Mohon tunggu...
Film Pilihan

"Spotlight" Cerminan Jurnalis Investigasi

23 Februari 2019   13:25 Diperbarui: 24 Februari 2019   07:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Filling the Gap tahap pengisian data pada beberapa bagian yang belum ter data.

Final Evaluation tahap mengukur hasil investigasi dengan kemungkinan buruk dan negatif. Seperti, menghitung ada lihat kembali apakah pekerjaan penelusuran ini berdasarkan tipe jurnalisme atau politik atau lainnya.

Writing and Writing tahap menulis hasil investigasi yang memerlukan kesabaran, ketekunan, kemampuan dan waktu.

Publication and Follow-up Stories tahap menyebarluaskan informasi yang sudah dikumpulkan tentang suatu kasus yang belum terungkap di hadapan masyarakat. Dan juga perlunya mengikuti kasus ini siapa saja yang akan tertangkap dan siapa saja yang akan melaporkan.

Jurnalis investigasi juga harus sangat teliti, mana yang harus dilakukan dan mana yang tidak harus dilakukan. Memikirkan hal-hal yang akan terjadi setiap melakukan liputan investigasi karena ini merupakan liputan rahasia.

Para jurnalis ketika sedang meliput suatu kasus juga harus fokus hanya pada tujuan pembongkaran suatu kasus atau kejahatan yang terjadi, dan bukan menyerang secara luas karena akan membuat fokus kita terbagi-bagi ke hal yang lain. Tidak mempertanyakan posisi para pelaku dari keyakinannya, tetapi bagaimana sistem itu dibuat oleh para pembuat keputusan dalam suatu kasus tersebut membuat pelaku bisa leluasa mengulangi kejahatannya lagi.

Untuk menjadi jurnalis investigasi juga membutuhkan kerja sama tim yang baik dan kompak agar semua hasil yang diinginkan sesuai dengan harapan. Dari keahlian yang dimiliki oleh setiap anggota tim liputan sebuah investigasi membutuhkan beragam pengetahuan dan keahlian, mulai dari sains dan kesehatan hingga ekonomi dan sosiologi.

Tak satu pun jurnalis, seberapa pun luasnya pengetahuan mereka, bisa menjadi pakar dalam semua bidang. Dibutuhkan kontak dan jaringan yang bagus untuk menggalang kerja sama tersebut. Lain dari itu, kerja tim juga membutuhkan komunikasi yang baik agar semua yang terlibat memahami tujuan investigasi dan standar kerja (akurasi, kejujuran dan kerahasiaan) yang diharapkan dari semua orang yang terlibat.

Tidak hanya kerja tim yang baik, kemampuan pengetahuan juga sangat dibutuhkan untuk menganalisis kasus-kasus yang ditangani. Pemahaman atas konteks investigasi dapat membantu wartawan menghindari jalan buntu dengan mengidentifikasi fakta dan pertanyaan yang relevan. Akan tetapi, jika proses investigasi mulai mengarah ke wilayah yang asing, para jurnalis harus bisa mengenali latar belakang, kebiasaan, terminologi, peran para pemain dan isu-isu di wilayah tersebut dengan segera. Kemampuan untuk menggali informasi dari pakar, menggunakan mesin pencari, atau menemukan dan membaca cepat buku-buku yang berguna, menjadi penting di sini. Di atas segalanya, jurnalis perlu membaca apa saja di setiap kesempatan yang mereka miliki. Informasi latar belakang, meski sedikit, akan sangat berguna bagi sebuah liputan investigasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun