Mohon tunggu...
Wulan Dari
Wulan Dari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Kepribadian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Resume Buku Bahan Pelatihan Penginderaan Jauh Tingkat Lanjut

14 Mei 2024   06:15 Diperbarui: 14 Mei 2024   07:03 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BAB I
- PENDAHULUAN

A. PENGINDERAAN JAUH

Penginderaan jauh berasal dari kata Remote sensing memiliki pengertian bahwa penginderaan jauh merupakan suatu ilmu dan seni untuk memperoleh data dan informasi dari suatu objek di permukaan bumi dengan menggunakan alat yang tidak berhubungan langsung dengan objek yang dikajinya (Lillesand dan Kiefer, 1979). Jadi penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk mengindera/menganalisis permukaan bumi dari jarak yang jauh, dimana perekaman dilakukan di udara atau di angkasa dengan menggunakan alat (sensor) dan wahana.

Penginderaan jauh memiliki dua model aplikatif dan pada dasarnya penginderaan jauh dapat dikatakan sebagai suatu sudut pandang sebagai
ilmu saat penginderaan jauh itu dikembangan untuk memajukan ilmu penginderaan jauh itu sendiri dengan berbagai studi, dan kajian, dengan
pengembangan ilmu penginderaan jauh. Dalam beberapa sudut pandang penginderaan jauh juga bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu terapan yang
mana penginderaan jauh sebagai pemecah permasalahan manusia.

- Sistem
Sistem penginderaan jauh mempunyai empat komponen dasar untuk mengukur dan merekam data mengenai sebuah wilayah dari jauh. Komponen ini adalah: sumber energi, target, sensor, dan wilayah transmisi. Sumber energi
disini yang terpenting adalah energi elektromagnetik, dimana merupakan medium penting yang diperlukan untuk mentransmisikan informasi dari objek ke sensor. Penginderaan jauh menyediakan bentuk tutupan lahan yang penting yaitu luasan, pemetaan dan klasifikasi seperti vegetasi, tanah air dan hutan.

B. CITRA DIGITAL 

Citra penginderaan jauh, suatu gambar (picture) atau citra (image) pada hakikatnya menyatakan realitas (objek nyata) dalam format dua dimensi.
Suatu citra satelit pada hakekatnya merupakan representasi gambar dengan menggunakan berbagai jenis panjang gelombang yang digunakan untuk mendeteksi dan merekam energi elektromagnetik (Indarto, 2014).

C. RESOLUSI CITRA
Resolusi (disebut juga resolving power) daya pisah adalah kemampuan suatu sistem optik–elektromagnetik untuk membedakan informasi yang secara spasial berdekatan atau secara spektral mempunyai kemiripan (Swain,et.al, 1978 dalam Danoedoro, 2012).
Danoedoro (2012) juga menjelaskan, dalam bidang penginderaan jauh terdapat empat konsep resolusi yang sangat penting, yaitu resolusi spasial,resolusi spektral, resolusi radiometrik ,dan resolusi temporal. menjelaskan dalam praktik pengolahan citra, resolusi layar juga memegang peran penting.

D. KARAKTERISTIK DATA CITRA
Data raster, dalam model data raster, realitas atau obyek dilambangan dengan areal yang terdiri dari satuan luas dalambentuk segi empat sama sisi
(Indarto, 2012). Karakteristik citra digital merupakan penyajian data dalam format data raster yang memiki variasi resolusi sesuai spesifikasi citra satelit dan misi penerbangan satelit. Setiap cell data raster sebuah citra memiliki nilai yang berbeda-beda, nilai nilai yang disimpan setiap piksel citra disebut dengan digital number. Nilai digital number ini mereprentasikan tingka gelap atau cerahnya suatu objek.


E. INTERPRETASI CITRA
Menurut (Estes, 1975 dalam Sutanto, 1986) interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud
untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut.
Dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra, ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan yaitu deteksi, identifikasi, dan analisis. Interpetasi
umumnya, hal ini dilakukan dengan meletakkan citra pada suatu bidang datar dan menginterpretasikan secara manual. Data PJ juga dapat ditampilkan di layar monitor komputer dalam bentuk piksel. Tiap piksel melambangkan nilai bilangan digital, yang mewakili tingkat kecerahan setiap piksel di dalam citra.

BAB II
- ANALISIS CITRA

A. Transformasi Spektral
Danoedoro, 2012, selain penajaman spektral, masih ada transformasi lain yang sering digunakan untuk menghasilkan informasi baru. Transformasi ini dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a) transformasi yang dapat mempertajam informasi tertentu, namun sekaligus menghilangkan atau menekan informasi lain, dan b) transformasi yang meringkas informasi dengan cara mengurangi dimensional data. Transformasi citra adalah salah satu teknik yang sering digunakan dalam Interpretasi citra secara digital.

B. Indeks Vegetasi
Indeks vegetasi atau biasa disebut sebagai VI (vegetation index), adalah bentuk perhitungan matematis nilai kecerahan digital yang biasa digunakan untuk pengukuran kandungan biomasa atau kondisi aspek vegetasi. Indeks vegetasi merupakan hasil dari kombinasi berbagai nilai spectral dengan proses perhitungan matematis seperti penambahan, pengurangan, pengalian ataupun dibagi, yang mana cara ini dirancang untuk menghasilkan citra dengan nilai tunggal yang menunjukkan jumlah atau kekuatan pantulan vegetasi dalam satu piksel. Tingginya nilai piksel pada citra tunggal hasil indeks vegetasi merepresentasikan besarnya tutupan vegetasi sehat pada area tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun