perilaku konsumtif semakin meningkat di masyarakat.
Di era modern ini, kita sering kali disuguhi dengan berbagai tawaran produk dan gaya hidup yang menggiurkan. Dari iklan di televisi hingga promosi di media sosial, kita terus-menerus diberitahu bahwa kita harus memiliki barang-barang baru dan terkini untuk merasa bahagia dan sukses. Akibatnya,Dahlan (Rosyid, Lina danRosyid, 1997), mengatakan bahwa perilaku konsumtif ditandai oleh adanya kehidupan mewah dan berlebihan. Penggunaaan segala hal yang dianggap paling mahal yang memberikan kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar besarnya serta adanya pola hidup manusia yang dikendalikan dan didorong oleh semua keinginan untuk memenuhi hasrat kesenangan semata-mata. Hal ini diperkuat oleh Anggasari (dalam Triyaningsih, 2011) yang mengatakan bahwa perilaku konsumtif di tandai dengan Tindakan membeli barang-barang yang kurang atau tidak diperhitungkan sehingga sifatnmya menjadi berlebihan.
Perilaku konsumtif dapat didefinisikan sebagai kecenderungan untuk membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau melebihi kebutuhan dasar. Fenomena ini tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa, tetapi juga semakin merambah ke kalangan remaja dan anak-anak. Lalu, mengapa perilaku konsumtif meningkat di era modern ini?
Pertama, perkembangan teknologi dan akses mudah ke internet telah mengubah cara kita berbelanja. Dulu, kita harus pergi ke toko fisik untuk membeli barang-barang yang kita inginkan. Namun, sekarang kita dapat dengan mudah membeli barang-barang tersebut melalui toko online atau aplikasi belanja. Hal ini membuat proses pembelian menjadi lebih cepat dan praktis, sehingga kita cenderung lebih sering membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kita butuhkan.
Kedua, media sosial juga berperan penting dalam meningkatnya perilaku konsumtif. Ketika kita melihat teman-teman atau selebriti yang memamerkan barang-barang mewah atau gaya hidup glamor di media sosial, kita seringkali merasa tertarik dan ingin memiliki hal yang sama. Kita merasa bahwa memiliki barang-barang tersebut akan membuat kita lebih dihargai dan diterima oleh masyarakat. Hal ini menciptakan tekanan sosial yang kuat untuk terus membeli barang-barang baru.
Selain itu, budaya instant gratification atau kepuasan instan juga berperan dalam meningkatnya perilaku konsumtif. Di era modern ini, kita hidup dalam dunia yang serba cepat dan serba instan. Kita ingin segala sesuatu dengan cepat dan segera. Hal ini tercermin dalam keinginan kita untuk segera memiliki barang-barang baru tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Kita cenderung mengabaikan pertimbangan rasional dan lebih fokus pada kepuasan segera yang diberikan oleh pembelian barang-barang baru.
Namun, kita perlu menyadari bahwa perilaku konsumtif yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif bagi keuangan pribadi, lingkungan, dan kesejahteraan mental kita. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengendalikan perilaku konsumtif kita dan lebih bijak dalam mengelola keuangan.
Dalam menghadapi era modern yang penuh dengan tawaran konsumsi, kita perlu mengembangkan kesadaran diri yang lebih kuat. Kita harus belajar membedakan antara kebutuhan dan keinginan, serta mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap pembelian yang kita lakukan. Selain itu, kita juga perlu mengembangkan kebiasaan menabung dan berinvestasi untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Dalam kesimpulan, perilaku konsumtif meningkat di era modern karena perkembangan teknologi, pengaruh media sosial, dan budaya instant gratification. Namun, kita perlu menyadari dampak negatif dari perilaku konsumtif yang berlebihan dan belajar mengendalikannya. Dengan kesadaran diri yang kuat dan kebiasaan keuangan yang bijak, kita dapat menghadapi era modern ini dengan lebih baik dan mencapai kesejahteraan yang sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H