Kamu pasti sering mendengar istilah toxic productivity, toxic friends dan toxic relationship. Ternyata ada istilah lain selain itu lho! Pasti kamu akhir-akhir ini sudah tidak asing ketika mendengar istilah baru yang berkaitan dengan toxic bukan? Salah satunya ialah istilah toxic positivity.
Apa, sih, toxic positivity itu? Apakah kamu pernah mengalaminya secara tidak sadar? Mari kenali soal toxic positivity dalam artikel ini. Ayo semakin kita cepat sadar semakin kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik!
Sebenarnya, Toxic Positivity Itu Apa, Sih?
Setiap orang mempunyai tingkat masalahnya masing-masing dan itu dapat menggores ataupun membuat perasaan seseorang itu rapuh. Ketika seseorang itu mencari jalan untuk menyelesaikan masalah yang sedang ia alami, biasanya ia akan bercerita kepada orang yang dipercaya. Sebagai contoh kamu tidak lulus dalam tes perguruan tinggi. Kemudian orang terdekat berkata " Gak apa-apa lah, belumbelum rezeki, mungkin usahamu harus lebih di tingkatkan lagi, harus semangat, lho!"
Nah, respon orang cenderung positif ini kadang bersebrangan dengan apa yang kamu rasakan, orang yang sedang menghadapi masalah cenderung ingin dimengerti mengenai posisinya saat itu. Dilansir dari hellosehat kamu mengartikan toxic positivity adalah keyakinan intuk mempertahankan pola pikir positif dan tidak peduli seberapa sulitnya suatu situasi.
Ciri-ciri Orang Yang Mengalami Toxic Positivity, Jangan-jangan Kamu Salah Satunya!
Mungkin kamu penasaran bagaimana, sih, caranya mengetahui bahwa seseorang mulai memiliki sifat toxic positivity? Awalnya perilaku tersebut muncul dari ucapan orang yang niatnya untuk memotivasi, ternyata malah terdengar merendahkan atau berdampak negatif dari orang lain, dilansir dari bamai.umma ciri cirinya adalah:
1. Menghindari masalah
Seseorang yang memiliki kecendrungan toxic positivity akan memilih untuk menghindari permasalahan karena untuk menekan perasaan-perasaan yang negatif. Namun, hal ini tidak tepat karena dalam kehidupan kita akan bertemu dengan permasalahan yang serupa dan apabila kita sering menghindarinya, hal tersebut akan membuat kita menghadapi masalah yang lebih besar.
2. Sulit mengelola emosiÂ
Bersikap tidak terbuka dengan diri sendiri akan membuat orang tersebut kesulitan untuk mengelola emosinya. Sehingga jiwa pun menjadi semakin tidak tenang. Sebabnya emosi yang tidak terkontol.
3. Tidak jujur terhadap diri sendiriÂ
sering kali kita berfikir bahwa kita akan menjadi seseorang yang baik jika memunculkan sisi positif di hadapan banyak orang supaya orang lain terpengaruh menjadi positif juga, tetapi jika seseorang terlalu memaksa diri untuk terlihat selalu positif maka itu bukanlah hal yang baik.
Seseorang yang mengalami toxic positivity sulit berdamai dengan dirinya sendiri. Ia akan sulit menerima apabila emosi negatif keluar dalam dirinya dan ia akan merasa sangat bersalah apabila ia menujukan sifat itu secara tidak sengaja.
Sebelum Terlambat, Begini Cara Sederhana Untuk Mengatasi Toxic Postivity
Setelah membahas apa itu toxic positivity dan ciri-cirinya, nah disini kita akan membahas bagaimana sih cara mengatasi toxic positivity? dilansir dari Siloamhospitals berikut cara mengatasi toxic positivity:
1. Terima dan kelola emosi negatif yang dirasakanÂ
Kamu jangan terlarut-larut dalam seuatu emosi negatif karena hal tersebut bukan tindakan yang baik, tetapi kamu juga perlu untuk menerima emosi negatif tersebut agar tidak terjebak dalam toxic positivity. kamu juga harus bijak dalam mengelola dan meluapkan emosi yang ada pada dirimu dengan cara berdiskusi dengan teman atau keluarga.
2. Pahami suatu masalah tanpa menghakimiÂ
Kamu dapat merasakan emosi negatif itu dari mana saja, seperti stres karena tugas kuliah. Oleh karena itu, penting banget bagi kamu untuk memahami dan menemukan cara yang tepat untuk mengelolahnya.Â
ketika teman kamu curhat dan meluapkan emosi yang sedang ia rasakan, kamu bisa mendengarkannya sebaik mungkin tanpa menghakimi dia. Kamu juga haris menghindari perilaku membandingkan keadaan teman dan keadaan diri kamu sendiri kamera seseorang memiliki tingkat masalah yang berbeda.
3. Gunakan sosial media dengan bijak
Yang terakhir media sosial, medsos yang di gunakan secara berlebihan dan tidak bijak dapat membuat seseorang terjebak dalam toxic positivity, kenapa? karena penggunaan medsos secara berlebihan dan tidak bijak dapat membuat seseorang cenderung ingin menjadi sempurna dan positif dimata orang lain. Dari pada kamu membuang waktu menggunakan media sosial, kamu bisa memanfaatkan waktu luang dengan berkumpul bersama kelua.rga, teman, melakukan hobi, dan melakukan kegiatan positif lainnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H