Setiap peserta didik merupakan individu yang unik dan berbeda, baik dari segi fisik dan psikis atau kognitif dan non kognitifnya (Purnawanto, 2023, h,35). Keunikan ini menciptakan keragaman peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Keragaman peserta didik terwujud dalam perbedaan karakteristik, minat dan gaya belajar, sampai dengan kesiapan belajar, yaitu tingkat pemahaman dan kemampuan awal dari setiap peserta didik.Â
Adapun kurikulum merdeka sebagai kurikulum yang berlaku menuntut terciptanya pembelajaran yang memerdekakan peserta didik sebagai individu sehingga membentuk generasi penerus yang bijaksana (Hamzah, dkk, 2022, h.222). Sejalan dengan itu, pendidikan perlu memberikan wadah dan dukungan atas minat dan potensi dari tiap peserta didik (Yani & Susanti, 2023, h.20).
Proses membentuk generasi penerus yang merdeka secarai individu melalui pendidikan tentu menjadi permasalahan baru, terutama tentang bagaimana kegiatan pembelajaran yang memiliki tujuan seragam dapat memfasilitasi seluruh peserta didik yang memiliki keunikan masing-masing. Kontradiksi antara memfasilitasi keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka yang menuntut untuk terpenuhi menjadi tantangan baru bagi guru.Â
Keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka dalam pembelajaran memerlukan faktor lain untuk membentuk relevansi dan menciptakan pembelajaran yang berkesinambungan. Oleh sebab itu, diperlukan penerapan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan konsep pembelajaran yang memahami dan mengakomodasi keragaman peserta didik, baik dari karakteristik, minat, sampai dengan tingkat pemahamannya.Â
Pembelajaran berdiferensiasi memiliki maksud untuk menciptakan pembelajaran yang dapat diakses dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh peserta didik. Dengan begitu, tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat dicapai oleh setiap peserta didik. Melalui penerapan dari pembelajaran berdiferensiasi, tercipta hubungan yang dapat diimplementasikan antara keberagaman peserta didik dan target kurikulum merdeka.Â
Adapun dalam implementasinya, masih banyak guru yang hanya terfokus pada diferensiasi berdasarkan minat dan gaya belajar. Padahal pembelajaran berdiferensiasi bukan hanya memetakan peserta didik berdasarkan minat dan gaya belajar.
Berdasarkan hal tersebut, cara kerja pembelajaran berdiferensiasi perlu dipahami oleh guru terlebih dahulu. Pemahaman atas pembelajaran berdiferensiasi ini dapat membantu guru untuk memfasilitasi setiap peserta didik dalam pembelajaran dengan baik, bukan sekadar memetakan peserta didik ke dalam kelompok sesuai dengan minat dan gaya belajarnya.
 Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu memahami setiap peserta didik, khususnya terkait kesiapan belajar, minat, serta profil belajarnya. Ketiga hal tersebut dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, seperti observasi dan pelaksanaan asesmen diagnostik.Â
Dari pada memetakan peserta didik berdasarkan gaya belajar, guru dapat menggali lebih dalam kemampuan awal peserta didik melalui asesmen diagnostik untuk memetakan kelompok. Pembelajaran berdiferensiasi dengan pemetaan kelompok berdasarkan kesiapan belajar justru dapat lebih bermakna dan efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran.Â
Hal ini sebab pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi akan lebih berfokus pada kemampuan setiap peserta didik dan bagaimana mengantarkan setiap peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Dengan begitu, tercipta efektifitas proses pembelajaran yang mengakomodasi keragaman peserta didik dalam pencapaian target kurikulum merdeka.
Adapun pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kemampuan awal, yang merupakan wujud dari kesiapan belajar, tidak serta merta memisahkan dan mengelompokkan peserta didik dengan kemampuan awal yang sama.Â
Diperlukan pengimplementasian aspek-aspek dari pembelajaran berdiferensiasi, yaitu konten, proses, produk (Amin, dkk,. 2023, h.655). Â Penerapan pembelajaran diferensiasi konten berfokus pada penyesuaian pemberian konten atau materi kepada peserta didik, baik dalam bentuk kontennya atau juga metode dalam memahami konten. Diferensiasi proses berfokus pada bagaimana peserta didik akan memahami materi yang dipelajari.Â
Guru dapat mendiferensiasikan proses melalui penyesuaian kompleksitas tugas dengan tingkat pemahaman peserta didik. Diferensiasi produk berfokus pada bagaimana peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bentuk karya yang dihasilkan dari penugasan. Adapun lingkungan belajar berfokus pada fleksibilitas dari kondisi lingkungan belajar agar dapat terlaksana pembelajaran berdiferensiasi.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kemampuan awal sebagai bentuk kesiapan peserta didik dapat dicontohkan pada pembelajaran mengidentifikasi unsur pembangun cerita pendek. Guru di awal pembelajaran dapat memberikan asesmen untuk mengukur pemahaman awal peserta didik.Â
Hasil dari asesmen tersebut kemudian digunakan untuk memetakan peserta didik ke dalam kelompok berdasarkan pemahaman awal atau tingkat pemahamannya atas materi unsur cerpen.Â
Guru kemudian menerapkan diferensiasi konten, yaitu dengan memberikan cerpen kepada setiap kelompok dengan membedakan tingkat kesulitan dan kompleksitas tema permasalahan. Kelompok peserta didik mahir akan diberi cerpen dengan tema permasalahan rumit; kelompok peserta didik berkembang akan diberi cerpen dengan tema permasalahan yang sedang; dan kelompok peserta didik baru berkembang akan diberi cerpen dengan tema permasalahan sederhana.Â
Selanjutnya, guru dapat menerapkan diferensiasi proses dengan dua cara, yaitu memberikan tugas yang berbeda antarkelompok atau dengan memberikan bimbingan yang berbeda antara kelompok mahir, berkembang, dan  baru berkembang.Â
Dari kegiatan diferensiasi proses, selanjutnya guru melaksanakan diferensiasi produk dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memilih bentuk karya dari hasil analisis unsur cerpen. Adapun alternatif pilihan yaitu salindia, poster, atau video presentasi. Â
Dari rangkaian pembelajaran diferensiasi berdasarkan kesiapan belajar tersebut, terwujud pembelajaran yang memfasilitasi setiap peserta didik yang beragam kemampuannya agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.Â
Selain itu, tuntutan atas terciptanya peserta didik yang merdeka dalam belajar juga terlaksana, sebab pembelajaran berdiferensiasi berpusat kepada peserta didik sebagai subjek pembelajaran. Hal ini berdampak pada terciptanya pembelajaran yang berfokus pada tingkat kemampuan dan potensi setiap peserta didik.
 Oleh sebab itu, pembelajaran berdiferensiasi, khususnya berdasarkan kesiapan belajar, dapat menghubungkan antara keberagaman peserta didik dan target kurikulum sehingga keduanya dapat terlaksana serta tercapai melalui pembelajaran.Â
Harapannya, guru sebagai fasilitator dapat mengembangkan pemahamannya dan menerapkan pembelajaran diferensiasi berdasarkan kesiapan belajar agar dapat memberikan akses yang setara dalam pembelajaran, serta dapat membantu tercapainya target kurikulum merdeka secara tepat.
RUJUKAN
Amin, Y., Siswanto, J., Untari, M., & Kanitri, N. 2023. Implementasi Pembelajaran Berdiferensiasi Proses dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN Pedurungan Kidul. Pendas: Jrunal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 653-664. https://doi.org/10.23969/jp.v8i1.7362
Hamzah, M. R., Mujiwati, Y., Zuhriyah, F. A., & Suryanda, D. (2022). Kurikulum Merdeka Belajar sebagai Wujud Pendidikan yang Memerdekakan Peserta Didik. Arus Jurnal Pendidikan, 2(3), 221--226. https://doi.org/10.57250/ajup.v2i3.112
Purnawanto, A. T, (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi. JURNAL PEDAGOGY, 16(1), 34-54. https://jurnal.staimuhblora.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/152
Yani, D.R. & Susanti, R. 2023. Keberagaman Peserta Didik dalam Pemenuhan Target Kurikulum melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Guruku: Jurnal Pendidikan Profesi Guru, 2(1). https://doi.org/10.19109/guruku.v2i1.17576
BIODATA SINGKAT
Ika Wulan Arvelia merupakan mahasiswa PPG Calon Guru Gelombang 2 Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Memiliki ketertarikan dan pengalaman sukarelawan bidang penulisan konten dan pendidikan mengantarkan pilihannya untuk menjadi guru Bahasa Indonesia. Informasi lebih lanjut dapat melalui Instagram @wulanarvelia atau email wulanarvelia@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H