Mohon tunggu...
wulan wulandari
wulan wulandari Mohon Tunggu... -

STKIP MUHAMMADIYAH SORONG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar Behavioristik pada TK Aisyiyah 06

3 Juli 2013   12:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:04 2990
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori belajar behavioristik adalah teori tentang perubahan tingkah laku, aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku sebagai hasil belajar yang menghubungkan stimulus dengan rsponnya . Berdasarkan teori ini saya melakukan observasi dengan objek muri – murid dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal 06 yang terletak di kelurahan Malawili Kecamatan Aimas, karena menurut saya anak usia dini memungkinkan besarnya perubahan sikap karena belum terbukanya pemikiran terhadap lingkungan dalam skala luas, sehingga stimulus yang diberikan pengajar lebih mudah dirasa dan dipahami sehingga cepat mendapat respon. B1 adalah kelas yang saya pilih sebagi objek obsevasi, didalam kelas itu terbagi menjadi 3 kelompok yang masing masing diberi nama kelompok Stroberi, kelompok apel dan kelompok Nanas yang disetiap kelompoknya terdiri dari 10 orang murid, pemilihan tempat duduk ditentukan oleh wali kelas terssebut, dengan tujuan kepribadian anak dapat berkembang dengan bersosialisasi tidak hanya dengan teman yang sudah akrab sebelumnya melainkan dengan teman – teman lainnya, walaupun banyak yang menolak untuk ditentukan pada kelompok mana mereka akan ditempatkan akan tetapi dengan ketegasan guru mereka pun menurut ini memperlihatkan perubahan tingkah laku anak yang cenderung manja dan egois dapat berubah menjadi lebih disiplin pada peraturan yang sudah di tentukan.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon, seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukan perubahan prilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan outpun yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang berikan guru kepada siswanya, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pembelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut, teori ini mengutamakan pengukuran sebab pengukuran merupakan hal penting apakah terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut. Sesuai dengan teori behavioristik Staf pengajar pada taman kanak – kanak mengajarkan berbagai macam kebiasaan – kebiasaan baik dan pengetahuan dasar. Pada saat mengajarkan doa – doa yang digunakan sehari – hari guru memberikan stimulus dan pembiasaan sehingga hampir semua murid dapat menghafalkan semua doa - doa dan menerapkan kebiasaan baik yang telah diajarkan dengan tingkatan yang bervariasi. Setiap kebiasaan baru yang teratur dilakukan disekolah seperti mencuci tangan dan berdoa sebelum dan sesudah makan merupakan salah satu perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dan dikuatkan dengan pembiasaan yang tertuntun dilakukan. Cara berbicara terhadap guru dan merespon stimulus dari guru merupakan pelatihan yang diharapkan dapat mengembangkan pribadi murid untuk aktif menjawab atau merespon guru.

Pengamatan tentang teori belajar Behavioristik sudah banyak ulas pada beberapa penelitian yang menjadi referensi pada observasi kali ini yaitu oleh MD MAWARDI dan spenelitian dari website www.prenhall.com yang mengemukakan bahwa Teori behavioristik memandang bahwa sebagai sesuatu yang ada di dunia nyata telah tersetruktur rapi dan teratur, maka siswayang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan ditetapkan lebih dahulu secara ketat.  Pembiasaan dan disiplin menjadi sangat esensial dalam belajar, sehingga pembelajaran lebih banyak dikaitkan dengan penegakan disiplin.  Kegagalan dan ketidakmampuan dalam penambahan pengetahuan dikategorikan sebagai kesalahan yang perlu dihukum, dan keberhasilan belajar atau kemampuan dikategorikan sebagai bentuk perilaku yang pantas diberi hadiah.  Demikian juga, ketaatan pada aturan dipandang sebagai penentu keberhasilan belajar. peserta didik adalah objek yang harus berperilaku sesuai dengan aturan.hal ini terlihat Pada objek yang telah saya teliti penerapan kedisiplinan pada TK Aisyiyah dijalankan sesuai dengan kharakteristik anak TK yang memberikan teguran pada anak yang melanggar peraturan dan menjelaskan konsekuensi – konsekuensi yang dapat mereka terima jika melakukan hal – hal yang tidak baik dan selalu mengarahkan siswa untuk berprilaku positif.

Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedang belajar sebagai aktivitas "mimetic" yang menuntut siswa untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari  dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada keterampilan yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.  menekankan pada respon pasif, keterampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test.  Evaluasi hasil belajar menuntut satu jawaban benar.  Maksudnya, bila siswa menjawab secara "benar" sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya.  Evaluasi dipandang sebagai bagian  yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya dilakukan setelah  selesai kegiatan pembelajaran.  Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.

Pada observasi kali ini mengenai penerapan pada murid TK evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap kemampuan siswanya lebih ditekankan pada perkembangan kharakteristik dan pengetahuan dasarteoritis membaca maupun berhitung untuk kesiapan menghadapi jenjang sekolah selanjutnya yaitu SD, evaluasi untuk hasil belajar seperti membaca ataupun menulisdipandang sebagai pembelajaran kontunuental yang dapat berkembang pada tahapan di SD.hasil dari observasi kali ini yaitu panerapan teori belajar behavioristik yaitu lebih dapat dirasakan karena tingkah laku yang di tunjukan oleh murid sehingga guru dapat melakukan observasi terhadap tingkah laku yang diperlihatkan oleh murid dan memilah milah penguatan karakter yang harus lebih dikuatkan ataupun di hilangkan.

Referensi : www.prehall.com

DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta. Hal. 27-28

http//:md.mawardi.blogspot.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun