Mohon tunggu...
Shri Werdhaning Ayu
Shri Werdhaning Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Brang Wetan

Anak Lumajang yang lahir di Bumi Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketika Pelaku Begal Jadi Saksi Pembunuhan oleh Korban Pembegalan, Canda di Negara Wakanda

14 April 2022   02:27 Diperbarui: 14 April 2022   02:30 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Alkisah pada suatu masa yang suram di negara Wakanda yang dicintai oleh rakyatnya, seorang lelaki sedang berjibaku membela diri melawan 4 orang lelaki lainnya yang hendak membegal dirinya. Dalam proses itu, 2 pelaku begal berhasil Ia tewaskan, sedangkan 2 pelaku lainnya memilih kabur. Alhasil, lelaki pemberani ini dijadikan tersangka pembunuhan dengan 2 pelaku begal yang tersisa sebagai saksinya. 

Seperti komedian yang bercerita di atas panggung, kisah tersebut memicu banyak tawa. Seolah khayalan yang tak mungkin menjadi nyata, tetapi nyata dan ada. 

Saya adalah salah satu yang tergelak, sembari menenangkan nurani yang menjerit pilu. Saya bukan seorang ahli hukum, saya tidak memahami seluk beluk pasal yang berlaku di negara Wakanda tersebut. Maka di sini, saya hanya ingin meluapkan sejenak emosi, sebagai salah seorang yang mencintai negara itu. Sebagai seseorang yang menjalani hidupnya, dengan merajut sebuah mimpi untuk Wakanda yang lebih adil dan bahagia.

Begal. Satu kata ini bisa memicu aneka rasa dalam sanubari. Rasa takut, dicampur marah, dicampur benci, dan mungkin sedikit jijik. Saya kira, semua orang di negara Wakanda tau kalau begal adalah salah satu jenis kejahatan paling menyebalkan karena korban hanya diberikan pilihan untuk menyerahkan harta benda atau akan dibunuh. Bahkan banyak juga yang sudah menyerahkan harta benda, masih juga dibunuh. Pelaku begal memang selalu melaksanakan aksinya dengan bersenjata tajam, tidak pernah tangan kosong. Begal seolah menjadi versi upgrade dari maling dan rampok, karena mereka menjalankan aksinya tidak door to door, tetapi mencegat di tengah jalan. Anehnya, kalaulah dilaporkan tindak kejahatan begal ini, maka prosesnya bisa menjadi lama tanpa hasil. Ah, namanya saja negara Wakanda. 

Pelaku begal yang kemudian dihabisi oleh korbannya ini sebenarnya tidak hanya terjadi sekali itu. Beberapa kali sudah pernah ada kasus yang sama, tetapi tidak pernah ada kejadian korban begal menjadi tersangka pembunuhan. Justru mereka (korban yang melawan itu) mendapatkan apresiasi. Kecuali satu kasus lawak lagi yang melibatkan seorang pencuri dengan pemilik tambak. Pencuri ketahuan pemilik, kemudian dibacok. Masih hidup, tapi pemilik lantas dikenai hukuman. Ah, ini lawak yang lain. Tidak akan saya beberkan kisahnya di sini. 

Apa yang sebenarnya ingin dilakukan oleh orang-orang berseragam yang ditugaskan untuk menjadi pengaman masyarakat, untuk menjadi penengah dan mengadili konflik yang terjadi di tengah masyarakat di negara Wakanda itu? 

Apakah ingin membuktikan bahwa hukum main hakim sendiri di negeri wkwkwk sangat ketat dan tegas?

Apakah ingin membuktikan bahwa segala tindak kejahatan di negeri berflower itu akan langsung diproses dan dijatuhi hukuman?

Yah, barangkali dalam benak mereka, dalam sebuah upaya pembegalan itu ada proses negosiasi yang berujung dengan sebuah kalimat "baiklah, saya bantu". 

Apakah mereka kira begal itu, kalau mereka sedang mengalungkan senjata tajam ke leher korban, akan menanyakan SIM dan STNK lalu meminta korban menepi dengan baik dan sopan?

Jawabannya adalah tidak, wahai bapak bapak yang harusnya menegakkan keadilan di negara Wakanda. Saya beritahu sekali lagi, tidak. 

Pelaku begal yang sisa 2 pcs itu, ketika dijadikan saksi dalam pembunuhan rekannya yang gagal melaksanakan misi pembegalan, apakah tidak malu? Apakah bisa menghadapi korban yang dijadikan tersangka face to face? Jika sampai mereka tidak malu, dan justru berbangga diri, maka dimanakah dasar negara Wakanda yang katanya berasaskan pada kemanusiaan dan keadilan? (Sebenarnya saya mau bilang berasaskan Ketuhanan, tetapi mengingat ini negara Wakanda, saya takut komentarnya melebar). 

Ketika membela diri hingga pelaku kejahatan tewas dianggap sebagai tindak kejahatan pembunuhan, maka tolong baca ini wahai bapak yang terhormat. 

Begal itu tidak memiliki rasa kemanusiaan. Mereka bukan hanya mencuri, bukan hanya mengambil harta benda milik orang lain secara paksa, tetapi juga melakukan pengancaman pembunuhan. Kepada siapa? Tentu saja korbannya. 

Begal itu tidak memiliki rasa kemanusiaan. Seenak jidatnya meminta paksa harta benda orang atau mengancam dengan senjata tajam, tanpa mereka mau peduli dengan darah, keringat, dan air mata milik korban yang harus dikeluarkan demi untuk memiliki harta benda tersebut. 

Begal itu bahkan tidak memikirkan bagaimana perasaan korban dan keluarga korban yang dibegal. 

Seharusnya begal itu tidak hanya dijerat pasal pencurian, tetapi juga percobaan pembunuhan berencana. Kan senjata sudah ada di tangan?

Kecuali, ini pengecualian dalam perspektif teori konflik, pelaku begal adalah seseorang yang memiliki latar belakang. Atau begal memang dipelihara sebagai penyeimbang kedamaian di masyarakat. Bisa untuk memperkuat kedudukan kelompok-kelompok tertentu. Yah, ini untuk tulisan berikutnya. Kenapa konflik-konflik tertentu itu perlu untuk dipelihara keberadaannya di masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun