Saat fajar menjuntai di ufuk langit,
Semburat jingga berbisik di tepi pagi,
Dalam hening, semesta menulis syair sunyi,
Embun menetes lembut di ujung padi,
Seperti mutiara, terjalin dalam mimpi.
Butiran bening itu bercahaya,
Laksana kristal surga yang terjatuh perlahan,
Menyentuh bumi, berpagut dengan hijaunya alam,
Menggigil di bawah hangat yang malu-malu datang.
Dari jauh tampak punggung seorang petani
Dengan langkah sunyi namun pasti,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!