Mohon tunggu...
Wie Astuti
Wie Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - _

Selama hidup, teruslah belajar, buat bekal mati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Intoleransi dalam Beragama

13 Juli 2022   21:27 Diperbarui: 13 Juli 2022   22:19 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Intoleransi menjadi salah satu kata yang cukup populer dan masih aktual diperbincangkan. Kata 'intoleransi' ini ramai menghiasi media informasi mulai dari media cetak hingga elektronik dan tak terkecuali jadi isu serius bagi para ahli dan kelompok akademisi. 

Kata tersebut menjadi perbincangan seiring meningkatnya tindak kekerasan yang melibatkan agama. seperti aksi teror gereja, perusakan masjid, hingga penembakan pendeta dan penusukan tokoh agama. kasus-kasus kekerasan yang dilakukan tersebut banyak yang mengaitkannya dengan kata intoleransi.

Jika merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata intoleransi ini memiliki arti sebuah kondisi di mana tidak adanya tenggang rasa. Tidak adanya sikap yang bersahabat dan cenderung berujung pada terciptanya konflik. Tenggang rasa di sini ialah tenggang rasa dalam beragama. 

Maksudnya, sebuah sikap yang bisa menghargai dan menghormati agama orang lain. Sebuah sikap yang mau memberikan ruang dan kebebasan untuk orang lain supaya bisa menjalankan keyakinannya sendiri, yang berbeda dengan keyakinan yang diyakini diri sendiri. 

Kemauan untuk menerima perbedaan keyakinan dalam satu lingkungan, dan mempersilakan mereka yang berbeda keyakinan untuk menjalankan keyakinannya sendiri, tanpa ada perlakuan berbeda sebagai sesama warga negara terlebih sebagai sesama manusia.

Hal tersebut tidak terlepas dari konsep hak asasi manusia. Di mana, setiap orang memiliki kebebasan untuk hidup dan menjalankan kehidupannya, termasuk untuk beragama. Setiap orang memiliki hak yang sama untuk memeluk suatu keyakinan berdasarkan pilihannya sendiri. 

Tanpa ada intervensi dan intimidasi dari orang lain. Khususnya dalam konteks Indonesia, hak asasi manusia ini sangat dijunjung tinggi karena keberadaannya dilindungi oleh konstitusi.

Jadi, jika ditarik kesimpulan, intoleransi ialah sebuah sikap yang tidak memberikan kebebasan kepada orang lain untuk memeluk agama berdasarkan pilihannya sendiri, yang mana, hal tersebut terwujud dalam tindakan-tindakan yang mengganggu ketenteraman hidup orang lain. 

Seperti diskriminasi, pelabelan, stigmatisasi, cemoohan, dan lainnya. Tidak adanya sikap terbuka untuk menerima perbedaan agama dan keyakinan, dan lebih parah lagi, tidak mau memberikan kebebasan ataupun keleluasaan bagi pemeluk agama lain untuk mengekspresikan agamanya sendiri.

Kaitannya intoleransi dengan aksi-aksi kekerasan yang melibatkan agama di dalamnya, tentu, intoleransi ini menjadi faktor penyebab yang umum terjadi. setiap aksi-aksi kekerasan baik itu berupa terror, perusakan rumah ibadah, dan lainnya, pasti intoleransi menjadi motif di balik tindakan tersebut. hal tersebut lantaran tingkat intoleransi yang terdapat dalam diri pelaku tersebut sudah sangat akut. 

Sehingga, sulit untuk diobati. Kadar intoleransi yang ada sudah mengakar kuat. alhasil, intoleransi tersebut berimbas pada perilaku-perilaku ekstrem. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun