Apabila saya harus membayangkan apa yang terjadi pada tahun 400 SM. Saya bingung bahkan mungkin saat itu pemikiran ke arah pengolahan makan saja mereka belum cukup memadai. Ya, harus diakui pemikiran Aristoteles telah melampaui beratus-ratus tahun saat zamannya.
Saya juga teringat ketika guru saya bercerita bahwa mahzab-mahzab yang berkembang sebenarnya bukan hanya empat seperti yang kita kenal sekarang (Imam Malik, Imam Syafi'i, Imam Hanafi, Imam Hambali), Tapi kenapa yang bertahan hanya empat? Itu disebabkan pemikiran-pemikiran mereka yang terus direproduksi.
Saya hanya ingin mengatakan bahwa inspirasi bisa didapat dari manapun. Sains Islam yang berkembang pesat pada medieval period juga mendapat banyak inspirasi dari ilmuwan-ilmuwan Yunani, akan tetapi mereka mampu mengolah dan menyesuaikan ilmu-ilmu tersebut sesuai nilai-nilai Islam, sehingga yang terjadi adalah perkembangan yang luar biasa signifikan. Dan pada saat itu Barat yang bahkan disuguhi langsung pemikiran-pemikiran leluhur mereka belum mengenal sabun dan mandi!
Maka di titik ini, umat Islam sedang berada di bawah bayang-bayang sains Barat bukanlah dengan tidak jujur mengakui kecanggihan teknologi yang sedang terjadi disana. Tapi bagaimana kita belajar mengambil inspirasi untuk kemudian mampu mengolah dan mengembangkan sesuai dengan nilai-nilai Islam agar kita dapat kembali menorehkan tinta emas perkembangan ilmu pengetahuan seperti yang telah dengan brilian dilakukan ulama-ulama kita terdahulu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H