Mohon tunggu...
Wulan Oktaviani
Wulan Oktaviani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa dari UIN K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan

Saya adalah mahasiswa yang memiliki ketertarikan mendalam dalam akuntansi syariah dan penerapan prinsip-prinsip keuangan berlandaskan nilai-nilai Islam. Melalui akun ini, saya berharap dapat berbagi pemikiran, penelitian, dan pengalaman terkait akuntansi syariah, serta berkontribusi dalam diskusi tentang perkembangan keuangan syariah di Indonesia. Saya percaya bahwa pendidikan dan pemahaman yang baik tentang akuntansi syariah dapat membantu masyarakat dalam mengelola keuangan secara lebih etis dan bertanggung jawab

Selanjutnya

Tutup

Financial

Menavigasi Kompleksitas Akuntansi Perilaku Melalui Suasana Hati dan Budaya

4 Desember 2024   11:34 Diperbarui: 12 Desember 2024   11:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Fenomena ini terlihat dalam studi yang mengamati perilaku auditor dalam menilai inventaris perusahaan. Ketika auditor berada dalam suasana hati yang baik, cenderung memberikan estimasi yang lebih optimis. Namun, saat auditor merasa tertekan atau khawatir, estimasi menjadi lebih konservatif. Ini menunjukkan bahwa suasana hati dapat menjadi pengaruh yang sama kuatnya dengan data objektif dalam proses pengambilan keputusan.

Lalu, bagaimana perusahaan dapat mengelola faktor suasana hati ini? Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan emosional karyawan. 

Program keseimbangan kerja dan kehidupan (work-life balance), penghargaan atas pencapaian, serta dukungan psikologis dapat membantu menciptakan suasana hati yang stabil dan positif di lingkungan kerja. 

Selain itu, pelatihan kesadaran emosional (emotional intelligence) dapat membantu akuntan dan auditor untuk mengenali bagaimana suasana hati mereka memengaruhi keputusan yang diambil.

Budaya dan Suasana Hati: Sinergi untuk Keputusan yang Lebih Baik
Ketika budaya kerja yang tepat bertemu dengan suasana hati yang stabil, hasilnya adalah keputusan keuangan yang lebih akurat, etis, dan berorientasi jangka panjang. Budaya memberikan fondasi nilai dan norma, sementara suasana hati menjadi kekuatan pendorong yang menentukan bagaimana nilai-nilai tersebut diterapkan dalam praktik.

Di dunia akuntansi yang semakin kompleks, perusahaan tidak bisa hanya bergantung pada standar teknis dan regulasi. Perusahaan juga harus memahami bahwa keputusan keuangan adalah hasil dari interaksi antara faktor budaya dan emosional. 

Dengan mengintegrasikan kedua dimensi ini, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya efisien, tetapi juga manusiawi dan berintegritas. Inilah langkah penting menuju masa depan akuntansi yang lebih transparan dan bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun