Mohon tunggu...
Wulan PutriLarasati
Wulan PutriLarasati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Jurusan Sosiologi

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perubahan Iklim dan Pandemi Global yang Semakin Mengkhawatirkan

3 Mei 2020   09:10 Diperbarui: 3 Mei 2020   09:14 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi Covid-19 yang saat ini menyerang hampir seluruh Negara di dunia telah membuat berbagai sektor kehidupan mengalami kelumpuhan, mulai dari sektor ekonomi sampai dengan sektor pariwisata. 

Setiap Negara berusaha menekan peningkatan angka penderita positif Covid-19 dengan berbagai cara, mulai dari menerapkan kebijakan lock down, social distancing, physical distancing dan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala besar) yang baru-baru ini diterapkan di beberapa wilayah Indonesia.

Per tanggal 1 Mei 2020 tercatat sudah 3.181.642 orang yang dinyatakan positive terserang Covid-19 diseluruh dunia, dan 224.301 orang meninggal. Sedangakan di Indonesia sendiri orang yang dinyatakan positif terkena virus ini berjumlah 10.551 orang, sembuh 1.591 orang, dan meninggal 800 orang. 

Data tersebut menunjukkan bahwa persebaran virus ini terjadi secara cepat, orang yang paling rentan terkena virus ini dan beresiko meninggal adalah para lansia yang biasanya sudah memiliki riwayat penyakit lain seperti diabetes, darah tinggi, dan jantung.

Covid-19 pertama kali muncul disalah satu pasar hewan dan makanan laut yang terletak di Kota Wuhan, Tiongkok. Orang pertama yang menederita penyakit ini tidak lain adalah pedagang di pasar tersebut. 

Virus ini akan menyerang penderitanya pada bagian saluran pernapasan dengan gejala awal berupa flu, demam, letih, lesu, dan sesak nafas ringan. Terdapat beberapa penyebab bagaimana virus ini bisa menular dengan cepat, yaitu melalui cairan tubuh yang keluar dari penderita lalu kemudian mengenai orang lain, transimisi udara,, serta kontak fisik dengan penderita. 

Menurut A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention, masa inkubasi virus ini dapat bertahan paling pendek selama dua sampai tiga hari, dan waktu paling lama dapat bertahan sampai sepuluh hingga dua belas hari. Namun, terdapat beberapa ahli yang menyatakan bahwa virus ini mampu bertahan sampai 14 hari.

Jika kita menelisik lebih jauh maka penyebab terjadinya virus ini bukan semata-mata karena adanya penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia, namun terdapat penyebab lainnya seperti perubahan iklim yang saat ini sudah menunjukkan tahap mengkhawatirkan. 

Perubahan iklim telah menjadi salah satu masalah global yang harus segera ditangani, banyak dampak yang disebabkan dari adanya perubahan iklim diantaranya adalah peningkatan suhu bumi, peningkatan curah hujan yang semakin tidak bisa diprediksi dan terjadinya perubahan iklim ekstrim yang memberikan dampak besar bagi keberlangsungan hidup mansusia. Berdasarkan data yang dilansir WHO pada tahun 2000, sejumlah 150.000 kasus kematian disebabkan oleh perubahan iklim

Perubahan iklim telah membawa dampak besar bagi kehidupan manusia tidak hanya pada lingkungan namun juga pada kesehatan, peluang penyebaran virus saat perubahan iklim akan semakin besar mengingat keadaan lingkungan dan cuaca sekitar yang memudahkan bakteri dan virus berkembang biak.

Saat keadaan planet semakin memanas, berbagai hewan kecil dan besar baik yang berada di darat ataupun laut akan keluar dari habitatnya sehingga kemungkinan hewan-hewan tersebut berinteraksi dengan hewan lain yang tidak biasa mereka lakukan dan menyebabkan perkembangbiakan pathogen semakin besar.

Penyebab dari terjadinya perubahan iklim yang meningkatkan resiko pendemi antara lain adalah hilangnya fungsi hutan sebagai paru-paru dunia dan tempat tinggal bagi hewan liar, hal ini menyebabkan kualitas udara semakin buruk ditambah lagi dengan produksi gas CO2 yang semakin meningkat. 

Hilangnya habitat memaksa heawan-hewan liar untuk melakukan migrasai sehingga berpotensi menimbulkan kuman baru dan menularkannya kepada hewan lain atau bahkan manusia. 

Kualitas lingkungan juga mengalami penurunan mengingat banyaknya kejadian kebaran hutan yang akhir-akhir ini sering kita dengar diberbagai media, kebakaran hutan yang baru-baru ini terjadi di daerah Australia juga  dapat dikaitkan dengan semakin buruknya kulaitas lingkungan.

Polusi udara sangat mempengaruhi persebaran virus karena melalui polusi udara orang yang sudah memiliki riwayat penyakit pneumonia dan terinfeksi pernapasan lainnya akan semakin memperburuk keadaannya. Hal ini sangat relevan jika virus COVID-19 berkembang didaerah China, karena dalam 30 tahun terakhir China telah mengalami kegiatan industrialisasi secara besar-besaran. 

Pembangunan berbagai infrastruktur diberbagai daerah ditambah dengan kepadatan penduduk China semakin memperburuk keadaan yang ada, lahan hijau semakin sempit digantikan dengan berbagai tempat industry yang menghasilkan polusi semakin banyak. Kepadtan populasi dan pertumbuhan  kota-kota metropolitan menjadi kota industry telah menjadikan daerah tersebut sebagai sarang virus yang dapat menyebar dengan luas dalam kurun waktu yang relative cepat.

Perubahan iklim telah memberikan dampak bagi kesehatan manusia, persebaran virus semakin mudah karena perubahan cuaca yang semakin tidak bisa diprediksi, hal ini diperparah dengan adanya industrialisasi yang semakin menjamur yang menyebabakna kualitas lingkungan semakin buruk. 

Hutan sebagai paru-paru dunia dan tempat tinggal hewan liar telah berubah fungsi menjadi lahan pertanian, hal ini membuat hewan mau tidak mau melakukan migrasi dan mencari daerah tenpat tinggal baru, aktivitas migrasi ini juga membuat persebaran virus pada hewan ke manusia memiliki peluang yang sangat besar.

Ketika muncul pertanyaan siapa yang sebenarnya menjadi penyabab dari adanya pandemi ini, maka jawaban tersebut harus kita tanyakan lagi kepada diri kita sendiri seperti apakah kita sudah menjaga lingkungan dengan baik. 

Munculnya pandemic ini lebih baik kila kita jadikan sebagai bahan untuk merefleksikan diri betapa pentingnya lingkungan bagi keberlangsungan hidup manusia. kerusakan lingkungan yang saat ini terjadi bisa saja semakin parah dan menimbulkan dampak yang mungkin lebih besar dari virus COVID-19. 

Tidak etis rasanya jika kita menyalahkan salah satu pihak saja karena keberlanjutan lingkungan adalah tanggung jawab kita bersama. Manusia sebagai salah satu mahluk yang paling mulia harus bisa mengelola alam dengan sewajaranya karena semakin kita mengeksploitasi alam maka semakin banyak pula dampak-dampak yang tidak kita bisa prediksi nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun