Mohon tunggu...
Wulan Dari
Wulan Dari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kepribadian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sulawesi Tenggara Lingkungannya Terancam Rusak Akibat Limbah Tambang Nikel

10 September 2024   05:46 Diperbarui: 10 September 2024   08:22 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas tambang nikel maupun pasca tambang. Perubahan bentang alam dengan teknik pertambangan open pit menyebabkan kekeringan lahan pertanian karena sumber air dikuasai oleh perusahaan tambang. Selain itu pengaruh debu yang dihasilkan dari aktivitas pertambangan, erosi semakin meningkat karena berkurangnya areal resapan air, pencemaran terhadap aliran sungai.
Pencemaran oleh limbah beracun juga sangat tinggi di titik lokasi pembuangan tailing untuk pertambangan mineral sedangkan untuk batubara pada proses distribusi dan sangat rentan mencemari sungai, muara sungai dan laut.

Lingkungan di Sulawesi Tenggara Terancam Limbah Tambang Nikel, Banjir di Darat, Rusak di Laut.

Saat musim hujan tiba, limbah dari area pertambangan nikel terbawa arus ke perairan Pulau Labengki. Di dermaga, dasar laut tidak terlihat karena air begitu keruh. Bahkan di sebagian tempat di desa, air berwarna cokelat kemerahan.

pemandangan bawah laut Pulau Labengki kini tidak selalu jernih, ada kalanya keruh akibat limbah dari tambang nikel. tambang nikel ilegal yang jadi biang keladinya. Ia yakin perusahaan nikel resmi tidak akan mengambil risiko kehilangan izin akibat lalai mengikuti aturan.

Warga masyarakat di lima desa di Pulau Wawoni’i dilaporkan kesulitan mendapatkan air bersih sejak sumber mata air tercemar lumpur yang bersumber dari kegiatan penambangan nikel.
Mata air itu sudah tidak bisa lagi dipakai oleh warga karena sudah tercemar, bukan air lagi yang keluar, sudah lumpur, jadi kita sekarang sudah kesusahan air.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun