah tahap dimana anak mulai mahir dalam membaca. Menurut ibu Tika selaku salah satu orang tua didesa Tegalgede, sekolah online yang telah berjalan hampir 2 tahun ini menyebabkan anaknya kesulitan dalam membaca karena kurang diasah.Â
Terlebih lagi, guru SD saat sekolah online hanya memberikan sedikit penjelasan tentang materi melalui Whatsapp messenger dan guru tidak mengetahui mana saja anak yang belum bisa membaca. Â
Berdasarkan permasalahan tersebut, saya selaku mahasiswi Universitas Jember akan mengabdi dan membantu masyarakat melalui program KKN Back To Village 3 2021. Tematik yang akan saya usung untuk membantu pemasalah tersebut adalah Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid-19.
Permasalahan tidak mahir membaca tentunya bisa dipengaruhi dengan metode belajar yang salah sebab seberapa besar dampingan orang tua maupun guru untuk anaknya, jika metode belajar tidak sesuai dengan anak maka anak tersebut tetap saja tidak bisa membaca. Â
Oleh karena itu, sebelum memulai mengajari anak ada baiknya melakukan pendekatan untuk memahami karakter, sifat dan cara belajar anak. Â Melalui pendekatan tersebut, kita dapat mengetahui apa saja yang menyebabkan anak terlambat membaca.Â
Pendekatan ini sangat efektif dilakukan karena anak mampu belajar dengan cepat sesuai dengan karakter anak. Setelah melakukan pendekatan tersebut saya mulai melakukan beberapa tahapan metode belajar seperti:
Pada tahapan pertama yang perlu dilakukan adalah mengajari anak hal-hal sederhana agar mau membaca. Seperti belajar mengeja secara singkat dan membacakan dongeng bergambar sambil menunjuk setiap huruf agar anak mengenal kata-kata tersebut. Membacakan dongeng ini juga berguna untuk menumbuhkan budaya literasi anak.
Pada tahapan kedua agar anak tidak merasa bosan dengan pelajaran membaca, maka harus menyelingkan waktu untuk belajar penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian melalui soal bacaan. Soal bacaan ini untuk mengarahkan anak agar mengulang apa yang telah dibaca dari soal tersebut sehingga anak lebih terbiasa mengenal kata-kata. Belajar hitungan ini dilakukan pada hari yang berbeda-beda setelah belajar membaca agar anak merasakan hal-hal baru setiap harinya.
Pada tahapan ketiga mulai ajari anak-anak huruf vocal yang digabung dengan huruf konsonan seperti Ba, Bi, Bu, Be dan Bo. Pengajaran ini tidak berlaku sampai dihuruf B saja namun sampai ke Z. Cara yang harus diajarkan keanak agar bisa membaca huruf vocal yang digabung dengan huruf konsonan adalah dengan menyuruh anak menghafalkan kata-kata tersebut. Cara membaca seperti mengeja tidak terlalu efektif dilakukan karena terlalu lama dan orang yang mengajar akan cenderung mengeja untuk anaknya sehingga anak tidak bisa lancar sehingga biarkan anak menghafal kata sederhana tersebut. Setelah mengetahui cara membaca huruf vocal dengan huruf konsonan, tahapan selanjutnya adalah mengabungkan setiap huruf konsonan berbeda menjadi satu, contohnya Roti, Topi, Kami, Ibu dan Budi. Pada tahapan ketiga ini harus diajarkan dengan sabar dan jangan terlalu memaksa anak untuk menghafal setiap huruf konsonan dalam satu hari.
Pada tahapan keempat mulai bentuk permainan edukasi menarik seperti menulis kalimat sederhana "Aku suka baca buku" lalu melipat kecil kertas tersebut dan biarkan anak memilih secara acak kalimat tersebut. Lakukan permainan ini secara bertahap jika hari ini 3 kalimat maka seterusnya bisa 6 sampai 10 kalimat. Setelah terbiasa membaca kalimat sederhana yang sedikit, mulai berikan bacaan sederhana yang panjang seperti cerita.
Pada tahapan kelima, ajarkan anak mengenal huruf paten atau mati seperti Pak, Kan, Pas, Mas dan Tak. Tahapan ini dilakukan agar anak bisa membaca secara teratur. Berilah contoh-contoh sederhana agar anak bisa mengerti maksud dari huruf paten ini. Jadi untuk awalan ajarkan konsep dasar huruf paten seperti Mas, Mis, Mus, Mes, Mos. Untuk selanjutnya tulislah huruf paten lain dan mintalah anak untuk membacanya. Usahakan melakukan tahapan ini lebih sering agar anak terbiasa. Selanjutnya, mulai gabungkan kata sederhana dengan huruf paten seperti musim, masuk, kecil , nakal dan adik.
Pada tahapan keenam, setelah anak mengetahui cara membaca huruf paten. Buatlah permainan edukasi seperti mencari cerita yang sederhana dengan banyak huruf paten. Lalu gunting dan lipat kertas tersebut sehingga anak bisa memilih secara acak. Jangan lupa saat membuat permainan ini cetaklah bentuk-bentuk tokoh yang disukai anak seperti barbie atau iron man. Sehingga anak tidak sabar untuk mendapatkan tokoh tersebut didalam lipatan kertas yang berisi cerita.
Pada tahapan ketujuh, ajarkan anak untuk mengenal huruf yang berawalan atau berakhiran -ng dan -ny. Metode ini dilakukan terakhir karena tingkat membaca yang lumayan sulit.Â
Pada tahapan pembelajaran ini sama sesuai dengan tahapan kelima yang mengenalkan konsep sederhana barulah banyak berlatih. Ditahapan ini perkenalkan huruf -ng dan -ny yang sederhana terlebih dahulu seperti Yang, Kang , Nya dan Kung. Baru setelah itu kata yang lumayan sulit seperti layang, kembang, ngamuk dan nyamuk.
Pada tahapan kedelapan, buatlah berbagai macam permainan edukasi setelah anak memiliki kemampuan membaca. Salah satu contoh permainan adalah acak kata yang harus disusun, teka-teki silang, mencocokan tulisan dan gambar, mencari kata tersembunyi diantara banyak buruf abjad dan menulis kata sesuai bentuk gambar yang diberikan.
Pada tahapan kesembilan berilah anak hadiah dan apresiasi dari setiap perkembangan yang dilalui. Hadiah dan apresiasi ini penting dilakukan agar anak merasa gembira atas usaha yang telah dilakukan selama ini.Â
Untuk hadiah tidak perlu barang mewah dan mahal, cukup berikan cemilan kesukaan anak maka dia akan senang. Untuk apresiasi jangan lupa berikan kata-kata seperti pintar, ayo pasti bisa dan semangat disetiap kata yang berhasil dibaca. Jangan lupa berikan Gerakan yang disukai anak seperti tepuk tangan atau High five
Pada tahapan kesepuluh agar kemampuan anak semakin terasah berikan banyak bacaan dari buku maupun video. Bacaan ini bisa berupa akademik maupun non-akademik. Video dapat juga didapat dari Youtube yang edukatif. Â
Pada tahapan kesebelas carilah buku maupun video ber-subtitle dan minta anak untuk membaca tulisan dibuku atau di video itu. Hal ini dilakukan agar anak memiliki kebiasaan membaca dan memiliki percaya diri yang tinggi.
Tahapan- tahapan diatas adalah metode belajar yang saya terapkan kepada target sasaran saya. Hasil yang dicapai pun sangat memuaskan karena target sasaran sudah terbiasa membaca sampai huruf paten dan motivasi belajar meningkat.Â
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa memang benar sekolah online ini tidak efektif bagi berbagai pihak namun sekolah offline pun tidak bisa menjamin kesuksesan anak dalam belajar. Hal yang dibutuhkan anak adalah metode belajar yang sesuai dengan kemampuan mereka, bukan metode mengeja yang dilakukan sejak dahulu.Â
Di jaman millennial ini kita harus menciptakan inovasi-inovasi baru dalam membentuk metode belajar yang baik, benar dan sesuai dengan karakter anak pada jamannya.Â
Apabila anak jaman sekarang lebih menyukai bentuk permainan maka buatlah sebuah permainan edukatif untuk menunjang pendidikan anak. Maka dari itu, kita mampu memajukan sumber daya manusia di Indonesia dengan metode belajar yang baru.
(Wulan Puspita Arum/ KKN BTV III/ Kelompok 46/ Tegalgede/ Sumbersari/ Jember/ DPL: Murtaqib, MKEP)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI