Mohon tunggu...
Wulan Kanti Fitrani
Wulan Kanti Fitrani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Writing is my way showing arguments

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Transportasi Jakarta Kini

22 Maret 2016   17:13 Diperbarui: 22 Maret 2016   17:29 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kiranya perdebatan antara taxi konvensional dan taxi online masih aja alot ya sampai sekarang, padahal issuenya  sudah dari setahun silam.

Gue sebagai konsumen yang tinggal di Jakarta jujur aja cari moda transportasi umum yang nyaman, aman, dan murah itu susah banget apalagi yang sudah paham dengan lalu lintas Jakarta seperti apa.

Well, masyarakat di Jakarta sudah tahu kiranya kalau jalanan Jakarta sekarang macet gila-gilaan akibat pembangunan proyek MRT dan flyover.

Dari fenomena itu, masyarakat di Jakarta dituntut cerdik untuk memilih transportasi apa yang harus digunakan. Begitu juga dengan pelaku usaha yang harus cerdik membaca perilaku konsumen.

Dalam era digital dan teknologi yang begitu cepat membawa perubahan, Jakarta kini disuguhkan dengan berbagai solusi transportasi umum yang lebih praktis, aman, dan nyaman. Yup GOjek(motorcycle taxi), Uber, dan Grab. Those dominate the public transportation market nowadays!

Kalau sebelumnya Jakarta hanya ada Taxi konvensional yang mana kalau menurut gw hanya layak digunakan pada jam-jam tertentu dan destinasi tertentu. Mengapa gw berkata demikian? Ya karena tarif yang digunakan berdasarkan argo. Coba bayangakan berapa rupiah yang harus dikeluarkan dengan melihat lalu lintas Jakarta yang serba macet dimana-mana. Apalagi untuk orang-orang di Jakarta yang sangat mobile. Kepraktisan, kecepatan, keamanan, serta tarif yang terjangkau itu merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi bagi pengguna transportasi umum di Jakarta.

Selain tarif yang berdasarkan argo, kadang ada juga driver driver yang tidak mau melayani penumpang tertentu dengan jarak yang dekat.

Saya berbicara demikian karena pengalaman yang telah saya alami. Kadang, jika saya pulang agak malam beberapa transportasi umum sulit ditemukan, yang mana artinya hanya ada pilihan untuk naik taksi. Ya karena taxi beroperasi hampir 24 jam. Tp kenyataannya, ada beberapa driver taxi yang nakal, beberapa ada yang tidak mau melayani penumpang dengan alasan jarak tempuh terlalu dekat. Ada juga yang mau melayani tapi mereka memasang tarif sendiri.

Begitu menjengkelkan bukan?

Saya pulang malam dengan taxi karena kondisi yang memang tidak memungkinkan bagi saya untuk menggunakan alternatif transportasi lainnya. Tapi mengapa service yang diberikan seperti demikian?

Pernah saya pulang malam dari kantor ke tempat kediamanan saya yang kurang lebih jarak tempuhnya memang tidak terlalu jauh 1-2km, which means if we counted it based on the fare it would be around Rp 7,500-15,000. But, the fact that you should pay per driver request, it would be around Rp 25,000. What a fucking fare! So, what's the function of your fare machine on your car? -,-

Based on the fact above, the needs is completed by the online taxi which provided by Uber, Gojek (motorcycle taxi), Grab.

They know the solution for public transportation in Jakarta.

Selama gw stay di Jakarta untuk keperluan kerja, sebelumnya memang gw belum pernah menggunakan ojek. Dengan alasan gw ngga merasa nyaman, dan tarif yang diberikan pun tidak ada sistemnya. Pernah satu kali dan pertama kalinya menggunakan jasa ojek, itupun dengan alasan untuk mengejar waktu saat gw ada jadwal interview dengan direktur. 

Karena keterbatasan waktu, akhirnya gw putuskan untuk menggunakan ojek. You guys should guess how much the price the driver offered to me from manggarai to sudirman! 60 ribu! At that time i have no much option.. semenjak itu gw ngga lagi lagi pakai jasa ojek di Jakarta. gile kali ya drivernya pasang tarif segitu, ya ga bisa menyalahkan juga sih.. toh emang ojek belum ada sistem regulasi yang mengatur mengenai tarifnya.

Dan tidak lama kemudian, Jakarta dihebohkan dengan kedatangan Gojek, which answered the customer needs.

Dari mulai itu, gw udah mulai menggunakan jasa ojek kembali haha. Why not? they provide the fare system which it will be calculated automatically based on the system start from your pick up into your destination. In addition, they provide  the mask, helmet and hair cover for the customer, it would be much safe right?

Dan juga you just need order by your smartphone which is more flexible. But, the service is depend on the driver you got. Sometimes, if you found the driver which is not around in your area, you got to wait 5-10 minutes for his coming. haha so if you want to get faster, just pick bluebird or express and stop them anytime you want haha.

Disini bisa gw simpulkan bahwa pelaku usaha di era digital sekarang harus mampu beradaptasi dengan teknologi. Life has changed! We could never predict what the future brings in this digital era.

I remember at the moment i had a final exam about Management Information System, dimana gw dapat studi kasus untuk korporasi yang mampu bertahan dan mampu menjadi main player ialah yang mampu beradaptasi dengan teknologi dan mampu membaca perilaku konsumen.

Whether it's legal or not, we just need to wait the Govt. Regulation related that case.

I believe once fix it, those entity will follow it :) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun