Pandemi COVID-19 belum berakhir, semua sektor kehidupan terdampak dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar termasuk bidang pendidikan. Sekolah- sekolah di seluruh wilayah Indonesia harus dilaksanakan secara daring. Belum usai disitu, pendidikan Indonesia dibayang-bayangi oleh tingkat literasi yang rendah. Pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat ke 74 dari 79 negara menurut hasil survei  Programme for International Student Assessment (PISA).
Walaupun begitu, cahaya harapan itu tetap ada di tengah gelapnya ketidakpastian. Disinilah mahasiswa UPI menjalankan peran sebagai change agents dalam dunia pendidikan serta berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia terutama dalam hal literasi melalui program "Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka - Pusat Prestasi Nasional" yang dimana sasarannya secara umum adalah lembaga pendidikan dan lembaga atau organisasi masyarakat. Terdapat 3 program wajib KKN dengan sasaran lembaga pendidikan, program wajib itu di antaranya Literasi Baca Tulis secara daring, Literasi Numerasi secara daring, dan Literasi Sains secara daring.Â
Penulis saat ini sedang melaksanakan kegiatan KKN Tematik Literasi UPI 2021 di SDN Lebakwangi 01 dengan sasaran 2 orang guru, 10 siswa dan 10 orang tua. Ketika kesempatan ini datang, penulis melakukan koordinasi dengan Kepala Sekolah, guru sasaran, dan orang tua. selain berkoordinasi pun penulis melakukan identifikasi masalah pada siswa melalui orang tuanya. Dapat disimpulkan bahwa urutan literasi yang tidak dimengerti adalah literasi numerasi yang dimana dari 10 anak ada 7 orang yang belum memahami literasi numerasi.
Menurut Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi (2021) bahwa literasi Numerasi merupakan kemampuan atau kecakapan dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menggunakan matematika dengan percaya diri di seluruh aspek kehidupan. Berdasarkan fakta itulah yang membuat saya tertarik untuk membahas literasi numerasi. Penulis mendapatkan 5 orang siswa dari kelas 2 dan 5 orang lagi adalah siswa kelas 4. Hal ini cukup sulit mengingat baik orang tua dan anak-anak sering terkendala mengenai sinyal dan kuota internet sehingga pembelajaran hanya dilakukan oleh guru di aplikasi whatsapp group. Hal ini dinilai tidak efektif dan anak tidak mengerti jika tidak dijelaskan sedangkan orang tua di rumah memilki kapasitas yang berbeda dalam pemahaman numerasi tersebut. Â Walaupun begitu, penulis membuat video pembahasan mengenai salah satu materi mata pelajaran Matematika kelas 4 SD. Di dalamnya terdapat 5 soal sederhana tetapi penulis tidak mengerjakan tugas mereka melainkan membimbing mereka dengan cara memberikan satu contoh jawaban, maka siswa kelas 4 SD tersebut akan mengikuti langkah-langkah pengerjaan di soal berikutnya. Pemberian contoh ini pun disertai dengan grafis-grafis dan tanda-tanda agar memudahkan dalam pemahaman.
Dengan begitu, penulis berharap bahwa ini akan menjadi langkah awal dalam menguatkan literasi di Indonesia terutama literasi numerasi di masa pandemi COVID-19.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H