Berbeda dengan propinsi lainnya, Jawa Timur memiliki perekonomian yang stabil, bahkan jauh di atas propinsi lainnya. Dalam lima tahun terakhir tercatat, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur selalu berada lebih dari 5%.
Pada, Kamis, 22 November 2018 lalu, Forum Merdeka Barat 9 mengadakan diskusi di Kantor Sekda Pemprov Jatim, Surabaya. Acara tersebut bertajuk Membangun Indonesia Dalam Perspektif Peningkatan Daya Saing Daerah dengan dihadiri oleh beberapa orang penting di negeri ini.
Pada acara Forum Merdeka Barat 9, yang diadakan pada Kamis lalu, hadir Menteri Riset, Tekhnologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir. Beliau berkata, "Di mana daya saing bangsa harus kita dukung terus, yaitu dengan peningkatan SDM (Sumber Daya Alam)."
Banyak faktor yang mempengaruhi perekonomian di bangsa ini, khususnya Jawa Timur. Salah satunya ialah dengan meningkatnya SDM atau Sumber Daya Alam. Di mana SDM pun dipengaruhi oleh pendidikan.
Untuk itu, banyak sekali PR yang harus kita kerjakan, untuk meningkatkan SDM ini. Tentunya, pemerintah juga turut andil dalam hal ini.
Meningkatnya Perekonomian di Bidang Industri
Meliadi Sembiring, Seketaris Kementerian dan UKM, pula mengatakan pada pemerintahan sekarang benar-benar diterapkan mengenai meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti pemerataan kesejahteraan masyarakat,"Kalau tidak rata, jurang pemisah antara yang kaya dan miskin akan semakin lebar,"lanjut beliau.
Dari tahun ke tahun, sektor industri mengalami tren peningkatan dengan pertumbuhan di atas 5% untuk beberapa tahun terakhir. Tentunya, hal ini juga dipengaruhi oleh munculnya banyak startup yang memang benar-benar sukses dan memberikan pengaruh besar pada masyarakat.
Inflasi triwulan II 2018 berada di angka 2,67%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 3,16%. Catatan inflasi ini merupakan terendah dari 10 tahun terakhir. Rendahnya, inflasi ini dikontribusikan oleh kelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, transportasi, komunikasi dan jasa keungan.
Seperti yang kita ketahui, generasi millennials sekarang cenderung menyukai traveling, dan kuliner. Sangat masuk akal, apabila pada kelompok makanan dan transportasi mempengaruhi rendahnya inflasi dan perekonomian.
Terlebih lagi, banyak orang yang benar-benar terbantu dengan adanya transportasi dari start up, yang menurut saya benar-benar mendobrak yaitu ojek online. Dahulu, seringnya kita ketakutan ketika nomor ponsel diketahui oleh orang asing, kini sudah tidak lagi, lantaran seperti yang kita ketahui naik ojek online harus menggunakan nomor ponsel.
Tak hanya pada sektor industri saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, pun pada sektor perpajakan. Roda ekonomi yang baik juga dicatat dari penerimaan pajak. Pada tahun 2017, realisasi pajak mencapai Rp14,35 triliun, sedangkan target yang ditetapkan sebesar Rp12,98 triliun.
Di Jawa Timur, Perekonomian Mengalami Peningkatan
Saya sudah menyebutkan di atas, bahwa perekonomian di Jawa Timur meningkat di atas rata-rata porsentase nasional. Indeks IPM di Jawa Timur pada tahun 2017 terus mengalami kemajuan. Pada tahun 2016 IPM mencapai 69,74% dan selanjutnya pada 2017 mencapai 70,27%.
Pencapaian indeks IPM sendiri diukur dengan memperhatikan tiga aspek esensial yaitu umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup yang layak. Jadi, peningkatan IPM tidak bisa lepas dari komponen tersebut.
Tentunya, kabar baik dari perekonomian Jawa Timur ini akan dikelola dan dijaga dengan baik. Itulah kenapa diadakan forum diskusi oleh Forum Merdeka Barat 9 ini.
Sebagai salah satu contoh, meningkatnya daerah di Jawa Timur, bisa dilihat di Banyuwangi. Yang kotanya semakin maju, seperti yang diceritakan oleh Pak Azwar Anas, Bupati Banyuwangi.
Bupati Banyuwangi tersebut mengatakan sangat terbantu dengan adanya infrastruktur yang dibangun pada masa pemerintahan ini. Seperti yang kita ketahui, Banyuwangi memiliki bandar udara yang akan menjadi bandar udara internasional.
"Smart city itu sudah biasa, karena stakeholder-nya cukup. Tapi, kampung smart menjadi tantangan bagi kita semua,"ucap Bupati Banyuwangi tersebut, pada acara Forum Merdeka Barat 9.
Di Banyuwangi sudah terakses 172 desa dengan fiber optic, yang tidak ditanam dalam tanah, tetapi melalui kabel. Dengan adanya akses ini, rakyat Banyuwangi bisa melayani sendiri program-program, seperti program layanan kemiskinan, dll.
Pada sesi tanya jawab, Bapak Mohammad Nasir kembali mengatakan,"Kalau diberikan seberapapun besarnya anggaran, kalau leadership-nya tidak punya, keinginan tidak muncul dari pemimpin itu sendiri, nggak mungkin bisa maju."Beliau menanggapi pertanyaan dari salah satu tamu, mengenai smart city. "Jangan menabur garam di laut,"tambahnya lagi.
Hal ini juga disetujui oleh Bupati Banyuwangi, "Walau pemimpinya hebat, anggarannya cukup, kalau rakyat tidak tumbuh. Maka, jangan harap daya saing bisa segera terealisasi."
       Â
       Â
       Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI