Mohon tunggu...
Wulan Sari Gultom
Wulan Sari Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Hiburan/jalan-jalan /konten favoritw daily

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

2 Juli 2024   21:53 Diperbarui: 2 Juli 2024   22:02 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyalahgunaan narkoba merupakan suatu pola penggunaan narkoba yang bersifat patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan akibat narkoba, angka penyalahguna narkoba di negara ini masih tetap tinggi. Bahkan, target korban naroba semakin meluas dari waktu ke waktu. Jika hal ini tidak segera ditangani dengan serius oleh berbagai pihak, bukan tidak mungkin narkoba akan menjadi bencana nasional yang mengancam negeri ini. Terjerumusnya seseorang ke dalam dunia narkoba umumnya di pengaruhi oleh beberapa faktor, tidak hanya murni kesalahan sendiri.

Alasan orang memakai narkoba !

Kebanyakan masyarakat cendrung mudah memakai obat atau bahan yang dapat mengubah suasana hati mereka. Narkoba mengubah suasana hati menjadi nyaman, merasa rileks, tenang, dan gembira. Stres dan berbagai persoalan yang mereka hadapi seolah-olah hilang, meskipun pengaruh itu hanya bersifat sementara. Ada banyak alasan yang membuat seseorang pada akhirnya terjebak dalam dunia narkoba. 

1. Mencari pengalaman yang menyenangkan. Mereka ingin mencari sensasi, mereka ingin merasa nyaman dan gembira, mereka ingin sesuatu yang baru yang menggairahkan dan berbahaya. Mereka ingin menghilangkan perasaan jenuh dan bosan serta memenuhi rasa ingin tahu mereka.

2. Mengatasi stres. Narkoba memberi perasaan lari dari masalah yang dihadapi dan mengubah suasana hati. Mereka memakai narkoba agar merasa nyaman atau tenangdari situasi yang menegangkan. Narkoba menghilangkan rasa sedih, tertekan atau marah, juga meredakan ketegangan atau ketakutan. 3. Menanggapi pengaruh sosial. Memakai narkoba membuat remaja.

3. Menanggapi pengaruh sosial. Memakai narkoba membuat remaja terlhat lebih dewasa atau keren. Mereka ingin di terima dan diakui oleh kelompok sebayanya. Mereka ingin meniru apa yang dilakukan idola mereka. Dalam hal ini media juga turut berperan menggambarkan kebutuhan orang untuk merasa "high" sebagai bagian dari gaya hidup.

Alasan-alasan para pemakai narkoba memakai narkoba selalu alasan yang menyenangkan dan nampak baik bagi mereka. Tentunya, itu hanyalah alasan yang mereka buat untuk membenarkan diri sendiri. Selain itu adanya kesempatan yang datang juga sering menjadi celah penyalahgunaan narkoba yang sering terjadi. Misalnya ditawari oleh teman saat nongkrong dll. Sebenarnya, kebutuhan akan pemakaian narkoba tidak akan ada apabila orang dapat memenuhi kebutuhan akan rasa nyaman, santai, bahagia, dan keputusan emosional lainnya. Seharusnya, itu semua dapat dipenuhi dengan berbagai cara yang wajar dan sehat. Ada banyak cara agar kita bisa bergairah, merasa senang dan nyaman, serta menikmati kehidupan, tanpa perlu memakai narkoba. Ada banyak cara mengatasi stres dan menghilangkan rasa jenuh atau bosan. Ada banyak cara untuk bergaul tanpa perlu berkompromi dengan pemakai narkoba. Mereka yang mampu memenuhi kebutuhan hati dan batinnya dengan cara-cara bermanfaat, lebih kecil kemungkinan terlibat penyalahgunaan narkoba daripada mereka yang tidak terampil mengelola kehidupannya. 

Kepribadian Remaja 

Penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa pandang bulu.Akan tetapi, ada sekelompok orang yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan narkoba dibandingkan rata-rata masyarakat lainnya.Kelompok tersebut adalah remaja. Masa remaja cenderung rawan menggunakan narkoba.Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak ke dewasa, baik secara biologis maupun psikologis dan sosial. Secara jasmani, ia telah memiliki kemampuan orang dewasa, tetapi ia belum memiliki kewenangan untuk menggunakan kemampuan itu. Berikut adalah beberapa alasan dan faktor yang menyebabkan usia remaja adalah usia yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba.

1. Ingin tahu dan ingin mencoba 

Penggunaan narkoba biasanya bermula dari rasa ingin tahu, ingin mencoba, dan ingin diterima dilingkungan sosialnya.Rasa ingin tahu dan ingin mencoba memang merupakan naluri setiap orang. Pada remaja, naluri rasa ingin tahu dan ingin mencoba tersebut terkadang belum dapat dikendalikan dengan benar sehingga mudah terbawa arus negatif. 

2. Senang dengan hal-hal yang mengundang resiko (bahaya) 

Keterbatasan cara pandang remaja menyebabkan remaja sulit menunda pemuasan keinginan seketika. la cenderung melakukan hal-hal yang mengundang risiko. Jiwa bebasnya yang tidak diarahkan dengan baik mendorongnya senang melakukan hal-hal berbahaya, salah satunya melakukan penyalahgunaan narkoba. 

3. Kecendrungan melawan otoritas 

Kecenderungan remaja untuk memberontak dan melawan otoritas dilakukan dalam rangka mencari identitas dirinya. Jika reaksi orang tua positif dan mendukung perkembangan remaja, maka proses pencarian jati diri tersebut tidak mengalami kesulitan yang berarti dan dapat dilalui dengan baik. Jika anak terlalu dikendalikan orang tua, ia tidak akan mandiri. Kedewasaannya terhambat dan tidak mampu menghargai dirinya sebagai individu yang mandiri. Ia menjadi pembangkangdan rawan terhadap tekanan kelompok. Sebaliknya, jika anak terlalu dibiarkan orang tuanya, hidupnya menjadi tanpa kendali. Ia bertindak semaunya, melanggar norma dan nilai, dan hidup tanpa tanggung jawab. Ia mudah menjadi penyalahguna jika stres atau ada masalah. 

4. Rasa aman dan penilaian diri rendah 

Jika orang-orang melihat seorang remaja dari sisi baiknya, remaja tersebut akan memiliki penilaian diri yang positif. Sebaliknya, jika orang-orang selalu melihat keburukannya, remaja tersebut akan memiliki penilaian diri yang negatif. Orang-orang terdekat yang sering berinteraksi dengan remajalah yang akan menentukan penilaian diri ini. Orang tua yang melibatkan diri dalam kehidupan remaja, mendukung terbentuknya penilaian diri positif. Rasa aman berakar dari kasih sayang, perhatian, dan kemampuan orang tua memberikan kebutuhan mental emosional yang diperlukan anak.Anak yang merasa aman akan mampu menghadapi stres dengan baik. Jika anak tidak memiliki rasa aman, ia selalu curiga dan sulit mempercayai orang lain. Ia pencemburu dan posesif (ingin memiliki/menguasai). Remaja yang merasa tidak aman dan memiliki penilaian diri rendah cenderung mencari persetujuan dan dukungan kelompok.

5. Setia dengan kelompok sebaya

Remaja yang tergabung dalam kelompok sebaya cenderung memiliki kebiasaan dan karakteristik yang sama, misalnya kesamaan dalam cara berpakaian, berbicara, bahasa, hobi, serta sikap dan perilaku. Remaja tidak mau berbeda dengan kelompok sebayanya, sebab ia ingin diterima dan diakui oleh kelompoknya. Bersama kelompok sebaya, remaja dapat berperan, bereksperimen, dan mengekspresikan dirinya.la ingin diterima dalam segala bentuk keberhasilan dan kegagalannya. Ia berusaha mencari persetujuan kelompok dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai kelompok. Jika kelompok sebaya memiliki nilai-nilai positif, perkembangan remaja pun positif. Jika tidak, remaja akan terjerumus ke dalam berbagai perbuatan berbahaya dan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, remaja harus mampu memilih dan memutuskan nilai-nilai yang baik dan positif bagi dan masa depannya . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun