PENGERTIAN DAN JENIS BELAJAR
- Belajar adalah suatu proses. Artinya, kegiatan belajar terjadi secara dinamis dan terus-menerus yang menyebabkan terjadinya perubahan (knowledge) atau perilaku (behavior). Dua anak yang tumbuh dalam kondisi dan lingkungan yang sama dan meskipun mendapatkan perlakuan yang sama, belum tentu akan memiliki pemahaman, pemikiran dan pandangan yang sama terhadap setiap peristiwa yang dilihat dan dialaminya. Cara pandang inilah yang kita kenal sebagai "Gaya Belajar".
- Belajar sebenarnya mengandung arti bagaimana kita menerima informasi dari dunia sekitar kita dan bagaimana kita memproses dan menggunakan informasi tersebut. Mengingat setiap individu memiliki keunikan tersendiri dan tidak pernah ada dua orang yang memiliki pengalam hidup yang sama persis, hampir dipastikan bahwa "Gaya Belajar"masing-masing orang berbeda satu dengan yang lain. Namun, di tengah segala keragaman "Gaya Belajar" tersebut, banyak ahli mencoba menggunakan klasifikasi atau pengelompokan "Gaya Belajar" untuk memudahkan kita semua, khususnya para guru, dalam menjalankan tugas pendidikan denagan lebih strategis.
- Belajar di bidang formal, tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika belajar dengan terpaksa. Menghadapi keterpaksaan untuk belajar jelas bukan hal yang menyenangkan. Tidak akan mudah bagi seseorang untuk berkonsentrai belajar jika ia merasa terpaksa. Para ahli di bidang pendidikan mencoba mengembangkan teori mengenai agar belajar menjadi hal yang mudah dan menyenangkan. Sebagaimana kita ketahui, belajar membutuhkan konsentrasi. Situasi dan kondisi untuk berkonsentrasi sangat berhubungan denagam gaya belajar. Jika kita mengenali gaya belajar, maka kita dapat mengelola pembelajaran pada kondisi apa, dimana, kapan dan bagaimana cara pembelajaran yang baik dan efektif.
- Gaya belajar setiap seseorang dipengaruhi oleh faktor alamiah (pembawaan) dan faktor lingkungan. Jadi ada hal-hal tertentu yang tidak dapat diubah dalam diri seseorang bahkan dengan latihan sekalipun. Tetapi ada juga hal-hal yang dapat dilatihkan dan disesuaikan dengan lingkungan yang terkadang justru tidak dapat diubah. Mengenali gaya belajar sendiri, belum tentu membuat kita menjadi lebih pandai. Tapi dengan mengenali gaya belajar, kita akan dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif. Anda tahu bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal, sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.Â
JENIS-JENIS BELJAR
Ragam belajar adalah merupakan keragaman dari metode cara seorang belajar (biasa disebut gaya belajar). Setiap orang memiliki metode belajar yang berbeda.
 Metode belajar bisa dibagi 3:
- Visual
Seseorang dengan gaya belajar visual cenderung memahami sesuatu (seperti pelajaran) dengan melihatnya secara langsung.Gaya belajar tipe visual adalah gaya belajar yang dominan dengan visual. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe visual:
- Berbicara dengan cepat
- Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban yang singkat
- Senang terhadap seni dari pada music
- Suka mengantuk ketika mendengarkan penjelasan yang panjang lebar
Auditorial
Seseorang tersebut lebih mudah untuk memahami sesuatu dengan mendengarnya.Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang dominan dengan auditorial atau pendengaran. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe auditorial:
- Berbicara dengan diri sendiri (jawa:gremengan) saat bekerja atau belajar
- Lebih senang music dari pada seni yang melibatkan visual
- Senang berdiskusi
- Berbicara dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
Kinestik
Seseorang tersebut lebih mudah memahami sesuatu dengan bergerak (dengan praktek langsung).Gaya belajar tipe kinestetik adalah gaya belajar yang dominan dengan praktek atau eksperimen atau yang dapat diuji coba sendiri. Berikut beberapa ciri dari belajar tipe kinestetik:
- Berbicara dengan perlahan dan cermat
- Berorientasi pada fisik dan banyak gerak
- Menghafal sambil belajar dan melihat
- Banyak menggunakan bahasa tubuh
SISWA Â YANG MEMILIKI PILIHAN GAYA BELAJAR YANG BERBEDA
Â
Banyak ribuan sekolah di seluruh dunia telah menilai gaya belajar pilihan anak dan setelah itu, jika memungkinkan, mengajar mereka sesuai dengan gaya belajar tersebut.Ide ini, yang disebut sebagai hipotesis keterkaitan, mengatakan jika anda diajar dengan gaya belajar yang berkaitan dengan pilihan anda, maka anda akan merasa lebih mudah untuk belajar dan hasilnya anda akan melakukannya dengan lebih baik. Ide ini sudah sangat populer di sekolah-sekolah.
Saya pernah diberi tahu ada ruang kelas-ruang kelas di mana anak-anak duduk dengan mengenakan oto (kain penutup dada bayi pada waktu makan) dengan huruf besar bertuliskan V (visual), A (auditori), atau K (kinestetik), jadi guru-guru tahu persis mana murid yang lebih menyukai gaya yang mana. Ide tersebut memiliki intuisi menarik. Setiap guru memperhatikan variasi gaya belajar di antara murid-murid ketika guru hendak memilih ide baru untuk mengajar, dan ia mengetahui susahnya pekerjaan mengajar.
Bukan hanya membuat kita menyadari bahwa kita semua adalah individu-individu yang berbeda, tapi menyiratkan bahwa kita bisa melakukannya dengan baik jika bisa mengetahui cara belajar terbaik yang paling cocok untuk kita.Kita tahu bahwa kita semua berbeda, jadi kenapa tidak membuat proses belajar sedikit lebih mudah dengan menggunakan kelebihan kita?
Dan para guru terlihat sependapat. Pada 2014, Profesor Paul Howard-Jones dari Universitas Bristol mengambil sampel guru-guru di lima negara, dan menemukan bahwa proporsi angka yang menyetujui murid-murid belajar lebih baik. Pertanyaannya adalah bukan pada apakah gaya belajar itu ada, tapi melainkan apakah belajar sesuai dengan gaya yang disukai bisa membuat perbedaan.
Jadi, jika Anda lebih cenderung pada gaya visual, apakah Anda bisa belajar lebih baik dengan melihat foto-foto daripada lewat instruksi lisan? Ada banyak sekali bahan bacaan tentang ini, dengan banyak sekali hasil studi yang dipublikasikan.
Tapi, beberapa bacaan yang ada sangat kecil jumlahnya dan hanya sedikit yang muncul di jurnal yang dapat ditinjau oleh khalayak umum. Sebuah ulasan besar pada penelitian terhadap gaya belajar menghabiskan waktu 16 bulan untuk menyelesaikannya dan dipublikasikan pada 2004. Para penulisnya mengidentifikasikan penemuan mengejutkan yaitu ada 71 model berbeda pada gaya belajar, dan lalu hanya menganalisa 13 saja secara rinci. Tapi, mereka kecewa karena menemukan bidang tersebut jauh lebih 'luas, buram, kontradiksi, dan kontroversial' dari yang mereka harapkan.
Mereka menyimpulkannya setelah 30 tahun penelitian masih tidak ada kesepakatan terhadap cara terbaik untuk menilai gaya belajar atau mengajar sesuai dengan hasil studi.
Mereka kadang-kadang menemukan sebuah studi di mana mengajar sesuai dengan gaya belajar membuat perbedaan pada hasilnya, tapi mereka mengkritisi keabsahan dari riset tersebut.
Untuk memastikan bahwa pengajaran sesuai dengan gaya belajar bisa membuat perbedaan, sebuah studi perlu menilai gaya belajar siswa, lalu membagi mereka menjadi kelompok-kelompok secara acak untuk diajar dalam gaya-gaya belajar yang berbeda, sebelum memberikan mereka tes yang sama. Akhirnya mereka perlu memastikan apakah orang-orang yang diajar sesuai dengan gaya yang disukai melakukan hal lebih baik, dan lebih pentingnya, apakah mereka yang diajar dalam gaya yang 'salah' hasilnya lebih buruk. Jika teori tersebut bertahan maka ada kemungkinan untuk membuktikan interaksi seperti ini.
Dari empat studi yang dirancang terbaik, tiga studi menemukan keterkaitan gaya belajar tidak membuat perubahan.Kadang-kadang anak-anak belajar dengan lebih baik ketika diajar dalam gaya belajar yang disukai, tapi begitu pula orang-orang lain di dalam grup tersebut, sehingga mencerminkan ini adalah gaya belajarnya bukan karena gaya belajar yang sesuai terhadap individu yang penting.
Para peneliti menemukan hanya satu studi dengan kedua metodologi ketat dan hasil positif juga. Tapi, kendati demikian mereka menekankan bahwa biaya-biaya yang terkait dalam pengajaran masing-masing individu sesuai dengan gaya belajar pilihan mereka adalah sangat tinggi, sekolah akan ingin melihat lebih banyak daripada perbaikan signifikan secara statistik, mereka perlu melihat bukti perbedaan-perbedaan besar bagi banyak siswa.
Tapi, ada satu studi yang menarik di mana anak-anak diberi kesempatan untuk menjelajahi luar ruangan, pergi 'safari foto' untuk memotret foto-foto dan bergabung dengan diskusi kelompok, semuanya dilakukan pada saat mereka bergerak dipantau dengan alat pelacak GPS. Gaya belajar mereka dinilai mulai dari awal dan banyak anak yang proses belajarnya sesuai dengan gaya tertentu.
Murid kinestetik yang paling banyak bergerak terus selama waktu bermain di luar ruangan, murid visual memotret lebih banyak foto di tempat-tempat yang lebih indah, dan murid auditori berbicara lebih banyak daripada yang lain selama diskusi.
Para peneliti tidak menilai apakah ini membantu mereka untuk belajar, tapi ini akhirnya adalah bukti bahwa gaya belajar yang kita sukai setidaknya ada implikasi dengan cara kita bertindak di dunia nyata, walau kita tidak tahu apakah mereka mengubah hasilnya.
Ada sangat sedikit studi yang terorganisir yang susah menyediakan saran bagus bagi guru-guru dalam pengajaran. Tapi, melihat dari bukti terbaik yang ada selama ini, jelas bahwa belum ada bukti bahwa mengajar sesuai dengan gaya belajar membawa perbaikan.
Tapi mungkin, jika guru-guru senang melakukannya, meskipun ada peluang kecil yang mungkin bisa berhasil, tidak masalah jika bukti yang ada kurang.
Masalahnya adalah, seperti yang disoroti di ulasan tahun 2004, mengajar para siswa dengan cara seperti ini, dapat menahan perkembangan siswa.Menggunakan kelebihan-kelebihan kita dalam proses belajar mungkin terlihat seperti ide yang bagus, tapi di usia dewasa kita perlu mampu belajar dalam segala cara yang berbeda. Jadi, mungkin lebih berguna dalam jangka panjang untuk mempraktikkan menggunakan indra-indra kita yang tampak kurang menonjol.
Ada juga bahaya menggolong-golongkan murid berdasarkan gaya belajar mereka, karena dapat memunculkan stereotip pada diri mereka. Jika perjuangan belajar murid terhenti karena pilihannya pada gaya belajar kinestetik, contohnya, kesulitan mereka mungkin akan dimaklumi begitu saja bukannya malah ditelaah dan ditindaklanjuti.
Â
- Manfaat atau kelebihan siswa yang memilki gaya belajar :
- Dapat menenutukan cara belajar yang lebih efektif.
- Mengetahui bagaimana memanfaatkan kemampuan belajar secara maksimal sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat optimal.
- Dapat mengetahui gaya belajar terbaik dan yang paling cocok untuk diri kita
- Mempermudah proses belajar.
- Dengan menggunakan gaya belajar yang kita sukai ada implikasi denagn cara kita bertindak di dunia nyata.
- Dengan menggunakan gaya belajar yang berbeda dapat menumbuhkan stereotip pada diri kita.
Kekurangan siswa yang memiliki gaya belajar:
- Cara belajar dengan menggunakan gaya belajar yang  berbeda membuat perbedaan pada hasil belajar.
- Keterkaitan gaya belajar yang berbeda tidak membuat perubahan.
- Biaya yang digunakan sangat tinggi apabila proses belajar menggunakan gaya belajar yang berbeda.
KesimpulanÂ
Setiap orang memiliki gaya belajar yang berbeda dan bisa belajar dengan lebih baik melalui cara-cara yang berbeda. Dengan kata lain,memahami memahami gaya belajar yang anda miliki adalah cara terbaik untuk memaksimalkan proses belajar di kelas. Setelah anda menemukan gaya belajar anda dan mengetahui metode terbaik untuk membantu anda dalam belajar melelui gaya itu, anda akan terkejut bila mengetahui betapa anda dapat berkembang dengan pasti di dalam kelas, bahkan di mata pelajaran yang sebelumnya anda anggap susah dan rumit.
DAFTAR PUSTAKAÂ
- http://piaud-tarbiyah.stainkudus.ac.id/files/Retno%20Susilowati.pdfÂ
- https://www.bbc.com/indonesia/vert-fut-37940972
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H