apa yang terlintas tentang tren.
gaya hidup, antusias, tanpa peduli realitas
si pemimpi ulung berniat menghancurkan pemimpin busuk
si kadal yang melompat- lompat sembari mengumpat
acapkali, bunga bangkai semarakkan kebejatan diantara kemunafikan
mengumbar birahi bukan lagi harga sebuah diri
masing- masing acap kali bangga seakan punya hati
lempar sana cambuk sini
hati? kemana kata nurani.
di kepalan tangannya, tergenggam belati
kepada sang kadaliya maksudkan hati
bertema jejak pacak sang penguasa yang nyeri
di injak berontak, teriak mati
maju...,
inikah yang kita tuju
menyambang tren menyambung sembilu
menghunus lara dusta nomor satu
realitas yang ada, tren tak lagi mengusung malu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H