Mohon tunggu...
anisa wulandari
anisa wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

anything

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Kenangan

21 Oktober 2022   16:10 Diperbarui: 21 Oktober 2022   16:11 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku bersandar pada tiang-tiang ranjang
Larik-larikku berhenti pada hujan yang tak ingin ku kenang
Setelah seluet putaran memori yang bersarang
Untuk sekian kalinya, aku hanya merapalmu dalam bayang-bayang.

Aku menahan kesunyian di tengah kidung yang hujan gumamkan
Dingin yang meronggoki tubuhku tak dapat ku elakkan
Ku usap-usapkan tangan berharap kehangatan
Sembari menanti bayangmu di ujung jalan yang terlewatkan.

Diksi-diksi ini terdengar patah-patah
Apalah daya batinku menahan perih yang membuncah
Jangan bicara batin, ragaku ini butuh jeda untuk pulih
Dari Engkau yang pergi, untuk dia yang kau pilih.

Aku menarik selimut
Membiarkan tetes-tetes air berirama di telingaku
Biarkan juga pisah berisi kenangan
Meski terus tertusuk senyuman.

Padang, 21-10-2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun