Mohon tunggu...
wulan lestari
wulan lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Wulan Dwi Lestari, Mahasiswa Program Studi S1- Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Universitas Jember

Yakinlah bahwa diri anda bisa melakukan semuanya dengan niat dan tekad.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemanfaatan Digital Marketing sebagai Pembangkit UMKM Tempe di Desa Sepande

2 September 2021   13:54 Diperbarui: 2 September 2021   14:08 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelatihan Digital Marketing ( Dokpri )

Sidoarjo -- Pada tanggal 11 Agustus 2021, mahasiswa Universitas Jember melaksanakan kegiatan KKN Back to Village III di kampung halaman masing-masing. Pelaksanaan KKN Back to Village ini dilakukan agar mahasiswa dapat melanjutkan ke tahap berikutnya yaitu skripsi. 

Adapun jumlah mahasiswa Universitas Jember yang menjalankan program KKN Back to Village di tahun 2021 ini yakni sebesar 3.707. Pelaksanaan Program KKN BTV III ini sempat mengalami kemunduran, dikarenakan adanya kebijakan dari pemerintah yakni Pemberlakuan Pemberantasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). 

Namun, seiring dengan berkembangnya waktu akhirnya Pihak Universitas Jember memutuskan untuk melaksanakan Program KKN ini.

Program KKN Back to Village III ini berlangsung selama 30 hari, mulai dari tanggal 11 Agustus 2021 s/d 09 September 2021. Keistimewaan dari program KKN kali ini adalah mahasiswa dapat memilih lokasi desa dan objek sasaran sesuai dengan keinginan mahasiswa. 

Tidak hanya itu saja, mahasiswa Universitas Jember juga bebas untuk memilih tema program KKN yang akan dijalankannya. Ada 5 tematik program KKN di Universitas Jember, diantaranya : Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19, Inovasi Teknologi/Informasi Dalam Penanganan Covid 19, Program Pemberdayaan BUMDES/Jaring Pengaman Desa Penanganan Covid 19, Program Literasi Desa Masa Pandemi Covid 19, dan Program Penanganan Stunting dan AKI AKB. ( Ketua LP2M UNEJ, Prof. Dr. Yuli Witono, S.TP., M.P).

Wulan Dwi Lestari, Mahasiswa Program Studi S1-Ilmu Administrasi Bisnis, FISIP, Kelompok 66 memilih salah satu program KKN yaitu Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19. Pengajuan program KKN dengan tema "Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid 19" telah di setujui oleh Dosen Pembimbing Lapangan , Hery Indria Dwi Puspita, S.Si.,M.T.

Objek sasaran yang dipilih dalam kegiatan KKN kali ini yaitu pada UMKM tempe milik Bapak Sukari. Lokasinya berada di Desa Sepande, Kec. Candi, Kab. Sidoarjo. Desa sepande merupakan salah satu desa di Sidoarjo yang terkenal dengan sebutan " Desa Tempe ". Mayoritas penduduk yang ada di Desa Sepande memilih untuk bekerja sebagai pengrajin tempe dan tahu. Luas wilayah di Desa Sepande mencapai 160,195 hektar/m2.  

Pada awalnya, masyarakat banyak yang bekerja sebagai petani jagung, padi dan biji-biji-an namun dengan seiring berjalannya waktu lahan pertanian di alih fungsikan sebagai tempat permukiman penduduk. Saat ini, masyarakat di Desa Sepande memilih bekerja sebagai pengrajin tempe, tahu dan juga ada yang membuka usaha lontong. Masyarakat memanfaatkan potensi yang ada di desa untuk mencukupi kebutuhan hidup nya.

Usaha tempe yang dijalankan oleh Bapak Sukari masih berjalan hingga saat ini, namun produksi tempe mengalami penurunan. Produksi pembuatan tempe milik Bapak Sukari berkurang hingga 30% dari proses produksi tempe semula. 

Hal yang menyebabkan produksi tempe berkurang ialah harga kedelai yang melambung tinggi serta adanya PPKM yang menyebabkan para penjual makanan banyak yang tutup.

Dokpri
Dokpri

Tempe merupakan salah satu makanan yang banyak di sukai oleh masyarakat Indonesia, namun dengan harga kedelai yang mahal menyebabkan para pengrajin tempe mengurangi ukuran tempe. "Selain harga jual kedelai yang mahal, permasalahan lain yang dihadapi oleh Bapak Sukari adalah pemasaran produk tempe yang masih tradisional. 

Pelanggan tempe Bapak Sukari ini biasanya adalah orang-orang yang mempunyai catering, penjual tempe penyet dan lain-lain, namun dikarenakan ada pemberlakuan PPKM para pelanggan Bapak Sukari memilih untuk berhenti berjualan. Hal tersebut yang membuat potensi penjualan tempe beliau mengalami penurunan", ungkap Bapak Sukari, pemilik UMKM tempe, ( 16/08/2021).

Dari permasalahan di atas, program kerja yang dilakukan oleh Wulan Dwi Lestari yaitu pemanfaatan digital marketing sebagai strategi pemasaran baru pelaku UMKM tempe di Desa Sepande. Metode pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. 

Pada minggu pertama, melakukan observasi terhadap sasaran dan dilanjutkan dengan penyuluhan program kerja ke sasaran. Bapak Sukari sangat antusias dalam menyambut kehadiran penulis, dan mengijinkan untuk melaksanakan KKN di tempat usahanya.

Proses Pencucian Kedelai (Dokpri)
Proses Pencucian Kedelai (Dokpri)

Lalu, pada minggu kedua penulis mulai menjalankan program kerja yaitu pembuatan desain logo untuk produk tempe milik Bapak Sukari. Desain logo ini sebagai identitas atau pengenal produk tempe, agar produk tempe milik Bapak Sukari berbeda dari pesaing. Logo produk ini juga berfungsi sebagai daya tarik konsumen untuk membeli produk tempe milik Bapak Sukari. 

Pada awalnya, tempe yang dijual oleh Bapak Sukari hanya dalam kemasan plastik transparan tanpa di sertai dengan logo produk. Penulis mendesain logo semenarik mungkin dengan paduan warna dan tulisan cantik pada logo tersebut." Desain logo nya sudah bagus tapi sebaiknya ukuran tulisannya di besarin lagi aja mbak", ungkap Ibu Sukari, selaku istri pemilik UMKM tempe, ( 18/08/2021 ).

Desain Logo Tempe ( Dokpri )
Desain Logo Tempe ( Dokpri )

Di hari berikutnya, penulis mengadakan pelatihan digital marketing terhadap sasaran. Tujuan dilakukannya pelatihan digital marketing ini adalah untuk memberikan ilmu dan pengetahuan bagi sasaran bahwa penggunaaan teknologi itu penting bagi usaha mereka. Di era pandemi covid 19 ini dimana para pelaku UMKM harus melakukan transaksi jual beli secara online, agar tidak jauh tertinggal dengan pelaku UMKM lainnya.

Pelatihan Digital Marketing ( Dokpri )
Pelatihan Digital Marketing ( Dokpri )

Pada minggu ketiga, program kerja selanjutnya yakni pembuatan akun sosial media sebagai media penjualan secara online. Pada awalnya, usaha tempe milik Bapak Sukari penjualannya masih tradisional, tempe hanya dijual langsung ke pasar tradisional. 

Sistem penjualan tradisional masih belum efektif untuk mencapai target yang luas, maka dari itu penulis membantu Bapak Sukari untuk menjualkan produk tempe-nya melalui sistem pemasaran online. 

Penulis membantu Bapak Sukari untuk membuat konten yang menarik untuk promosi produk tempe. "Agar konsumen melirik produk Bapak, cara yang bisa dilakukan yaitu memfoto produk tempe semenarik mungkin lalu diberi caption yang menarik dilanjutkan dengan posting produk melalui instagram dan facebook ", ungkap Wulan Dwi Lestari, selaku Mahasiswa pelaksana KKN BTV III UNEJ, (23/08/2021).

Pembuatan Akun Sosmed (instagram). Dokpri
Pembuatan Akun Sosmed (instagram). Dokpri

Dari beberapa program kerja di atas, diharapkan dapat membantu permasalahan yang dialami oleh sasaran. Penting bagi para pelaku UMKM untuk memahami dan mengaplikasikan teknologi digital bagi keberlanjutan usaha nya, karena di era covid 19 saat ini kegiatan jual beli banyak yang dilakukan secara online. 

Diharapkan dengan adanya program KKN ini, dapat memberikan contoh bagi pelaku UMKM lain nya untuk menggunakan digital marketing sebagai media pemasaran produk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun