Pagi buta, ia tak lagi peduli usia
Aku menatapnya lekat
Tubuh renta masih kuat mengayuh cangkul
Pagi berangkat, siang pulang, kemudian kembali lagi
Ia tak sendiri
Ada wanita yang selalu menemani
Andai ia bisa memilih
Mungkin ia akan terus menggarap sawah
Bukan karena ingin kaya
Tetapi itu sudah menjadi kewajiban
Panas terik seperti kawan
Hujan badai bukanlah lawan
Ia terus melangkah
Duhai engkau
Yang masih merasa risau
Tengoklah sesekali kemari
Ada tubuh yang berkeringat
Namun tetap berjalan
Demi padi yang menguning
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H