Mohon tunggu...
Shri Werdhaning Ayu
Shri Werdhaning Ayu Mohon Tunggu... Freelancer - Manusia Brang Wetan

Anak Lumajang yang lahir di Bumi Lumajang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Mengenal "Porno" dalam Dunia Remaja

11 April 2022   08:08 Diperbarui: 11 April 2022   08:20 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Facebook menyediakan dalam aneka subtitle, tergantung apakah ada yang menguploadnya atau tidak. YouTube ada, tetapi seringkali terpotong-potong untuk menghindari hak cipta.

Jika anak anda adalah pecandu anime, mohon sekali untuk diperhatikan dengan seksama, genre anime yang disukai. Sekali lagi dan lagi, anime sama dengan komik. Menyediakan semua genre bagi segala karakteristik manusia. Banyak yang menggunakan judul non dewasa, padahal isinya adalah 21+.

3. Novel
Belakangan ini, anak-anak muda sepertinya suka membaca novel melalui aplikasi-aplikasi gratis seperti wattpad ataupun aplikasi baca novel lainnya. 

Perlu diketahui, bahwa tulisan-tulisan dalam aplikasi ini tidak sepenuhnya aman. Ada banyak sekali novel-novel dewasa dengan isi yang tidak boleh diakses anak-anak karena memiliki konten dewasa yang sangat eksplisit.

Perhatikan kata kunci yang digunakan anak anda dalam mencari novel. Hal ini bukan hanya berlaku untuk novel-novel terjemahan, tetapi juga cerita-cerita pendek yang dibuat oleh orang Indonesia. Memang, untuk usia yang masih membutuhkan arahan, lebih aman jika membelikan buku dalam bentuk hardbook. Kita mengetahui isinya, dan bisa menjadikan buku tersebut sebagai bahan obrolan bersama anak.

4. Youtube
Nah ini. Tempat dimana kita berselancar menghabiskan kuota. Apakah YouTube yang sudah sangat ketat dengan konten pornografi masih memiliki unsur porno di dalamnya? Jawabannya adalah Ya, Ada.

YouTube memang membatasi konten dewasa dengan pembatasan usia, tetapi tidak semua lolos dari pemantauan. Hal ini terutama untuk konten-konten pornografi dalam bentuk rekaman suara.

Kita sebagai orang tua harus tau bahwa pornografi tidak semata-mata hanya gambar atau video bergambar saja, suara juga bisa. Dan yang membuat saya miris adalah komentar yang saya temukan dalam kolom komentar konten-konten berbau pornografi dalam bentuk rekaman suara di YouTube, dikomentari oleh anak-anak dibawah 17 tahun. Dan itu ada banyak, bukan hanya satu atau dua.

5. Iklan
Muncul sekilas, tapi sering. Itulah iklan. Iklan-iklan bergambar yang seharusnya diakses untuk orang dewasa, atau bergambar eksplisit,  bisa muncul secara tiba-tiba ketika kita melakukan browsing via google. 

Utamanya untuk anak-anak yang seringkali menggunakan Google university dalam pengerjaan tugasnya, orang tua harus wajib mendampingi untuk mengantisipasi hal ini. Iklan ini biasanya muncul pada laman-laman web yang sudah terpasang adsense.

Yah, begitulah. Dunia pornografi memang lekat dengan kehidupan sehari-hari kita. Menghindar bukan pilihan jangka panjang. Pilihan yang lebih baik adalah membentuk pemahaman disertai dengan kebijaksanaan terhadap hal-hal ini karena semua manusia pada akhirnya akan menjadi dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun