Mohon tunggu...
wulandari nikenprasetyani
wulandari nikenprasetyani Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

suka film,mendengarkan musik dan wisata

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena People Pleaser di Kalangan Anak Muda: Tren Menghawatirkan atau Bentuk Adaptasi Sosial?

9 Juni 2024   14:01 Diperbarui: 9 Juni 2024   14:06 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena "people pleaser" atau perilaku untuk menyenangkan orang lain semakin marak di kalangan anak muda. Hal ini sering kali dipicu oleh kebutuhan untuk diterima dalam lingkungan sosial, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Namun, apakah ini merupakan tren yang mengkhawatirkan atau justru bentuk adaptasi sosial yang positif?

Definisi dan Penyebab

Seorang "people pleaser" adalah individu yang secara konsisten menempatkan kebutuhan dan keinginan orang lain di atas kebutuhannya sendiri, sering kali mengorbankan kesejahteraan pribadinya. Fenomena ini bisa dipicu oleh berbagai faktor, termasuk tekanan sosial, ketakutan akan penolakan, dan keinginan untuk mendapatkan pengakuan dan apresiasi dari orang lain.

Di era digital saat ini, media sosial memegang peran penting dalam meningkatkan perilaku ini. Anak muda sering kali merasa perlu untuk menampilkan citra diri yang selalu positif dan menyenangkan, agar dapat diterima oleh kelompok teman-teman sebaya dan mendapatkan lebih banyak "likes" dan komentar positif.

Dampak Negatif

Meskipun tampak positif di permukaan, menjadi seorang people pleaser dapat memiliki dampak negatif yang signifikan. Beberapa dampaknya meliputi:

  • Stres dan Kecemasan
  • Terus-menerus mencoba memenuhi ekspektasi orang lain dapat menyebabkan stres dan kecemasan yang berlebihan. karena kita berusaha untuk menyenangkan orang lain tanpa memikirkan kesenangan kita sendiri. Tak jarang orang  yang sering berusaha menyenangkan orang lain mungkin merasa tertekan untuk selalu tampil sempurna dan khawatir tentang penilaian negatif dari orang lain. ini menyebabkan timbulnya stress dan kecemasan
  • Kehilangan Identitas Diri
  • Terlalu fokus pada keinginan orang lain bisa membuat seseorang kehilangan jati diri dan sulit mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan.Fokus yang berlebihan pada keinginan dan kebutuhan orang lain dapat membuat seseorang kehilangan jati diri. Mereka mungkin kesulitan mengetahui apa yang sebenarnya mereka inginkan atau butuhkan, karena selalu menyesuaikan diri dengan keinginan orang lain.
  • Kelelahan Emosional
  • Menyediakan waktu dan energi untuk orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri dapat menyebabkan kelelahan emosional dan burnout. Memberikan waktu dan energi untuk orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri dapat menyebabkan kelelahan emosional. Orang yang berusaha menyenangkan semua orang sering kali merasa lelah dan tidak punya waktu atau energi untuk merawat diri sendiri.

Dampak  Positif

Di sisi lain, ada juga pandangan yang melihat perilaku people pleaser sebagai bentuk adaptasi sosial yang positif. Anak muda yang memiliki keterampilan untuk menyenangkan orang lain sering kali lebih mudah bergaul, memiliki jaringan sosial yang luas, dan lebih dihargai dalam lingkungan sosialnya. Kemampuan untuk memahami dan memenuhi kebutuhan orang lain juga bisa menjadi keterampilan yang berharga di dunia kerja dan kehidupan profesional.

Pendekatan SeimbangPenting bagi anak muda untuk menemukan keseimbangan antara menyenangkan orang lain dan menjaga kesejahteraan pribadi. Beberapa langkah yang bisa diambil meliputi:

  • Mengenali Batasan: Mengetahui kapan harus mengatakan tidak dan memahami bahwa tidak semua permintaan harus dipenuhi.
  • Self-Care: Melakukan perawatan diri secara rutin untuk menjaga kesehatan mental dan fisik.
  • Konsultasi: Mencari bantuan dari profesional jika perilaku people pleaser mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Fenomena people pleaser di kalangan anak muda adalah isu yang kompleks dan memiliki sisi positif maupun negatif. Sementara adaptasi sosial dapat membantu mereka dalam kehidupan sosial dan profesional, penting untuk tetap menjaga keseimbangan agar tidak mengorbankan kesejahteraan pribadi. Kesadaran akan dampak dan penyebab perilaku ini dapat membantu anak muda mengelola ekspektasi sosial dengan lebih baik dan tetap menjaga kesehatan mental mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun