Mohon tunggu...
Wulan Sari Gultom
Wulan Sari Gultom Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatra Utara

Hiburan/jalan-jalan /konten favoritw daily

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja

2 Juli 2024   21:53 Diperbarui: 2 Juli 2024   22:02 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2. Senang dengan hal-hal yang mengundang resiko (bahaya) 

Keterbatasan cara pandang remaja menyebabkan remaja sulit menunda pemuasan keinginan seketika. la cenderung melakukan hal-hal yang mengundang risiko. Jiwa bebasnya yang tidak diarahkan dengan baik mendorongnya senang melakukan hal-hal berbahaya, salah satunya melakukan penyalahgunaan narkoba. 

3. Kecendrungan melawan otoritas 

Kecenderungan remaja untuk memberontak dan melawan otoritas dilakukan dalam rangka mencari identitas dirinya. Jika reaksi orang tua positif dan mendukung perkembangan remaja, maka proses pencarian jati diri tersebut tidak mengalami kesulitan yang berarti dan dapat dilalui dengan baik. Jika anak terlalu dikendalikan orang tua, ia tidak akan mandiri. Kedewasaannya terhambat dan tidak mampu menghargai dirinya sebagai individu yang mandiri. Ia menjadi pembangkangdan rawan terhadap tekanan kelompok. Sebaliknya, jika anak terlalu dibiarkan orang tuanya, hidupnya menjadi tanpa kendali. Ia bertindak semaunya, melanggar norma dan nilai, dan hidup tanpa tanggung jawab. Ia mudah menjadi penyalahguna jika stres atau ada masalah. 

4. Rasa aman dan penilaian diri rendah 

Jika orang-orang melihat seorang remaja dari sisi baiknya, remaja tersebut akan memiliki penilaian diri yang positif. Sebaliknya, jika orang-orang selalu melihat keburukannya, remaja tersebut akan memiliki penilaian diri yang negatif. Orang-orang terdekat yang sering berinteraksi dengan remajalah yang akan menentukan penilaian diri ini. Orang tua yang melibatkan diri dalam kehidupan remaja, mendukung terbentuknya penilaian diri positif. Rasa aman berakar dari kasih sayang, perhatian, dan kemampuan orang tua memberikan kebutuhan mental emosional yang diperlukan anak.Anak yang merasa aman akan mampu menghadapi stres dengan baik. Jika anak tidak memiliki rasa aman, ia selalu curiga dan sulit mempercayai orang lain. Ia pencemburu dan posesif (ingin memiliki/menguasai). Remaja yang merasa tidak aman dan memiliki penilaian diri rendah cenderung mencari persetujuan dan dukungan kelompok.

5. Setia dengan kelompok sebaya

Remaja yang tergabung dalam kelompok sebaya cenderung memiliki kebiasaan dan karakteristik yang sama, misalnya kesamaan dalam cara berpakaian, berbicara, bahasa, hobi, serta sikap dan perilaku. Remaja tidak mau berbeda dengan kelompok sebayanya, sebab ia ingin diterima dan diakui oleh kelompoknya. Bersama kelompok sebaya, remaja dapat berperan, bereksperimen, dan mengekspresikan dirinya.la ingin diterima dalam segala bentuk keberhasilan dan kegagalannya. Ia berusaha mencari persetujuan kelompok dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai kelompok. Jika kelompok sebaya memiliki nilai-nilai positif, perkembangan remaja pun positif. Jika tidak, remaja akan terjerumus ke dalam berbagai perbuatan berbahaya dan tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, remaja harus mampu memilih dan memutuskan nilai-nilai yang baik dan positif bagi dan masa depannya . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun